Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Langkah Bijak Menjembatani Ambition Gap dalam Hubungan

ilustrasi pria dan wanita (pexels.com/Gary Barnes)

Salah satu tantangan ketika menjalin komitmen dengan seseorang ialah, membagi waktu antara membangun hubungan sekaligus membangun mimpi dan meraih ambisi. Tidak melulu kamu bekerja di bidang yang sama dengan pasangan, bahkan tidak jarang kamu punya ambisi yang berbeda dengan pasangan.

Ini dikenal dengan istilah ambition gap, dimana ada jarak antara apa yang kamu dan pasangan ingin capai dalam hidup. Meski kelihatannya sepele, ternyata hal ini membawa pengaruh signifikan dalam hubungan. Kalau salah satu pihak terlalu sibuk, maka pihak lain akan rentan merasa diacuhkan.

Inilah mengapa perlu perencanaan matang untuk mengatasi jarak ambisi dalam relasi. Tidak perlu mengorbankan salah satu, ini tiga langkah bijak yang bisa kamu terapkan ketika relationship dan work sedang hectic-hectic-nya.

1. Hindari membawa urusan pekerjaan dalam date kalian

ilustrasi pasangan ngobrol (pexels.com/cottonbro studio)

Salah satu hal yang penting dalam hubungan adalah effort, atau usaha yang kamu lakukan untuk pasangan. Sesibuk apa pun, hubungan pun tetap perlu diusahakan. Bukan hanya sekadar “meluangkan waktu”, melainkan mengkhususkan waktu untuk bertemu.

Ketika quality time pun, letakkan semua hal tentang pekerjaanmu. Jangan sampai ketika date nyambi meeting, atau karena saking sibuknya, kamu malah kerja di sela-sela kencan kalian. Ini bukan produktif, ini namanya tidak menghargai pasangan.

Justru ketika sudah sibuk, kamu seharusnya tahu betapa berharganya waktu yang dihabiskan berdua. Pakai waktu itu sungguh-sungguh untuk mempererat keintiman hubungan kalian. Ada waktu mengejar ambisi, ada waktu untuk menghargai apa yang kamu miliki sekarang. Salah satunya, hubunganmu dengan doi.

2. Cari definisi sukses menurut kalian berdua

ilustrasi pasangan ngobrol (pexels.com/Gustavo Fring)

Ambisi pribadi berbeda dengan visi dalam hubungan. Dua-duanya sama-sama penting dan harus seimbang. Bisa jadi, sukses menurutmu adalah meraih banyak prestasi, sukses menurut pasanganmu adalah ketenangan dan kestabilan emosi.

Dua hal tersebut bila tidak dikomunikasikan, bisa menimbulkan perbedaan yang memimpin pada penghakiman dan frustrasi. Inilah mengapa, perlu untuk dibicarakan sedini mungkin. Belajarlah untuk merayakan keberhasilan pasanganmu, meski kelihatannya berbeda dengan apa yang kamu inginkan.

Kamu masih bisa, kok, mengejar ambisimu sembari mengerjakan visi hubungan. Dua hal ini bsia berjalan beriringan dan membuat kalian sama-sama bertumbuh sebagai pribadi, dan sebagai partner untuk satu sama lain.

3. Hindari kecenderungan untuk memperbaiki atau merendahkan ambisi pasangan

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Karena kamu tidak memahami definisi sukses pasanganmu tidak berarti suksesnya tidak bermakna darimu. Kebanyakan orang salah langkah saat berusaha “memperbaiki” ambisi pasangan, dan pada akhirnya kecewa sendiri.

Kamu kira dengan menyamakan ambisi, masalah selesai. Padahal itu justru menambah masalah baru, karena kamu jadi cenderung melihat pasangan sebagai objek yang harus terus mengikuti keinginanmu alih-alih seorang pribadi.

Ambisi sebenarnya bukan hal buruk. Ia bisa memicu pertumbuhan dan kepercayaan diri, tapi bila tidak dikomunikasikan dengan baik, malah akan menjadi duri dalam daging yang menimbulkan kebencian untuk satu sama lain. Jadi jangan sepelekan ambition gap dalam relasi. Ketika kamu mendeteksi tanda-tandanya, segera lakukan tiga hal di atas sedini mungkin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us