5 Sebab Istri Lelah selama Bulan Puasa, Dituntut Masak Terus

Pasangan mesti sering membantu di segala hal

Orang yang sedang dalam keadaan berpuasa memang akan merasa lebih mudah lelah. Tenaga terasa amat terbatas, khususnya sepanjang siang. Akan tetapi, kelelahan seorang istri dapat lebih kuat dan terasa awet dibandingkan anggota keluarga yang lain.

Baru awal Ramadan saja, seorang istri yang juga ibu bisa terganggu kesehatannya bila sumber kelelahannya tidak segera diatasi. Apalagi nanti dengan makin dekatnya hari raya sampai rangkaian perayaan Lebaran selesai. Penting buat sebuah keluarga memperhatikan kondisi istri sekaligus ibu di bulan Ramadan.

Jangan sampai tanpa sadar baik pasangan, anak, maupun orangtua atau mertua membebaninya dengan lebih banyak tugas ketimbang di hari-hari biasa. Istri sekaligus ibu juga berhak beristirahat dan menggunakan lebih banyak waktunya guna beribadah seperti suami. Lima sebab istri lelah selama bulan puasa berikut ini seharusnya menyadarkanmu bahwa mereka perlu dibantu.

1. Puasa sambil mengasuh anak yang sangat aktif

5 Sebab Istri Lelah selama Bulan Puasa, Dituntut Masak Terusilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Yan Krukau)

Anak yang aktif tentu menyenangkan hati orangtua karena tanda dirinya dalam keadaan yang sehat. Akan tetapi, keaktifan anak dapat menjadi tantangan tersendiri saat ibu menjalankan ibadah puasa. Perempuan yang berperan sebagai pengasuh penuh waktu atas anak bisa merasa lelah sekali mengikuti anak ke mana pun.

Tidak mungkin juga untuknya melepas anak bermain sendirian di luar rumah atau hanya bersama teman-temannya. Jika sampai terjadi hal yang buruk pada anak ketika bermain tanpa pengawasan orangtua, seorang ibu bakal dinilai lalai. Padahal gak cuma di luar rumah, di dalam rumah pun anak yang aktif seperti tidak bisa diam.

Ia berlarian dan memanjat semua barang yang tinggi, seperti terali jendela, sepeda motor, hingga rak-rak. Tentu ini amat berbahaya sehingga ibu mesti terus memperhatikannya. Anak yang aktif juga sulit diajak tidur siang dan dapat mengamuk bila ibu menahannya buat berada di kamar atau dalam rumah saja.

Baca Juga: 5 Cara Menghabiskan Waktu Bersama Pasangan LDR

2. Dituntut buat masak terus

5 Sebab Istri Lelah selama Bulan Puasa, Dituntut Masak Terusilustrasi memasak (pexels.com/Elina Fairytale)

Di bulan puasa sering kali perhatian orang justru fokus ke makanan terus. Istri yang ditugasi sebagai koki keluarga bisa kewalahan karena mesti memasak melulu. Di sore hari ketika tubuh sudah hampir kehabisan energi, ia masih harus memasak hidangan lengkap.

Ada takjil berupa minuman dan kudapan plus makanan berat. Mending bila anggota keluarga sepakat buat makan sahur dengan menu yang sama dengan berbuka. Ia jadi tidak perlu memasak kembali sebelum tidur atau mendekati waktu sahur. Sisa masakan berbuka tinggal dihangatkan kembali.

Tapi tak sedikit suami, anak, serta orangtua atau mertua yang memintanya terus menyediakan menu yang baru di meja makan. Saat suami sehabis salat Tarawih dapat beristirahat, istri masih di dapur untuk menyiapkan sahur. Atau, istri bangun jam 02.00 demi memasak selagi anggota keluarga yang lain baru bangun 1,5 jam kemudian.

Masak terus apalagi di bulan puasa itu melelahkan, lho. Alangkah baiknya urusan perut lebih disederhanakan. Seorang istri juga bakal senang bila sehari hanya perlu memasak sekali atau malah semua sajian sesekali beli saja agar praktis.

3. Jadi sasaran kritik saat keluarga bosan dengan menu rumah

5 Sebab Istri Lelah selama Bulan Puasa, Dituntut Masak Terusilustrasi makan bersama (pexels.com/Annushka Ahuja)

Istri sudah capek-capek memasak untuk buka dan sahur, tapi bukannya diapresiasi malah dikritik terus. Padahal dengan jam terbangnya yang tinggi di dapur, memasak sambil berpuasa bahkan memejamkan mata pun sebetulnya tak membuat masakannya gagal. Hanya saja, ketika berpuasa masih diidentikkan dengan makan yang seenak mungkin saat berbuka maka rasa bosan mudah timbul.

