Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Meski Harus Terluka, Terima Kasih Telah Membuatku Lebih Dewasa

Sumber Gambar: huffpost.com

"We met for a reason. Either you’re a blessing or a lesson."

Seperti kapal yang karam begitulah keadaanku sejenak setelah kau tinggalkan. Aku seolah tenggelam hingga ke dasar dan kehilangan kemampuan untuk berjuang. Tapi aku sadar, bahwa hidup harus tetap berjalan. Dengan atau tanpamu, hidup akan terus kuperjuangkan. Karena pada akhirnya, kamu hanya akan jadi bagian dari masa lalu yang lebih cocok kujadikan pelajaran.

Pertemuan denganmu adalah satu masa yang tak akan pernah kulupa. Semua perlakuanmu yang istimewa, tak ayal membuatku jatuh cinta hingga sebegitunya.

Default Image IDN

Aku selalu meyakini bahwa di dalam hidup yang terasa penuh kendali, selalu ada Dia yang mengatur segalanya. Pertemuan kita adalah contohnya. Kamu dan aku sebelumnya adalah dua orang dari dunia berbeda yang akhirnya dipertemukan dalam sebuah drama hidup berbau ketidaksengajaan. Di sebuah acara pertukaran mahasiswa, kita memulai segalanya.

Kamu adalah sosok yang selama ini kudamba. Pintar, tampan, dan berwibawa menjadi paket sempurna yang diingini setiap wanita ada pada prianya. Sikapmu yang dewasa dan mahir merangkai kata berhasil membuatku jatuh cinta sebegitunya. Kamu hadir dengan potret kesempurnaan yang selama ini kupikir tidak akan pernah kupunya. Harus kuakui kamu berhasil memonopoli hampir semua bagian hidupku. Dengan semua kelebihan yang ada, aku secara tidak sadar memberi tiket untukmu mengakuisisi separuh dari hidupku.

Tapi nyatanya cerita tentang betapa indahnya cerita kita tidak bisa terjalin lebih lama. Dengan dalih mengejar mimpi, kamu memutuskan untuk meninggalkanku begitu saja. Walau merasa sakit luar biasa, tapi aku pernah percaya mungkin inilah cara orang dewasa berjuang untuk hidupnya. Aku pernah memercayai bahwa pilihanmu ini karena serius merancang masa depan. Entah terlalu lugu atau apa, aku terlambat menyadari bahwa hatimu sudah tertinggal di hati berbeda.

Tentunya menyakitkan melihat kenyataan penyebab kepergianmu tak sesuai dengan alasan yang pernah kau ucapkan. Aku kembali harus menanggung perih ketika mendapatimu tertawa bahagia bersamanya, di sana.

Default Image IDN

Sesaat setelah kita berpisah, aku menyangka bahwa kamu juga akan merasakan sakit yang sama. Dengan frekuensi rasa sayang serupa, sudah pastilah kamu terluka juga di sana. Tapi ternyata seluruh ekspetasiku itu tidak sesuai dengan kenyataan yang kudapatkan. Kamu dengan tenangnya mendeklarasikan kebersamaan seminggu setelah mengkonversi hubungan kita menjadi 'teman'.

"Tahukah kamu betapa lukanya aku?"

Ya walaupun aku tidak mengatakannya, jelas ada luka menganga lebar di dalam sana. Pria yang kupikir sempurna kini dengan santainya menancapkan luka. Aku menganggapmu sebagai manusia tanpa rasa yang tega meninggalkanku untuk perempuan baru di sana. Kamu yang pernah begitu aku banggakan, sekarang menyakitiku seolah tidak punya perasaan.

Seperti kebanyakan orang yang mengalami kisah serupa, aku pernah memaki dan menyumpahimu agar tidak merasa bahagia. Aku terjebak dalam rasa sakit yang membuatku jadi makhluk egois, menyerapahimu agar mengalami pengalaman sama. Pernah juga kudoakan agar Tuhan membuat perempuanmu meninggalkan agar kamu paham, bagaimana aku disini pernah berkubang dengan luka.

Namun kini kusadari bahwa rasa marah tidak akan membuatmu kembali. Pengalaman ini justru harus kusyukuri, karena melaluinya membuatku lebih dewasa.

Default Image IDN

Aku pun pada akhirnya menyadari bahwa semua kekecewaanku tidak akan membaikkan keadaan. Tidak seharusnya aku membencimu berkepanjangan karena hal tersebut juga tak membuatmu kembali. Rasa sakit yang pernah kau berikan, seharusnya kujadikan pelajaran untuk membuatku jadi manusia lebih baik.

Sekarang izinkanku mengantarkan terima kasih padamu karena telah mengajariku jadi manusia dewasa. Darimu aku belajar bahwa tidak seharusnya memberikan sepenuhnya hati dan berlebihan dalam berharap. Kamu juga telah mengajariku jadi sosok yang kuat setelah semua fase berat terlampaui. Walau harus menahan luka, terima kasih telah membuatku lebih dewasa.

Share
Topics
Editorial Team
Priscilla Immaculata Silaen
EditorPriscilla Immaculata Silaen
Follow Us