Surat Pendek Untuk Ibu, Perempuan Kebanggaanku

Karena jutaan pengorbananmu, Ibu, selalu membuatku terkagum

Raut wajah itu tidak lagi memancarkan sinar kesegaran. Perlahan tapi pasti ada kerutan baru yang tumbuh di setiap senti. Perempuan kebanggaanku sudah tak muda lagi. Ia semakin menua dan siap memasuki usia senjanya.

Rasanya aneh menulis surat ini kepadamu. Padahal kalau mau mengobrol dan mencurahkan isi hati, aku tinggal mengetuk pintu kamar dan Ibu dengan senang pasti akan mendengarkan. Namun kali ini, sengaja aku mengemas kata-kataku dalam bentuk tulisan yang bisa dibaca berulang kali. Supaya Ibu tahu betapa dirimu begitu spesial di hati.

Buatku Ibu adalah sosok malaikat yang nyata. Perjuanganmu mengandung dan melahirkan, membuatku bisa mengecap hidup di dunia.

Surat Pendek Untuk Ibu, Perempuan KebanggaankuSumber Gambar: rialeephotography.com

Tidak ada kata yang lebih tepat diucapkan selain kata, "Terima Kasih" untuk mengawali surat ini. Ya sebagai anak, sudah sepatutnya aku mengucapkan kata itu sesering ku bisa. Terima kasih karena Ibu sudah rela menahan mual selama awal kehamilan. Terima kasih pula karena Ibu sempat merasakan beratnya membawa aku kemana pun pergi selama diriku tinggal di dalamnya. Bahkan setelah lahir, perjuangan Ibu tak lantas jadi lebih mudah. Entah ada berapa jam tidur Ibu yang tersita karena meladeniku yang sering haus dan kelaparan.

Satu demi satu perjuangan tersebut jelas terlalu dangkal jika disebut sebagai kewajiban. Sebagai manusia, Ibu sebetulnya memiliki hak untuk menghindari rasa sakit dari berbagai fase hamil sampai dengan melahirkan. Namun Ibu, perempuan yang begitu ku kagumi itu, memilih untuk memperjuangkan makhluk yang sebelumnya tak pernah dilihat wajahnya. Walau harus menanggung rasa sakit, Ibu memilih merawatku sejak janin hingga lahir dengan penuh cinta.

Jika ibu lain bisa seharian menjaga dan merawatnya, Ibu juga masih harus membagi waktu untuk melakoni peran sebagai pekerja. Di tengah padatnya kegiatan dirimu tak pernah gagal membagi perhatian sama besar.

Surat Pendek Untuk Ibu, Perempuan KebanggaankuSumber Gambar: huffpost.com

Kita sama-sama tahu bahwa kita tidak berasal dari keluarga serba mampu. Penghasilan Ayah yang tak seberapa, membuat Ibu mau tak mau harus ikut bekerja juga. Maka dari itu, Ibu memutuskan untuk mengambil bagian mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Aku selalu ingat salah satu alasan Ibu bekerja adalah karena ingin anak-anaknya sekolah di tempat terbaik yang ada.

Menjalani peran sebagai perempuan pekerja dan berkeluarga tentu bukanlah hal mudah. Di setiap subuh, Ibu sudah dipastikan sibuk menyiapkan makanan untuk disantap saat sarapan. Setelah itu dirimu juga masih harus memeriksa seluruh kebutuhan sekolah kami agar tidak ada yang tertinggal. Terkadang, karena kesibukan Ibu justru sering tak sempat mengurus diri sendiri. Tentu Ibu belum lupa kala harus berkejaran dengan waktu agar tak terlambat tiba di kantor.

dm-player

Ingatanku juga terbawa lagi ke nostalgia saat kami masih bayi. Waktu itu Ibu juga sudah bekerja padahal kondisi tubuh sedang tidak enak-enaknya. Ibu harus berjibaku menahan kantuk setelah bergadang semalaman atau lemas karena menyusui, sambil terus menyelesaikan pekerjaan. Seandainya itu aku belum tentu juga anakmu ini bisa setangguh Ibu. Tapi ketangguhan Ibu melakoni berbagai tantangan itu membuat diriku mengerti betapa dalamnya kasihmu.

Dirimu rela membagi kesenangan demi memenuhi kebutuhan anakmu yang tidak bisa dibilang sedikit. Entah ada berapa keinginan pribadi yang Ibu kalahkan demi memenuhi biaya hidup yang selangit.

Surat Pendek Untuk Ibu, Perempuan KebanggaankuSumber Gambar: wannabemagazine.com

Selain masalah pembagian waktu bekerja dan keluarga, hal lain juga membuat Ibu semakin memesona di mataku adalah cara Ibu mengalahkan keinginan pribadi untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Dengan uang yang terbatas, sebagai akuntan keluarga dirimu harus pintar-pintar membagi uang yang ada. Kita tidak bisa seenaknya menggunakan uang bila tak ingin dana yang tersedia habis sebelum waktunya.

Sebagai perempuan ibu tentu memiliki banyak kemauan. Membeli baju baru, mengenakan aksesoris yang cantik, atau sekadar menggunakan parfum mahal pasti pernah terlintas di kepalamu. Namun semua keinginan tuk lantas menjadikan Ibu memenangkan ego pribadi. Dirimu tetap memprioritaskan kebutuhan anak-anakmu ini. Aku tidak akan pernah lupa kalimat andalan Ibu yakni, “Kalau beli barang yang itu kan bisa di tunda”, kala dirimu menginginkan sesuatu tapi uangnya tidak tersedia.

Padahal sebetulnya bila mau egois ibu bisa saja membelanjakan uang seusai kemauan. Tentu tidak ada yang bisa melarang kala Ibu ingin membeli satu atau dua barang yang memang diinginkan. Tapi Ibu tetaplah perempuan yang menganggumkan. Mengalahkan semua ego demi memenuhi kebutuhan yang harus segera ditunaikan.

Semua jerih payah Ibu tersebut tak ayal mengukir kagum di hati anakmu ini. Terima kasih untuk semua kebaikan yang dirimu berikan, Bu.

Surat Pendek Untuk Ibu, Perempuan KebanggaankuSumber Gambar: geekedoutsoul.com

Jika waktuku masih kecil semua apa yang Ibu lakukan terasa biasa, kini seiringku bertambah dewasa seluruh pengorbanan itu terasa luar biasa. Ya dengan segala keterbatasan yang dirimu miliki,Ibu memberikan hal terbaik yang bisa dilakukan. Semua jatuh bangun dialami oleh ibu semakin membuatku percaya bahwa kasihmu memang luar biasa. Rasa lelah, sakit, dan cara Ibu mengalahkan seluruh rasa ego membuat sosokmu terasa begitu hebat di mataku.

Buatku Ibu bukan hanya sosok manusia, tapi juga malaikat penolong yang Tuhan hadirkan secara nyata di dunia. Kini izinkan aku mengantarkan ucapan terima kasih untuk semua hal yang telah Ibu berikan. Tentunya kata-kata manis ini tidak akan setimpal dengan apa semua perjuangan yang sudah Ibu selesaikan. Namun ketahuilah, bahwa aku begitu menyayangi dan mengagumimu. Terima kasih sekali lagi Bu, untuk semua hal baik yang telah ibu berikan untukku.

Dari putrimu,
yang akan selalu mengagumimu.

Topik:

  • Bella Manoban

Berita Terkini Lainnya