Hanya Ini yang Ingin Kusampaikan Atas Ketidakhadiranmu di Hidupku, Ayah

Meski engkau tidak di sini, aku tidak marah.

Halo ayah,

Tahun demi tahun, tetes air mata dan rasa sakit terus mengisi kekosongan di dalam hatiku. Selama ini, engkau kasat mata, engkau tidak hadir. Engkau absen. Mungkin hanya ibu yang menyadari ruang hampa yang terlukiskan di wajahku, sebab aku tidak ingin menunjukkan pada sahabat-sahabatku bahwa tidak adanya keberadaanmu membuatku semakin lemah, semakin sepi.

Setiap aku berlutut untuk berdoa, engkau selalu kuselipkan agar ketika keajaiban datang, aku bisa melihatmu. Tidak ada pelukan yang pernah engkau lingkarkan padaku sejak engkau menjejakkan langkah melewati pintu pagar coklat rumah kita. Tidak ada senyuman yang engkau lemparkan sejak engkau pergi di usiaku yang belum genap mencapai lima tahun.

Hanya Ini yang Ingin Kusampaikan Atas Ketidakhadiranmu di Hidupku, AyahSumber Gambar: amandahedgepethphoographyblog.com

Aku masih ingat di hari pertama aku mendapatkan peran dalam drama panggung TK, engkau tidak hadir untuk menontonku. Juga ketika aku melenggakkan tarian dalam pentas seni SMP, engkau tidak hadir untuk memberiku sorakan seperti ayah-ayah lain di ruangan itu.

Tahun demi tahun, engkau tidak hadir di saat aku ingin meminta nasihat mengenai bunga-bunga asmara yang mulai tumbuh dan menggelitik hatiku. Ketika ada laki-laki lain yang mengisi ruang pikirku selain engkau. Engkau tidak hadir di saat aku telah memiliki pacar pertamaku.

Hanya Ini yang Ingin Kusampaikan Atas Ketidakhadiranmu di Hidupku, AyahSumber Gambar: getrealchurch.org
dm-player

Meski engkau tidak hadir di hari kelulusan kuliahku, aku tidak marah. Meski engkau tidak tahu bahwa aku berhasil mencatat prestasi membanggakan di antara teman-temanku, aku tidak marah. Meski engkau berada jauh di kota lain, aku tidak mempermasalahkannya. Meski engkau tidak memilih untuk mengetahui kabarku, aku tidak mempertanyakannya. Meski aku tidak tahu apakah engkau akan hadir di hari penrikahan atau tidak, aku tidak akan kecewa. Biarlah hanya Tuhan yang memegang semua jawab atas tanya pedih itu. 

Aku ingin bisa memanggilmu "Ayah", seperti aku memanggil sahabat terbaikku "Ibu". Tapi aku tahu hal itu tidak mungkin. Ayah, terkadang aku sedih. Meski aku tidak terlalu menyukai kisah-kisah dongeng itu, tapi aku yakin engkau akan selalu menjadi raja dalam hidupku. Aku pun berharap engkau selalu melihatku sebagai putri yang pernah hadir dalam hidupmu. Meski engkau telah memiliki putri yang lain, tapi aku tahu kenangan tentangku masih terus terukir di hatimu.

 Hanya Ini yang Ingin Kusampaikan Atas Ketidakhadiranmu di Hidupku, AyahSumber Gambar: amandahedgepethphoographyblog.com

Terima kasih, Ayah telah memberiku pelajaran berharga. Engkau telah menjadi seorang pahlawan dengan menunjukkan bahwa aku bisa berdiri dengan kakiku sendiri. Engkau mengajariku bahwa aku bisa menjadi pahlawan bagi diriku sendiriku dan juga Ibu. Meski tidak ada kenangan penuh senyum dan warna yang berputar dalam memoriku, aku tetap menyayangi.

Aku sayang Ayah.

Salam sayang,

Putrimu yang masih menunggu.

Topik:

Berita Terkini Lainnya