7 Alasan Pasutri Menunda Punya Momongan, Waktunya Belum Tepat

Mereka ingin menyiapkan mental dan finansial dulu

Pertanyaan yang kerap diajukan orang setelah menikah adalah terkait momongan. Bahkan kamu dan pasangan, mungkin kerap menanyakannya pada teman atau saudara. Sekalipun kamu tahu, bahwa pertanyaan tersebut dapat menyinggung privasi mereka. Kalaupun telanjur menanyakannya, kamu harus mampu menghargai apa pun jawabannya.

Tidak sedikit pasangan suami istri yang sengaja menunda untuk memiliki anak. Kamu mesti memahami alasan yang dikemukakan, bukan malah mengeyel dengan pendapat sendiri. Apa yang baik bagimu, belum tentu akan positif pula untuk orang lain.

Jangan tergesa-gesa menyimpulkan sepasang suami istri tidak menginginkan kehadiran momongan dalam pernikahannya. Hindari mendorong mereka terlalu keras buat segera punya anak sebab itu dapat membuat mereka tertekan. Tujuh hal di bawah ini bisa menjadi pertimbangan mereka buat menunda memiliki momongan.

1. Usia masih muda

7 Alasan Pasutri Menunda Punya Momongan, Waktunya Belum Tepatilustrasi pasangan muda (pexels.com/Mizuno K)

Usia muda membawa konsekuensi berupa mental yang masih kurang siap untuk menjadi orangtua. Bagaimanapun juga, membesarkan anak merupakan tugas yang amat besar dan melekat sepanjang kehidupan seorang ayan dan ibu. Tidak ada salahnya sepasang kekasih menyegerakan pernikahan setelah usia mereka cukup dan punya pekerjaan, tetapi nanti-nanti dulu soal momongan.

Di usia kurang dari 25 tahun, pasangan suami istri kerap kali ingin menikmati dulu rumah tangga mereka tanpa kehadiran anak. Mereka ingin memperkuat fondasi pernikahan sebelum mengambil tanggung jawab yang lebih besar dengan membesarkan buah hati. Mereka sadar bahwa umur yang masih muda bikin mereka labil, ingin lebih banyak bersenang-senang, serta belum siap buat mengasuh.

2. Perlu adaptasi dulu dengan peran suami atau istri

7 Alasan Pasutri Menunda Punya Momongan, Waktunya Belum Tepatilustrasi sepatu bayi (pexels.com/Sarah Sh)

Setiap perubahan peran memerlukan penyesuaian diri. Sekalipun mereka menikah dengan bahagia, tidak lantas semua hal selepas pernikahan dapat dipastikan berjalan lancar. Ada perbedaan yang cukup besar antara hidup sebagai seorang lajang dengan telah menjadi suami atau istri.

Keseharian mereka amat terpengaruh dan mereka gak bisa lagi menjalani hari dengan semaunya sendiri. Mereka juga harus menyesuaikan diri dengan keluarga besar pasangan. Kalau mereka tergesa-gesa memiliki momongan, mereka takut akan gagal beradaptasi dengan peran orangtua karena belum mampu membagi perhatian dengan baik.

Baca Juga: 5 Pro Kontra Menunda Momongan bagi Pasangan Baru, Setuju?

3. Masih harus menyelesaikan studi

7 Alasan Pasutri Menunda Punya Momongan, Waktunya Belum Tepatilustrasi perempuan sibuk (pexels.com/Vlada Karpovich)

Mereka berpikir ada yang harus lebih diprioritaskan untuk saat ini. Salah satu atau malah keduanya masih menempuh studi. Mereka merasa berat apabila di saat yang sama dikaruniai momongan.

Bukan berarti mereka gak menginginkannya, cuma waktunya yang dirasa belum tepat. Studi tak jarang menimbulkan tekanan psikis, terutama saat pengerjaan tugas akhir. Tabungan pun masih banyak tersedot buat membiayai pendidikan.

Jika keinginan untuk memiliki momongan dipaksakan dalam waktu dekat, khawatirnya itu memengaruhi kesehatan ibu dan janin baik karena tingginya tingkat stres ibu maupun nutrisi yang kurang. Lebih baik studi diselesaikan dulu, baru kemudian mereka mempersiapkan diri untuk menyambut kehadiran buah hati. Mengatur prioritas penting agar mereka tidak merasa kepayahan dalam mengejar mimpi serta membina keluarga.

4. Kondisi finansial belum stabil

dm-player
7 Alasan Pasutri Menunda Punya Momongan, Waktunya Belum Tepatilustrasi pasangan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Begitu istri mengandung, kebutuhan dalam rumah tangga mulai meningkat. Ada biaya periksa kehamilan, menambah asupan nutrisi, persiapan persalinan, dan sebagainya. Wajar bagi pasangan mana pun lebih memperhitungkan kesiapan finansial mereka sebelum yakin untuk punya momongan.

Jangan sampai baru proses kehamilan saja sudah banyak masalah yang berawal dari kurangnya dana. Apalagi jika nanti anak harus tumbuh di tengah kondisi ekonomi keluarga yang minim, rasanya malah hanya menyengsarakannya. Pasangan yang memutuskan buat menunda punya momongan ingin memantapkan dulu kondisi finansialnya agar kesejahteraan anak lebih terjamin.

5. Sifat manja

7 Alasan Pasutri Menunda Punya Momongan, Waktunya Belum Tepatilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)

Untuk dapat menjalankan peran sebagai orangtua yang baik, sifat manja calon ayah atau calon ibu memang harus diturunkan terlebih dahulu. Jangan sampai nanti ayah atau ibu yang manja malah berebut perhatian dengan anak sendiri. Kemampuannya mengasuh anak menjadi rendah.

Sifat manja erat hubungannya dengan keegoisan dan kekanak-kanakan. Orangtua yang sifatnya masih manja cenderung kurang memperhatikan kebutuhan anak. Mereka lebih fokus pada keinginan-keinginan sendiri sekalipun itu berlawanan dengan kebutuhan anak.

6. Trauma terkait orangtua

7 Alasan Pasutri Menunda Punya Momongan, Waktunya Belum Tepatilustrasi ayah dan putranya (pexels.com/MART PRODUCTION)

Individu yang masih berada di bawah bayang-bayang rasa trauma terkait hubungannya dengan orangtua dahulu juga bisa ragu untuk memiliki anak. Misalnya, orangtuanya suka bersikap kasar padanya. Setelah ia dewasa, perasaannya terbelah.

Satu sisi, ia bersumpah tidak akan meniru perbuatan orangtuanya yang kasar. Di sisi lain, dia gak yakin bakal mampu menjadi orangtua yang baik buat anaknya nanti. Kurangnya role model dari orangtuanya membuat kepercayaan dirinya untuk menjadi ayah atau ibu juga rendah.

Sebaiknya trauma masa lalu ini disembuhkan dulu. Jangan ditabrak saja dengan segera memiliki anak karena bisa berbahaya bila nanti trauma itu ternyata masih menguasainya. Tingkat stresnya setelah anak lahir akan lebih tinggi.

7. Berjauhan dengan suami dan keluarga

7 Alasan Pasutri Menunda Punya Momongan, Waktunya Belum Tepatilustrasi sendirian di rumah (pexels.com/cottonbro studio)

Seorang istri yang tinggal sendirian tentu merasa takut menghadapi kehamilan. Selagi masih bisa ditunda, dia lebih suka mengandung ketika suami sudah ada di dekatnya atau ada keluarga besar yang cukup dekat tempat tinggalnya. Terlebih jika itu akan menjadi kehamilan pertamanya.

Misalnya, suami bekerja di luar kota. Meski suami rutin pulang, istri cemas bila ia dalam kondisi hamil dan terjadi sesuatu yang buruk ketika pasangannya tidak di rumah. Lain halnya jika ada asisten rumah tangga yang dapat diandalkan, ini meningkatkan kesiapan perempuan untuk mengandung sekalipun jauh dari suami dan keluarga.

Cepat atau lambat mayoritas pasangan suami istri akan mendambakan kehadiran momongan. Selain sebagai penerus keluarga, juga bentuk dari cinta mereka. Penundaan bukanlah hal yang buruk jika dengan begitu mereka justru lebih mampu menjalankan peran orangtua dengan baik ketika tiba waktunya nanti.

Baca Juga: 5 Pertimbangan untuk Menunda Momongan Pasca Menikah, Sudah Yakin?

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya