Mengalami Verbal Abuse dalam Hubungan? Hadapi dengan 5 Cara Ini!

Kekerasan dalam hubungan bukan hanya berupa physical abuse, tetapi bisa juga berbentuk verbal. Meskipun lukanya gak terlihat jelas seperti kekerasan fisik, verbal abuse pun ternyata bisa merusak mental sang korban.
"Pelecehan verbal dapat dilakukan dengan cara apa pun, bisa jadi ucapan yang membuat pasangan merasa kurang dihargai atau penting dalam suatu hubungan," jelas Amelia Peck, terapis pernikahan dan keluarga, dilansir Brides.
Luka yang disebabkan oleh verbal abuse biasanya berupa kerusakan internal. Mungkin gak terlihat, tetapi bisa dirasakan. Dampaknya bisa membuat korban depresi, cemas, hingga kondisi emosional kacau. Cobalah untuk menghadapi verbal abuse dengan 5 cara di bawah ini!
1. Tetapkan batasan yang jelas dalam dirimu

Cara pertama yang bisa kamu lakukan adalah menetapkan batasan yang jelas dalam diri. Jangan sampai kamu selalu mewajarkan semua ucapan kasar dari pasangan, bahkan jika ucapan tersebut membuat sakit hati.
"Katakan pada diri sendiri bahwa kamu gak akan terus terlibat dengan orang ini jika mereka meninggikan suaranya atau memanipulasi emosimu," ujar Holly Severson Herzog, seorang psikolog berlisensi, dilansir Psych Central.
Dengan menetapkan batasan jelas, kamu akan menyadari sikap atau ucapan mana saja yang sudah gak bisa ditolerir. Meskipun ia merupakan pasanganmu, tetapi bukan berarti kamu harus mewajarkan seluruh perilakunya.
2. Tetaplah melindungi harga dirimu

Jika sudah menetapkan batasan yang harus diterapkan, maka kamu juga harus melindungi harga diri. Banyak orang yang diam saja ketika mendapatkan verbal abuse dari pasangan. Padahal, hal tersebut terbukti mampu menyakiti harga diri hingga merusak kesehatan mental.
"Cara terbaik untuk menangani pelecehan verbal adalah memiliki rasa harga diri yang kuat. Tanamkan dalam hati bahwa orang tersebut gak berhak berbicara kepadamu dengan cara seperti itu," saran Gayle Weill, psikoterapis dan clinical social worker berlisensi, dilansir Psych Central.
Jika sudah memiliki rasa harga diri tinggi, maka kamu gak akan takut meninggalkan pasangan yang terlalu sering melakukan verbal abuse. Ketahuilah bahwa dirimu adalah yang paling berharga dibandingkan siapa pun.
3. Cobalah obrolkan dengan pasangan

Jangan takut untuk mengakui kepada pasangan bahwa kamu sakit hati dengan ucapannya. Jika kamu hanya diam saja, maka pasangan menganggap bahwa perilaku tersebut masih dalam batas wajar. Oleh sebab itu, katakan yang sejujurnya kepada pasangan.
Melansir Very Well Mind, Ariane Resnick, seorang mental health writer dan nutritionist, menyebutkan bahwa kamu bisa mengatakan ucapan apa yang membuatmu sakit hati dan bagaimana perasaanmu saat itu. Katakanlah dengan jelas, jangan lupa minta pasangan untuk berhenti melakukan verbal abuse tersebut.
4. Tetap tenang untuk menghadapinya

Ariane Resnick menyebutkan, sebaiknya jangan sampai kamu menghadapi dengan emosi karena akan memperburuk situasi. Tetaplah tenang dan cobalah ungkapkan apa yang kamu rasakan kepada pasangan dengan kepala dingin.
Jika kamu masih tersulut emosi, sebaiknya jangan langsung menghampiri pasangan. Tenangkanlah dirimu terlebih dahulu. Jika kamu bertindak dengan kasar, dikhawatirkan pasangan akan melakukan verbal abuse yang semakin parah.
5. Mencari pertolongan kepada ahlinya

Dalam beberapa kasus, verbal abuse sudah sulit untuk dihentikan. Meskipun kamu sudah berusaha mengobrol dengan pasangan dan menetapkan batasan, tetapi verbal abuse tetap mereka lakukan. Oleh sebab itu, cara terakhir adalah meminta pertolongan kepada ahlinya.
Gayle Weill menyebutkan, gak ada salahnya untuk datang ke konseling pernikahan dan mendiskusikan terkait kasus verbal abuse ini. Pihak konselor pastinya akan memberikan jalan keluar terbaik atas permasalahan yang kamu alami.
Itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi verbal abuse dalam sebuah hubungan. Verbal abuse yang dibiarkan akan berdampak buruk terhadap kesehatan emosional dan mentalmu. Oleh sebab itu, jangan sampai dibiarkan, ya!