5 Kebiasaan Toxic yang Ternyata Sehat untuk Hubungan, Apa Aja?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hubungan toxic memberikan tekanan tersendiri bagi orang yang menjalaninya. Namun, bagi beberapa orang kebiasaan-kebiasaan toxic justru bisa menjadikan hubungan asmara menjadi lebih sehat.
Lantas, apa saja sih kebiasaan toxic dalam hubungan yang bisa membuat ikatan bersama jadi lebih erat? Simak ulasannya di bawah ini!
1. Cemburu
Setiap hubungan pasti pernah mengalami yang namanya konflik karena adanya kesalahpahaman antara kamu dan si dia. Salah satu penyebab utamanya adalah urusan cemburu. Baik kamu atau dia, pasti tidak rela melihat pasanganmu menjalin kedekatan bersama orang lain, bukan?
"Kecemburuan dapat menonjolkan apa yang kamu hargai, yaitu hubunganmu," kata Elizabeth Lombardo, Ph.D, seorang psikolog dan penulis buku yang berjudul "Better Than Perfect: 7 Strategies to Crush Your Inner Critic and Create a Life You Love", dikutip Womans Day.
Nah, sikap cemburu ini kerap kali dianggap sebagai salah satu red flag bahwa seseorang sedang berada dalam hubungan yang toxic. Padahal, kehadiran rasa cemburu itu juga berarti rasa sayang karena tidak mampu melihat pasangan bersama orang lain, meski sekadar berteman. Cemburu yang sesuai porsinya juga justru mampu memberikanmu hubungan yang lebih sehat, karena terjalinnya emosional antara kamu dan pasangan.
2. Kebiasaan mengalah
Mengalah bukan berarti kamu kalah. Justru dengan mengalah menjadi salah satu pertanda bahwa kamu telah dapat berpikir secara rasional dan menurunkan ego untuk menerima apa pun yang terjadi.
Namun, mengalah kadang dianggap dapat bernilai toxic karena terus-terusan membuat seseorang mengorbankan perasaannya. Padahal, dengan mengalah hubungan romansa akan semakin kuat karena terhindarkan dari yang namanya konflik berkepanjangan.
3. Memberikan kebebasan kepada pasangan
Editor’s picks
Setiap pasangan pasti memiliki gaya berpacaran yang berbeda-beda. Ada yang cukup protektif dalam mengawasi kekasih, ada pula yang justru memberikan kebebasan kepada pacarnya untuk menjalani hidup sesukanya.
Meski demikian, memberikan kebebasan kadang dianggap sebagai cara yang toxic karena dinilai tidak peduli pada pasangan. Padahal, dengan kebebasan yang ada akan membuat sebuah pasangan dapat dengan leluasa mengincar apa yang mereka inginkan, misalnya persoalan karier dan pendidikan.
“Hubungan yang sehat didasarkan pada keinginan bersama untuk melihat yang lain berhasil di semua bidang kehidupan,” ucap Jor-El Caraballo, seorang terapis hubungan, dilansir Healthline.
Baca Juga: 5 Tips agar Kamu Gak Gampang Baper ketika Punya Lingkungan Kerja Toxic
4. Protektif
Saat kamu memiliki kekasih, pasti kamu tidak ingin sesuatu terjadi padanya, bukan? Oleh karenanya, untuk menjaga kekasihmu tersebut, kamu rela untuk menjaganya kemana ia pergi.
Tetapi terkadang, sikap yang protektif juga dianggap orang-orang sebagai salah satu pertanda hubungan yang toxic. Hal ini disebabkan karena perilaku menjaga tersebut akan membuat seseorang berada dalam pengawasan ketat oleh pasangannya. Padahal, dengan kekasih yang selalu berada di dekatmu menjadi pertanda ia benar-benar menyayangimu.
5. Menuruti love language pasangan
Setiap orang pasti memiliki love language yang berbeda-beda. Menjalani hubungan kasmaran pun sudah semestinya kita mengikuti bahasa cinta yang disukai. Meski demikian, kadang pula love language ini dinilai sebagai bahan atas toxic yang ada dalam hubungan.
Hal ini disebabkan karena tuntutan untuk pemenuhan love language kadang tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan pasangan. Padahal, dengan bahasa cinta yang terjalin, dapat memberikan percikan cinta dan membuat hubunganmu lebih sehat.
Kebiasaan-kebiasaan toxic di atas memang kerap dirasakan oleh sebagian orang. Namun, di lain sisi juga dapat menyehatkan hubungan sebuah pasangan, lho. Oleh karenanya, kita harus selalu melihat segala tindakan dari beragam sisi, ya!
Baca Juga: 5 Tipe Orang Toxic yang Perlu Dihindari Demi Kesehatan Mental
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.