Anggota keluarganya masih sulit merasa cukup dan mesyukuri apa yang tersaji di meja makan. Mereka juga belum memahami bahwa penurunan selera makan wajar terjadi setelah berhari-hari berpuasa. Sebetulnya, ini tanda bahwa diri makin terlindungi dari hawa nafsu yang berlebihan.

Melalui berpuasa, tubuh dilatih buat makan sekadar cukup untuk bertahan hidup. Bukan makan terus buat mengejar kenikmatan di lidah saja. Kritik atas masakan dapat membuat seorang istri merasa kurang dihargai. Daripada mengkritik lantaran bosan pada menu rumah, seorang suami sebaiknya bilang agar besok istri libur memasak dan mereka beli makan di luar saja sekalian refreshing. 

4. Kesibukan kerjanya meningkat

5 Sebab Istri Lelah selama Bulan Puasa, Dituntut Masak Terusilustrasi ibu bekerja (pexels.com/Jep Gambardella)

Tidak semua pekerjaan menjadi lebih ringan selama bulan Ramadan. Meski sebagian besar pekerja pulang kantor lebih awal, ada pula orang yang kesibukannya meningkat selama Ramadan. Ini berlaku untuk sebagian karyawan kantor, pemilik usaha, maupun pekerja lepas.

Padahal selain bekerja mencari nafkah, perempuan tetap dituntut untuk menjadi istri serta ibu yang sempurna. Mestinya tuntutan begini dilonggarkan mengingat kesibukannya bertambah sedangkan energinya lebih terbatas selama berpuasa. Pasangan wajib dapat membantunya menangani keperluan-keperluan harian di rumah.

Anak-anak juga perlu belajar lebih mandiri agar ibu tidak kekurangan waktu buat mendapatkan istirahat yang berkualitas. Jangan memberikan nasihat yang konyol seperti agar ia mengabaikan pekerjaannya. Kenyataan hidup tidak segampang itu sebab tanpa bantuan nafkah darinya, suami juga dapat kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Persiapan hari raya sepenuhnya diserahkan padanya

5 Sebab Istri Lelah selama Bulan Puasa, Dituntut Masak Terusilustrasi membuat kue (pexels.com/Antonius Ferret)

Persiapan hari raya di setiap keluarga berbeda-beda. Ada keluarga yang mempersiapkannya sekadarnya saja karena tamu yang datang sedikit. Ada juga keluarga yang sama sekali gak mempersiapkan apa pun lantaran perbedaan antara Lebaran dengan hari-hari sebelumnya cuma tak lagi berpuasa serta pagi-pagi pergi salat Id.

Namun, ada juga keluarga yang persiapan menyambut Idulfitri sangat kompleks. Dari masak besar hidangan khas Lebaran yang terdiri dari makanan berat serta kue-kue sampai pembersihan rumah secara total. Tidak cukup hanya dengan menyapu dan mengepel lantai melainkan juga mengganti semua gorden, menata ulang setiap perabot, membeli aneka pakaian baru untuk keluarga sendiri maupun orang lain, dan sebagainya.

Bila seluruh persiapan ini diserahkan pada satu orang, tentu minggu ketiga dan keempat bulan Ramadan menjadi amat sibuk baginya. Setiap hari ada saja yang dikerjakannya dalam rangka mempersiapkan Lebaran. Jangan sampai ada yang ketinggalan karena semua tanggung jawab atas kelancaran hari tersebut ada di pundaknya.

Sebaiknya, bulan Ramadan selain digunakan untuk memperbanyak ibadah juga buat mengistirahatkan diri. Istirahat pencernaan sudah jelas karena orang yang berpuasa tidak makan dan minum dari matahari terbit sampai tenggelam. Tapi juga mengistirahatkan seorang istri dari berbagai tugas yang masih dapat disederhanakan.

Jangan ribet soal makanan dan minuman bakal buka serta sahur. Seluruh anggota keluarga juga mesti membantu aneka pekerjaan rumah, termasuk mengasuh anak yang masih perlu pengawasan ekstra. Jangan cuma puasa suami yang lancar. Puasa istri juga tak boleh terganggu gara-gara lima sebab istri lelah selama bulan puasa serta kurangnya rasa pengertian dari orang-orang di sekitarnya.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Energi selama Puasa, Aktivitas Tetap Jalan

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya