Mengapa Hubungan Green Flag Sering Dianggap Membosankan?

Hubungan yang sehat, atau yang sering disebut "green flag," sering dianggap membosankan oleh sebagian orang. Ini bukan tanpa alasan, lho. Sebagian besar dari mereka mungkin pernah mendengar kisah cinta yang penuh dengan drama atau melihat hubungan yang intens di film dan serial televisi, sehingga hubungan yang damai tanpa percikan emosi itu terasa hambar.
Kenyataannya, ada banyak alasan psikologis dan sosial yang membuat orang mengira bahwa hubungan stabil dan sehat itu kurang menarik. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa hubungan green flag sering dianggap membosankan. Dari hal ini, kamu jadi lebih memahami dan menghargai hubungan yang benar-benar membawa kebaikan.
1. Konflik jadi hal yang menarik
Jika kamu terbiasa dengan hubungan yang penuh ketegangan atau konflik, hubungan yang stabil mungkin terasa aneh atau membosankan. Banyak orang yang pernah berada di hubungan full of drama merasakan sensasi emosional yang intens, baik berupa kegembiraan atau kesedihan mendalam. Dalam laman Scoop Upworthy, Dr. Kyle Osbourne, seorang psikolog klinis, menjelaskan saat seseorang terbiasa dengan lingkungan yang gak stabil, kekacauan dapat terasa seperti sesuatu yang ‘normal’ atau bahkan penuh semangat. Kalau sudah begini, saat kamu akhirnya menjalin hubungan yang tenang, dengan komunikasi yang baik dan saling menghargai, perasaan ini mungkin dianggap kurang menggairahkan.
Namun, ini bukan berarti hubungan yang stabil gak memiliki makna atau emosi, lho. Justru sebaliknya, stabilitas menawarkan rasa aman yang sejati serta memungkinkan kamu untuk berkembang tanpa tekanan konstan. Akan tetapi, jika kamu terbiasa dengan konflik yang panas, ketenangan dalam hubungan green flag ini bisa terasa membosankan, padahal sebenarnya itu adalah tanda dari kedewasaan emosional dan kenyamanan, lho.
2. Kondisi psikologis yang terbentuk dari masa lalu
Orang-orang yang pernah mengalami hubungan yang toksik atau bahkan abusive mungkin membawa beban psikologis ke dalam hubungan baru mereka. Fenomena yang disebut dengan ‘Post Traumatic Relationship Syndrome’ ini membuat sistem saraf seseorang terbiasa dalam keadaan waspada karena seringnya mengalami konflik atau ketidakpastian di masa lalu, dari the Sawddle. Dalam hubungan yang sehat, di mana gak ada drama atau ketegangan berlebih, respons minim waspada ini justru membuat kamu merasa gak nyaman atau menganggap bahwa hubungan tersebut kurang ‘berwarna’.
Bagi kamu yang pernah merasakan trauma dalam hubungan, ketenangan dalam hubungan green flag sering kali terasa canggung. Bahkan, kamu mungkin menganggap bahwa ketiadaan drama berarti ketiadaan gairah. Ini menjadi respons alami dari otak yang sudah terbiasa mengasosiasikan cinta dengan konflik, tetapi bukan berarti cinta sejati harus selalu dipenuhi dengan ketegangan.
3. Kecemasan dalam hubungan
Beberapa orang mengalami kecemasan dalam hubungan, di mana ketenangan dalam hubungan malah memicu rasa cemas. Menurut Sarah Yudkin, ahli kecemasan dalam hubungan, dalam Podcast World, berkata kondisi ini bukan hanya muncul dalam hubungan yang penuh masalah, tetapi juga bisa terjadi dalam hubungan yang sehat. Saat hubungan terasa terlalu tenang, kamu mungkin merasakan keraguan, bertanya-tanya apakah hubungan ini benar-benar cocok atau gak. Hal ini sering diakibatkan oleh kebiasaan merasakan naik-turunnya emosi dalam hubungan yang lebih intens, sehingga ketika kamu berada dalam hubungan yang stabil, kamu merasa seperti kehilangan sesuatu.
Kecemasan ini sering muncul karena adanya asumsi bahwa cinta yang kuat harus mempunyai rasa ketegangan atau kebingungan. Kamu mungkin pernah mendengar ungkapan "kalau tenang-tenang saja, berarti kurang cinta" padahal ini gak benar, lho. Hubungan yang stabil tanpa drama adalah hubungan yang sehat, di mana kamu bisa merasakan kedamaian dan saling mendukung, tanpa harus mempertanyakan kekuatan cinta yang ada.
4. Budaya populer menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang intens dan dramatis
Budaya populer sering kali menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang penuh gairah, intens, dan dramatis. Film, lagu, dan novel kerap memperlihatkan hubungan dengan konflik besar, salah paham, atau kisah putus-nyambung. Anggapan ini membuat banyak orang percaya bahwa cinta sejati haruslah penuh perjuangan atau bahkan konflik. Sehingga, saat kamu berada dalam hubungan yang stabil, kamu mungkin berpikir bahwa cinta yang kamu rasakan kurang ‘mendalam’ atau kurang ‘menarik’.
Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa anggapan ini gak selalu benar dan bisa menyesatkan persepsi tentang cinta, lho. Hubungan yang stabil justru lebih mampu mendukung kesejahteraan emosional dan kesehatan mental dalam jangka panjang. Jadi, dibandingkan terpaku pada ekspektasi hubungan yang penuh drama, coba lihat keindahan dalam hubungan yang penuh kepercayaan dan dukungan, ya.
So, mengapa hubungan green flag sering dianggap membosankan? Jawabannya bisa berupa kombinasi empat hal di atas. Namun, dengan memahami alasan-alasan ini, kamu bisa mulai menghargai hubungan yang stabil dan sehat sebagai bentuk cinta yang sebenarnya. Cobalah untuk menghargai nilai dari kedamaian dalam hubungan green flag, ya!