Puasa Sebelum Menikah (Puasa Mutih), Bagaimana Hukumnya?

Apakah bisa membuat pernikahan langgeng?

Sebelum melangsungkan pernikahan, biasanya memang ada beberapa tradisi atau sunnah. Salah satunya adalah puasa sebelum menikah atau dikenal juga sebagai puasa mutih. Banyak orang yang menyebutkan bahwa puasa mutih juga bisa bermanfaat bagi calon pengantin.

Banyak masyarakat yang percaya bahwa puasa mutih bisa membuat pernikahan langgeng. Lantas, bagaimana sebenarnya hukum puasa sebelum menikah? Simak di bawah ini hukum dan tata caranya!

1. Hukum puasa mutih dalam Islam

Puasa Sebelum Menikah (Puasa Mutih), Bagaimana Hukumnya?Ilustrasi puasa (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Dalam sebuah kajian di YouTube Al-Bahjah TV, Minggu 12 Februari 2023, Buya Yahya menyebutkan bahwa puasa sebelum menikah hukumnya gak wajib. Sebenarnya, gak ada juga dalil yang memerintahkan kita berpuasa sebelum menikah.

Namun, jika memang mau berpuasa menjelang pernikahan, maka diperbolehkan saja. Buya Yahya menyarankan, sebaiknya perlakukan puasa itu sebagai puasa sunnah. Jadi, Buya Yahya gak menyarankan untuk puasa selama seminggu penuh.

Selain itu, dilansir Kemenag Bali, Ulama Syafiiyah mengatakan juga bahwa puasa wishal itu sebenarnya dilarang. Puasa wishal adalah ketika seorang muslim berpuasa selama dua hari atau lebih tanpa berbuka, tanpa makan dan minum. Jadi, puasa mutih boleh-boleh saja, asalkan gak menyambung terus tanpa berbuka di waktu Maghrib.

2. Puasa mutih dalam tradisi Jawa

Puasa Sebelum Menikah (Puasa Mutih), Bagaimana Hukumnya?ilustrasi puasa (unsplash.com/Good Faces)

Selain dalam konsep Islam, sebenarnya puasa mutih juga termasuk salah satu tradisi Jawa. Tradisi semacam ini mencerminkan nilai-nilai kebudayaan. Puasa mutih juga memiliki makna mendalam bagi calon pengantin Jawa.

Tradisi ini biasanya dilakukan pengantin dengan gak mengonsumsi makanan atau minuman selain yang warnanya putih. Biasanya, pengantin hanya mengonsumsi nasi putih, air mineral, dan telur putih.

Dalam tradisi Jawa, puasa mutih ini menjadi bentuk pelestarian warisan leluhur. Selain itu, puasa mutih juga dikatakan mampu meningkatkan aura positif kepada calon pengantin.

3. Niat dan tata cara puasa mutih

Puasa Sebelum Menikah (Puasa Mutih), Bagaimana Hukumnya?ilustrasi puasa (unsplash.com/Jeremy Yap)

Kamu bisa melafalkan niat dengan menggunakan bahasa Jawa, yakni 'Niat ingsun puasa mutih supados putih batin kulo, putih awak kulo, putih kaya dining banyu suci karena Allah Ta’ala.' Selain itu, sebenarnya kamu juga bisa melafalkannya dalam bahasa Indonesia.

"Saya niat berpuasa esok hari dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam rangka ikatan pernikahan yang sakral."

Menurut penelitian dari IAIN Kudus berjudul 'Studi Kasus Tentang Tradisi Puasa Mutih Bagi Calon Pengantin Dalam Perspektif Hukum Islam,' ada beberapa tata cara melakukan puasa mutih. Puasa mutih ini disarankan untuk dilakukan minimal 40 hari atau maksimal 3 hari sebelum pernikahan. Biasanya, puasa mutih dilakukan selama 3 hari berturut-turut.

Pelaksanaannya sama saja seperti puasa pada umumnya, yakni dari waktu Subuh hingga Maghrib. Ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa calon pengantin hanya boleh mengonsumsi minuman dan makanan serba putih sebagai menu buka puasa. Selain itu, kamu juga bisa melakukan ibadah lainnya, seperti salat Hajat dan membaca zikir.

Itu dia beberapa penjelasan terkait puasa sebelum menikah atau puasa mutih. Jika dilihat dari sisi kesehatan, sebenarnya puasa semacam ini juga bisa bermanfaat untuk tubuh. Misalnya menurunkan kadar gula, membuang racun, dan mengurangi asupan lemak.

Baca Juga: Tata Cara Puasa Mutih, Niat Jadi Poin Utama

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Stella Azasya
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya