7 Penyebab Pasangan Gak Suka Melihatmu Berhasil, Merasa Insecure?

2. Kamu bisa mencapainya tanpa bantuannya

ilustrasi pasangan (pexels.com/fauxels)

Secara tidak langsung, barangkali pasangan juga telah membantumu dalam meraih apa pun. Seperti dengan dia gak rewel dan minta diurus olehmu sepanjang hari, sehingga kamu memiliki waktu serta energi buat mengejar impian. Ia pun termasuk memfasilitasi kamu, misalnya dengan menyediakan WiFi yang mendukung kerjamu dari rumah.

Namun, bantuan seperti itu gak dianggapnya berperan penting dalam keberhasilanmu. Pencapaian yang kamu raih dengan kemampuan besar dalam diri, malah membuatnya merasa tak dibutuhkan olehmu. Dia melihatmu sudah hebat dan keberadaannya di sisimu tidak terlalu penting.

3. Takut keberhasilan mengubah sikapmu padanya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Tipe pasangan pencemas dengan cepat memikirkan berbagai kemungkinan pengaruh dari keberhasilanmu terhadap sikapmu padanya. Apakah setelah ini kamu masih menghargainya? Ataukah kesuksesan itu bakal membuatmu suka mencela dan meremehkannya?

Ataukah sekarang kamu sudah punya circle baru yang berisi orang-orang hebat dan di antaranya mungkin ada lawan jenis yang menarik perhatianmu? Sifatnya yang mudah khawatir ini tentu telah kerap muncul dalam hubungan kalian.

Kamu bisa meredakan kecemasannya dengan kata-kata, perhatian, serta tentunya membuktikan dari hari ke hari, bahwa sikapmu padanya tak berubah buruk setelah keberhasilan itu.

Baca Juga: 5 Ciri Pasangan Merasa Tersaingi dengan Kesuksesanmu, Sering Insecure

4. Keberhasilanmu diikuti dengan peningkatan kesibukan

ilustrasi pasangan (pexels.com/William Fortunato)

Semua orang tentu membutuhkan perhatian dari pasangannya. Namun, beberapa orang memerlukannya dalam tingkat yang lebih tinggi, sehingga agak sukar menoleransi kesibukan pasangan. Lebih-lebih tadinya kesibukanmu gak seberapa dan sekarang jauh lebih padat selepas meraih keberhasilan.

Hal pertama yang dipikirkannya adalah tentang hubungan kalian. Kesibukan itu boleh jadi mengurangi waktumu bersama keluarga. Mana yang perlu diprioritaskan bila begini? Tentu kalian mesti duduk bersama dan membicarakannya.

Hindari mengharuskan siapa pun buat memilih satu di antara dua hal yang sama-sama penting. Ajak pasanganmu buat mengatur strategi, supaya kalian masih bisa curi-curi waktu untuk menikmati kebersamaan, fokus pada kualitas hubungan, serta saling menjaga komunikasi dan kepercayaan.

5. Tahu ada yang gak benar dari caramu mencapai sesuatu

ilustrasi pasangan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pasangan yang baik memang gak boleh membiarkanmu jatuh dalam perbuatan yang keliru cuma buat meraih keinginan. Dia tentu bakal ikut bahagia dan bangga apabila dirimu berhasil dengan cara-cara yang bersih. Namun, adanya perbuatan tercela dalam keberhasilanmu membuatnya lebih suka kamu gak meraihnya.

Renungkan dan pastikan benar atau tidaknya dugaannya. Bila ia benar, kamu mesti memperbaiki diri dan tak mengulanginya lagi di masa-masa yang akan datang. Namun jika itu tak lebih dari prasangkanya, tunjukkan bukti-bukti yang menunjukkan bersihnya perjuanganmu.

6. Attitude-mu menjadi buruk pada siapa saja

ilustrasi pasangan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Walaupun sikapmu kepada pasangan tetap bahkan makin baik selepas kamu sukses, dia kurang respek apabila sikapmu ke orang lain berbeda. Contohnya, kesuksesan membuat kantongmu makin tebal. Sebagai pasangan, dia kecipratan rezeki serta kamu lebih memanjakannya.

Namun, di luar kamu menunjukkan kesombongan serta menjadi suka meremehkan orang. Kebahagiaannya karena dimanjakan olehmu tak sebanding rasa tidak nyaman, serta malunya saat melihat sikapmu pada orang-orang. Dia ingin kamu tetap rendah hati pada siapa saja setinggi apa pun pencapaian diri.

7. Kamu sukses ketika dia gagal

ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Semestinya sih, situasi begini gak perlu disikapi dengan kecemburuan. Bagaimanapun juga, keberhasilanmu kala dia gagal malah dapat menyelamatkan hidup kalian berdua. Seperti proyeknya gagal sedangkan kamu mendapatkan kenaikan jabatan.

Kondisi di atas memastikan kebutuhan keluarga kalian tetap terpenuhi dengan baik karena penghasilanmu meningkat tepat saat proyek pasangan mengalami kerugian. Namun, pasangan yang menjadi sebal dengan keberhasilanmu kalah oleh rasa gengsinya. Di depanmu, ia menjadi merasa begitu payah.

Walaupun seharusnya gak ada aroma kompetisi dalam hubungan, tak urung keberhasilan salah satu bisa bikin pasangannya mendadak insecure. Sebagai pihak yang sedang bernasib baik, kamu perlu membantu pasangan mendapatkan kembali rasa aman dan kepercayaan dirinya. Sebaliknya, pasanganmu juga mesti belajar mengapresiasi hasil kerja kerasmu dan gak merasa harus selalu lebih sukses darimu.

Jangan tergesa-gesa mengartikan rasa tidak suka pasangan terhadap keberhasilanmu sebagai tanda kalian tidak cocok dan gak mampu meneruskan hubungan. Selama dia tidak menjegal setiap langkahmu, hidup bersamanya masih aman, kok. Sering-sering mengobrol saja dan mengartikan ulang keberhasilan masing-masing, serta menekankan pengaruh positifnya untuk hubungan kalian.

Baca Juga: 7 Cara Menghargai dan Mendukung Teman atau Pasangan Introvert