Ilustrasi Michelangelo Effect dalam sebuah hubungan (pexels.com/Miriam Alonso)
Dalam konteks hubungan romantis, Michelangelo Effect merujuk pada bagaimana pasangan dapat membantu satu sama lain mengungkap potensi tersembunyi dalam diri mereka. Konsep ini menyatakan bahwa pasangan romantis dapat membentuk pertumbuhan pribadi dan aktualisasi diri satu sama lain.
Teori ini berakar pada dukungan dan keselarasan dalam hubungan. Dengan kata lain, ini merupakan konsep hubungan yang saling mendukung untuk mencapai versi ideal dan terbaik dari diri mereka sendiri.
“Fenomena ini tentang bagaimana pasangan membantu satu sama lain berkembang menjadi versi terbaik dari diri mereka. Dengan mendukung nilai-nilai, tujuan, dan prinsip satu sama lain, mereka secara perlahan menghapus bagian yang tidak perlu, sehingga versi terbaik dari diri mereka dapat muncul,” jelas Absy Sam, seorang psikolog konseling dari Mumbai, melansir laman India Today.
Konsep ini selaras dengan Self-Determination Theory (SDT), yang menyatakan bahwa manusia berkembang ketika otonomi, kompetensi, dan tujuan intrinsik mereka didukung. Dalam konteks hubungan, konselor hubungan asal Delhi, Ruchi Ruuh, menjelaskan bahwa pasangan berperan sebagai pemahat.
“Mereka menegaskan sifat dan perilaku yang sesuai dengan konsep diri ideal pasangan mereka, sehingga memperkuat rasa percaya, tujuan bersama, dan kedekatan emosional,” ujarnya mengutip India Today.