6 Momen Kangen Berat dengan Pasangan, Rasanya Gak Mau LDM

Bisa nangis tiap malam meski sudah video call

Menjalani long distance marriage atau tinggal berjauhan setelah menikah bukan hal mudah. Baik pengantin baru maupun setelah usia pernikahan mencapai bertahun-tahun tetap ada banyak tantangannya. Tidak salah kalau kamu dan pasangan sama-sama kerap dilanda rindu yang rasanya gak tertahankan lagi.

Lebih dari sekadar ingin bertemu sekarang juga, kalian seperti sudah kapok menjalani LDM. Kalian ingin tinggal serumah apa pun yang terjadi. Namun, tentu saja realitas yang dihadapi sering tak semudah itu. Menolak melanjutkan hubungan jarak jauh dapat seketika berpengaruh pada kondisi keuangan keluarga. 

Seperti salah satu dari kalian mesti keluar dari pekerjaan. Maka kamu dan pasangan memilih buat kembali bersabar meski kadang tidak mudah. Di enam momen kangen berat dengan pasangan berikut ini, menjadikan kalian mengerti arti kehadirannya amat penting.

1. Baru bertemu sebentar sudah harus berpisah lagi

6 Momen Kangen Berat dengan Pasangan, Rasanya Gak Mau LDMilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Leonardo Luz)

Kalian lama tidak bertemu, tetapi sekalinya bertemu cuma sebentar. Ini membuat kerinduan belum dicurahkan sampai tuntas. Berat sekali buat kalian harus kembali berpisah. Kamu ingin kalian bisa bersama lebih lama setiap pasangan pulang atau dirimu yang mendatanginya.

Tapi tuntutan pekerjaan dan jarak yang jauh sekali memang menyulitkan untuk kalian lebih sering berjumpa. Kalian terpisah berbulan-bulan dan cuma bertemu paling lama seminggu. Kadang baru 2 atau 3 malam bersama, salah satu telah harus pergi lagi.

Rindu yang tidak tersalurkan sampai tuntas akan menjadi ganjalan di hati. Hari-hari selepas sendiri lagi terasa jauh lebih berat daripada sebelum berjumpa pasangan. Rasa kangen telah bercampur dengan kesedihan. 

Baca Juga: 5 Watak yang Harus Kamu Hindari dalam Mencari Pasangan

2. Lagi ada masalah dan butuh dukungan

6 Momen Kangen Berat dengan Pasangan, Rasanya Gak Mau LDMilustrasi perempuan di kamar (pexels.com/Sami Abdullah)

Setiap hubungan sedikit banyak akan menciptakan rasa ketergantungan. Apalagi dalam hubungan suami istri yang kedekatannya menggantikan kedekatan anak dengan orangtua setelah ia dewasa. Pasangan tidak sama dengan sahabat, tetapi arti kehadirannya tidak tergantikan oleh yang lain.

Setelah menikah, umumnya pasangan menjadi orang yang paling dekat denganmu. Segala susah dan senang dirasakan bersama bahkan kerap kali disembunyikan dari orang lain demi menjaga privasi rumah tangga. Maka ketika kamu serta pasangan berjauhan, rasanya berat sekali ketika ada masalah.

Baik itu persoalan dalam pekerjaan, keluarga besar, atau terkait kesehatan sama-sama membuatmu butuh dukungan dari pasangan. Kalian memang bisa saling bertelepon, tapi rasanya sangat berbeda seandainya kamu dan pasangan berada di satu tempat. Jarak yang jauh bikin dirimu merasa cuma 50 persen ditemani pasangan. Sisanya mesti berjuang sendiri.

3. Ingin merayakan sesuatu dengannya

6 Momen Kangen Berat dengan Pasangan, Rasanya Gak Mau LDMilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Claud Lina)

Tanpa kehadiran pasangan, perayaan apa pun menjadi terasa hambar. Menurutmu, pasangan adalah orang yang wajib ada di momen-momen bahagia dalam hidupmu. Saat kalian berjauhan, dirimu jadi antara ingin merayakannya sekaligus merasa gak perlu karena dia tidak ada di sisimu.

Bila hanya ulang tahunmu atau ulang tahunnya, barangkali kalian sudah biasa gak memperingatinya. Akan tetapi, ulang tahun perkawinan atau keberhasilanmu baru-baru ini dalam pekerjaan tentu perlu dirayakan. Hanya saja, ketiadaan pasangan di dekatmu membuat dirimu tak tahu mesti merayakannya dengan siapa.

