Kamu Pengantin Baru? Begini 4 Cara Penyesuaian Diri ala Ilmu Sosiologi

Belajar adaptasi untuk hidup bersama pasanganmu, ya!

Siapa sih yang tidak mengalami culture shock dengan kehidupan yang baru setelah dalam pernikahan? Rasanya hal tersebut wajar, ya. Yang mana, secara sosiologis culture shock ini menggambarkan keterkejutan karena berada di lingkungan baru dengan nilai-nilai yang berbeda dari lingkungan lama.

Dengan begitu, ketika awalnya kamu terbiasa hidup sendiri, rasanya jadi aneh ketika apa-apa jadi berdua dengan pasangan, nih. Tapi tenang, hal tersebut bisa diatasi dengan sebuah penyesuaian diri yang dalam ilmu sosiologi dijelaskan pada teori AGIL. Teori tersebut merupakan buah pemikiran dari Talcott Parsons.

Nah, AGIL sendiri berisikan Adaptation (adaptasi), Goal Attainment (pencapaian tujuan), Integration (integrasi), dan Latency (pemeliharaan pola). Untuk mengetahui penjabaran keempat konsep tersebut dalam penyesuaian diri setelah menikah langsung simak ulasan berikut, ya.

Baca Juga: 5 Tanda Hubungan Rumah Tangga yang Harmonis, Bak Pengantin Baru!

1. Adaptasi dengan kehidupan pasangan

Kamu Pengantin Baru? Begini 4 Cara Penyesuaian Diri ala Ilmu Sosiologiilustrasi pasangan (pixabay.com/panajiotis)

Parsons dalam ilmu sosiologinya menjelaskan bahwa adapatasi merupakan wujud dari mengatasi situasional yang datang dari luar. Dengan kata lain, pelaku adaptasi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan beserta segala kebutuhan-kebutuhan yang ada di dalamnya.

Sejalan keinginan kamu untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan pernikahan, maka hal pertama yang bisa kamu lakukan yakni dengan beradaptasi. Kamu bisa memulai dengan menanamkan prinsip bahwa saat ini kamu adalah dua orang. Ketika kamu sedih, maka rasa sedih itu terbagi untuk dua orang. Pun sebaliknya, ketika kamu bahagia, maka ada pasanganmu yang tak kalah ikut bahagia.

Layaknya kamu memiliki sepotong kue kecil, saat lapar juga tetap harus dibagi berdua dengan pasanganmu. Pun saat kamu memiliki beban kecil, meski kamu bisa mengatasinya sendiri terkadang pasangan tetap ingin membantu, itulah kehidupan barumu.

Intinya, dalam segala hal kecil hingga besar akan kamu alami berdua dengan pasangan, bukan lagi sendirian. Jadi, kamu harus adaptasi dengan mengenal kehidupan dan segala sesuatu tentang pasanganmu, secara lebih dalam, ya. Hal tersebut mengingat kamu akan bersama dia dari bangun tidur hingga tidur kembali. Jadi, ketika kamu mengenal hingga memahami dia, maka proses adaptasi juga jadi lebih mudah.

2. Pencapaian tujuan pernikahan

Kamu Pengantin Baru? Begini 4 Cara Penyesuaian Diri ala Ilmu Sosiologiilustrasi pasangan (pixabay.com/5688709)

Pencapaian tujuan ini menjadi penting mengingat nantinya akan menjadi pedoman dalam proses adaptasi. Yang mana pencapaian tujuan secara sosiologis mengajarkan untuk kamu mendefinisikan tujuan-tujuan pernikahan hingga mencapai tujuan tersebut.

Dengan adanya tujuan pernikahan, maka saat kamu merasa gagal beradaptasi, tidak cocok dengan pasangan, bertengkar karena hal kecil hingga fatal, ya ingatlah tujuan tersebut. Secara lebih kompleks, dengan tujuan yang kuat, maka susahnya beradaptasi itu akan bisa karena terbiasa, lebih tepatnya bisa karena cinta, ya.

Jadi, apa tujuan pernikahanmu? Coba diskusikan dengan pasanganmu, ya. Dengan mendiskusikan hal tersebut, selain menjadi bahan obrolan, pasanganmu juga jadi tahu akan usahamu untuk beradaptasi. Dengan begitu, dia bisa membantumu adaptasi, atau mungkin dia justru ikut mencurahkan jika sejujurnya sedang usaha adaptasi seperti kamu. Pada akhirnya, kalian bisa saling terbuka, membantu untuk beradaptasi, serta belajar saling nyaman hidup bersama, ya.

Baca Juga: 5 Cara Menurut Sosiologi untuk Mengatasi Rasa Insecure

3. Integrasi dengan membuat peraturan

Kamu Pengantin Baru? Begini 4 Cara Penyesuaian Diri ala Ilmu Sosiologiilustrasi pasangan (pixabay.com/panajiotis)

Secara sosiologis, integrasi ini bertugas untuk mengatur bagian-bagian yang menjadi komponennya. Yaitu, mulai dari adaptasi, pencapaian tujuan, hingga pemeliharaan pola. Nah, tujuan integrasi dalam upaya penyesuaian dirimu dengan kehidupan setelah menikah ini ya untuk menjaga ketiga komponen tersebut bisa tetap fungsional sebagaimana mestinya.

Oleh karena itu, kamu perlu membuat peraturan supaya komponen-komponen yang ada bisa teratur dan tetap fungsional. Sederhananya, seperti peraturan menjadi suami atau istri yang baik. Mulai dari pembagian pekerjaan rumah, hingga urusan di luar rumah. Dengan adanya peraturan semacam ini, maka penyesuaian diri jadi lebih mudah karena ada batasan, pedoman, dan arahnya, ya.

4. Pemeliharaan pola secara keseluruhan

Kamu Pengantin Baru? Begini 4 Cara Penyesuaian Diri ala Ilmu Sosiologiilustrasi pasangan (pixabay.com/StockSnap)

Puncak teoritis dari ilmu sosiologi dari proses penyesuaian diri berada pada bagian pemeliharaan pola. Parsons sendiri mendefinisikan pemeliharaan pola sebagai sistem yang melengkapi, memelihara, dan memperbarui motivasi individu yang jadi pelakunya.

Jadi, adanya pemeliharaan pola ini bermakna komitmen untuk menjalankan komponen adaptasi, tujuan, dan peraturan yang ada. Tentunya, sebagus apa pun ketiga komponen tersebut, kalau tidak ada komitmen untuk menjalankannya, ya sia-sia saja.

Pada akhirnya, menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru itu tidak ada yang mudah, ya. Memulai semuanya dari nol bersama orang yang masih terasa asing tentunya cukup aneh jika langsung bisa terbiasa, terlebih nyaman.

Jadi, kalau kamu merasa bingung, bosan, ragu, takut, berat, jangan menyerah untuk belajar beradaptasi. Kamu bisa coba memperbarui motivasimu, merasakan betapa kalian saling mencintai, lalu kembali berkomitmen hingga mencapai keberhasilan dari yang kamu mulai, ya!

Baca Juga: 5 Cara Mendapatkan Hati Gebetan ala Sosiologi, Auto Dilirik!

Melinda Fujiana Photo Verified Writer Melinda Fujiana

Have a nice day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya