Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perbedaan Open Relationship dengan Perselingkuhan

ilustrasi selingkuh (unsplash.com/Romina Ahmadpour)
ilustrasi selingkuh (unsplash.com/Romina Ahmadpour)
Intinya sih...
  • Open relationship butuh izin dan kesepakatan dari kedua belah pihak, sementara perselingkuhan terjadi diam-diam tanpa sepengetahuan pasangan.
  • Orang dalam open relationship punya alasan jelas dan disepakati bersama, berbeda dengan perselingkuhan yang dilandasi ketidakpuasan atau pengkhianatan.
  • Komunikasi adalah fondasi utama dalam open relationship, sementara perselingkuhan biasanya penuh manipulasi dan menyebabkan trauma.

Zaman sekarang, bentuk hubungan romantis jadi makin beragam. Salah satu yang menuai pro kontra adalah open relationship. Banyak orang beranggapan open relationship serupa dengan perselingkuhan. Alasannya, keduanya sama-sama melibatkan lebih dari satu orang dalam hubungan romantis atau seksual. Meski kelihatan serupa, sebenarnya dua hal ini punya perbedaan yang sangat mendasar, lho!

Nah, supaya gak salah paham dan bisa membedakan mana yang sehat dan mana yang toksik, kita perlu gali lebih dalam tentang perbedaan open relationship dengan perselingkuhan. Mulai dari soal kejujuran, komunikasi, sampai motivasi di baliknya, semuanya bisa jadi pembeda yang signifikan. Yuk, simak bareng-bareng penjelasannya biar makin paham dan gak gampang ngecap hubungan orang lain tanpa tahu konteksnya!

1. Izin dan kesepakatan

ilustrasi pasangan (unsplash.com/Charly Pn)
ilustrasi pasangan (unsplash.com/Charly Pn)

Perbedaan paling mendasar antara open relationship dan perselingkuhan adalah soal izin. Dalam open relationship, kedua belah pihak tahu dan setuju untuk membuka hubungan mereka dengan orang lain. Ini bukan berarti mereka gak cinta satu sama lain. Justru karena ada kepercayaan tinggi, mereka bisa memberikan ruang untuk eksplorasi.

Sementara itu, perselingkuhan terjadi secara diam-diam tanpa sepengetahuan pasangan. Intinya, selingkuh itu melanggar kepercayaan, sementara open relationship dibangun atas dasar kejujuran. Jadi, ini bukan soal siapa pacaran sama siapa, tapi apakah ada transparansi dan persetujuan atau gak.

2. Tujuan dan motivasi

ilustrasi selingkuh (unsplash.com/Romina Ahmadpour)
ilustrasi selingkuh (unsplash.com/Romina Ahmadpour)

Orang yang menjalani open relationship biasanya punya alasan yang jelas dan disepakati bersama. Sebagai contoh, mereka ingin mengeksplorasi aspek seksual dengan lebih bebas, mencari koneksi emosional lain tanpa kehilangan pasangan utama, atau karena hubungan jarak jauh yang menantang secara fisik dan emosional. Ini berbeda dengan selingkuh.

Selingkuh biasanya dilandasi ketidakpuasan, pengkhianatan, atau bahkan keinginan untuk kabur dari hubungan yang bermasalah. Pelaku perselingkuhan biasanya tidak jujur soal alasannya selingkuh dan sering kali malah menyimpan rahasia. Jadi, motivasinya cenderung lebih destruktif dibanding open relationship.

3. Emosi dan komunikasi

ilustrasi pasangan berdebat (pexels.com/Vera Arsic)
ilustrasi pasangan berdebat (pexels.com/Vera Arsic)

Dalam open relationship, komunikasi adalah fondasi utama. Pasangan yang terlibat biasanya membuat kesepakatan mengenai batasan, perasaan, sampai masalah cemburu. Mereka sadar. Walau bebas, mereka tetap butuh aturan dan empati agar gak ada yang tersakiti.

Sementara, dalam perselingkuhan, komunikasi yang terjadi biasanya penuh manipulasi. Satu pihak menyembunyikan fakta, bohong demi menutupi hubungan gelapnya, bahkan bisa bikin pasangannya merasa “gila” karena curiga, tapi gak punya bukti. Ujung-ujungnya ini bisa bikin trauma dan merusak kepercayaan jangka panjang.

4. Status hubungan

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/RODNAE Production)
ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/RODNAE Production)

Orang yang menjalani open relationship biasanya gak malu mengakui status hubungan mereka. Bisa jadi, mereka punya pasangan utama dan juga beberapa relasi lain. Lantas, semuanya tahu posisi masing-masing.

Namun, dalam kasus perselingkuhan, semua dilakukan diam-diam. Hubungan sampingan disembunyikan. Kalau ketahuan, biasanya akan muncul drama besar. Jadi, open relationship adalah tentang keterbukaan, sementara selingkuh itu sembunyi-sembunyi.

5. Konsekuensi sosial dan etika

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Craig Adderley)
ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Craig Adderley)

Dua-duanya memang bisa memicu kontroversi, apalagi dalam budaya yang menjunjung monogami. Namun, bagi penganut open relationship, konsep ini dianggap lebih “bersih” karena dibangun di atas kejujuran dan kesepakatan. Selama semua pihak setuju dan sadar akan apa yang mereka jalani, ya, sah-sah saja.

Di sisi lain, selingkuh hampir selalu dianggap salah secara etika. Karena ada unsur pengkhianatan, efeknya bisa sangat menyakitkan. Bahkan, ini bisa menghancurkan rumah tangga, merusak reputasi, dan menyisakan luka batin dalam jangka panjang.

Jadi, walau sama-sama melibatkan lebih dari satu pasangan, open relationship dan perselingkuhan jelas bukan hal yang setara. Open relationship itu soal kejujuran, keterbukaan, dan saling menghargai pilihan. Sementara, perselingkuhan adalah bentuk pengkhianatan yang sering merusak kepercayaan dan menyakiti hati.

Mau menjalani hubungan jenis apa pun, yang paling penting ialah komunikasi yang jujur dan saling menghormati. Jangan sampai karena salah paham soal konsep, hubungan yang seharusnya sehat malah jadi berantakan. Entah kamu tim satu pasangan atau open relationship, yang pasti pilihlah bentuk hubungan yang sesuai dengan nilai dan kenyamananmu sendiri!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us