Tidak mungkin kamu mengundang orang lain di hari ulang tahun pernikahan kalian selagi pasangan juga gak ada. Sementara itu, meski kesuksesan dalam pekerjaan bisa dirayakan bersama teman-teman, pasangan sebagai support system  terbesarmu tidak bisa menyaksikan pencapaianmu. Dirimu pun tak dapat mengucapkan terima kasih padanya secara langsung atas setiap bentuk dukungannya.

4. Anak lagi sakit atau susah diatur

6 Momen Kangen Berat dengan Pasangan, Rasanya Gak Mau LDMilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Karolina Grabowska)

Mengasuh anak seorang diri sepanjang waktu juga bukan hal yang mudah. Makin kecil usianya, makin sering dia rewel. Kemandiriannya juga masih amat kurang sehingga kamu merasa capek sekali. Bukan hanya lelah fisik, tetapi juga batin.

Terutama ketika anak sedang sering sakit. Kamu setiap malam bergadang dan tak jarang panik sendiri di tengah malam. Bila anak sampai harus dirawat inap, dirimu juga mengurus segala keperluan di rumah sakit sendirian. Anak sedang sehat pun bukan berarti tak ada masalah yang membuatmu pusing.

Ada saatnya anak amat sukar diatur. Ia melawan semua aturanmu, tidak mau diajak bekerja sama, menolak bujukan apa pun, dan sedikit-sedikit marah serta menangis tanpa sebab yang jelas. Jika ada pasangan di rumah, setidaknya kalian dapat bahu-membahu dalam mengendalikan perilaku anak.

Ketika anak tidak akur denganmu, biasanya ia akan mendekati pasanganmu buat meminta pembelaan. Di situlah pasangan berperan buat menasihatinya dengan lebih tegas sekaligus tetap lembut. Bila orangtua kompak biasanya anak akhirnya mau menurut. Tanpa kehadiran pasangan, menenangkan anak butuh waktu lebih lama.

5. Hadirnya momongan

6 Momen Kangen Berat dengan Pasangan, Rasanya Gak Mau LDMilustrasi bayi (pexels.com/Rene Asmussen)

Hadirnya buah hati menjadi momen yang sangat indah dalam sebuah keluarga. Seorang istri pasti ingin terus ditemani oleh suaminya. Tidak hanya ketika melahirkan, tetapi juga selama menjalani masa mengandung yang berat.

Akan tetapi, jauhnya jarak yang memisahkan bikin istri harus kuat merasakan semua ketidaknyamanannya sendirian. Meski di rumah ada saudara, orangtua, atau ART tetap saja rasanya berbeda dengan seandainya ada suami di sisi. Perasaan rindu berat juga dialami oleh suami yang merantau.

Nalurinya sebagai kepala keluarga tentu membuatnya ingin berada di rumah dan menjadi suami yang SIAGA. Ia tidak tega membayangkan setiap hari istri sendirian merasakan tidak enak badan, kesakitan ketika menjelang persalinan, masih pula repot setelah bayi lahir. Walaupun ketika video call suami cuma menampakkan kebahagiaan melihat istri dan buah hatinya sehat, dalam hati pasti sedih karena tak bisa berada di tengah keluarga.

6. Hari raya

6 Momen Kangen Berat dengan Pasangan, Rasanya Gak Mau LDMilustrasi panggilan video (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Hari besar keagamaan biasanya juga menjadi waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Keluarga besar saja bertemu dan menghangatkan suasana rumah, masa keluarga inti malah terpisah? Namun, itulah yang terjadi padamu dan pasangan.

Pasangan gak bisa pulang karena masih harus bekerja. Saat keluarga besar dan tetangga berdatangan, mereka pasti menanyakan pasanganmu. Walaupun jawabannya jelas dan semua orang dapat memakluminya, boleh jadi suaramu akan tetap bergetar karena merasa sedih.

Berjauhan dengan pasangan di hari biasa dengan hari raya bisa terasa berbeda sekali. Di hari biasa semua orang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tidak ada yang terlalu memperhatikan keberadaan pasanganmu. Anak-anak juga bersekolah sehingga mereka tak sering menanyakan ayah atau ibunya.

Gak mudah untuk mendapatkan kembali ketenanganmu saat kamu lagi kangen berat dengan pasangan. Dirimu dapat mencoba mengatasinya dengan beberapa cara seperti menyibukkan diri. Dapat pula kalian lebih sering berkomunikasi. Kalau kamu lagi galau sekali dan memungkinkan, minta pasangan buat menelepon dan terus berbicara denganmu sampai dirimu dapat terlelap. Suaranya membuatmu merasa seakan-akan dia ada di sebelahmu.

Baca Juga: 5 Sumber Kekuatan untukmu Jalani Long Distance Marriage, Perlu Support

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya