Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anjing dan kucing
ilustrasi anjing dan kucing (pexels.com/Nadia Vasil'eva)

Intinya sih...

  • Pasangan yang tidak bisa dekat dengan anabul bukan berarti membenci hewan peliharaan, tapi mungkin memiliki fobia atau alergi terhadap mereka.

  • Batasi area jelajah kucing atau anjing di rumah, jaga pakaianmu bersih dari bulu-bulu hewan, dan pastikan rumahmu bersih serta udaranya baik.

  • Titipkan anabul bila kamu harus ke luar kota, dan jika fobia atau alerginya parah, kamu mungkin perlu mengalah untuk kebaikan pasanganmu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu suka sekali dengan anabul seperti anjing atau kucing. Di rumah dirimu juga memeliharanya. Malah kucing atau anjingmu barangkali lebih dari seekor. Mereka sudah seperti bagian dari keluargamu.

Tiada hari tanpa kamu meluangkan waktu buat bermain dengan hewan peliharaan. Namun, bagaimana seandainya dirimu malah memiliki pasangan yang gak bisa dekat-dekat dengan anabul? Penyebabnya, dia ada fobia atau alergi.

Jika pasanganmu fobia, mendengar kata kucing atau anjing saja sudah tidak nyaman. Begitu pula saat ia melihat foto atau videonya. Apalagi kalau dia harus berdekatan dan serumah dengan binatang yang menjadi sumber ketakutannya. Atau, asmanya segera kambuh setiap ia dekat-dekat kucing atau anjing. Penyesuaian seperti di bawah ini perlu dilakukan jika kamu punya pasangan yang gak bisa dekat dengan anabul.

1. Bedakan dengan kebencian terhadap anabul

ilustrasi anjing peliharaan (pexels.com/Cup of Couple)

Pertama, kamu harus terlebih dahulu memahami bahwa pasangan bukan membenci anabul. Dia memang tidak bisa dekat-dekat dengan kucing atau anjing. Ada perbedaan sikap yang besar atau orang yang benci dengan sekadar tak dapat berdekatan dengan anabul.

Orang yang benci kucing atau anjing sangat mungkin suka melukainya. Seperti ada kucing lewat saja langsung dilempar batu atau dikejar-kejar sambil membawa sapu. Sementara orang yang fobia justru gak mau berurusan dengan kucing atau anjing.

Alih-alih mengejar dan mendekatinya, dia malah duluan kabur saking takutnya. Sementara itu, orang dengan alergi boleh jadi sebenarnya sayang sekali dengan anabul. Hanya saja, tubuhnya selalu bereaksi negatif setiap kontak dengan anjing atau kucing.

2. Membatasi area jelajah kucing atau anjing di rumah

ilustrasi bermain dengan anjing (pexels.com/Ivan Babydov)

Sebelum kamu berpasangan dengannya, hewan peliharaanmu mungkin bisa bebas bermain ke seluruh penjuru rumah. Kucing atau anjingmu ikut menonton televisi di ruang tengah. Bahkan kalian tidur bersama setiap hari.

Tidak mudah memang. Akan tetapi, mau gak mau kebiasaan di atas mesti diubah. Jangan berpikir ini cuma pengorbanan di pihakmu. Sebab orang yang fobia atau alergi anabul sebenarnya lebih suka sama sekali tak ada kucing atau anjing di rumah.

Ketiadaan anabul akan lebih aman bagi psikis dan kesehatan fisiknya. Namun, karena dia mencintaimu maka berusaha juga untuk beradaptasi. Kamu dapat memakai halaman belakang atau garasi yang kosong khusus sebagai tempat tinggal sekaligus bermain anabul. Saat ia perlu diajak jalan-jalan agar sehat, bawa keliling kompleks.

3. Jaga pakaianmu bersih dari bulu-bulunya

ilustrasi kucing (pexels.com/Наталья Севрук)

Jangankan orang dengan fobia atau alergi kucing dan anjing. Orang biasa saja tidak semuanya nyaman kalau berdekatan denganmu yang pakaiannya penuh bulu binatang. Ada perasaan risi karena pakaianmu tidak bersih.

Mereka juga gak mau ada bulu kucing atau anjing yang berpindah dari bajumu ke bajunya. Bayangkan apa yang dipikirkan pasangan yang punya fobia atau alergi. Ia pasti sangat waswas dan memilih menjauhimu.

Kalaupun terkadang dirimu gak tahan buat menggendong anabul, pastikan sehabis itu membersihkan diri. Ganti pakaianmu dengan yang bersih. Kalau perlu mandi sekalian. Pakaian yang penuh bulu anabul mesti dicuci terpisah baik dari pakaianmu lainnya maupun baju pasangan.

4. Rumah harus bersih dan sirkulasi udaranya sangat baik

ilustrasi mencium anjing (pexels.com/Ivan Babydov)

Baik orang yang fobia maupun punya alergi sangat sensitif dengan segala terkait kucing atau anjing. Kamu yang sudah terbiasa dengan anabul barangkali sensitivitasnya berkurang. Buatmu gak ada bau-bau tertentu dari hewan peliharaanmu.

Bahkan bagimu, bau kotorannya saja tak semenyengat kata orang-orang. Namun, pasanganmu mudah sekali terganggu oleh bau khas kucing atau anjing. Apalagi bila hewan peliharaanmu beberapa ekor. Baunya seakan-akan terjebak di seluruh ruangan.

Sirkulasi udara yang baik diperlukan untuk membuat bau-bau itu hilang. Tak cuma jejak hewan peliharaan di udara. Secara keseluruhan, kebersihan rumahmu juga harus sangat terjaga. Sedot debu di setiap permukaan perabot. Lantai disapu dan dipel setiap hari. Bahkan meski anabul sudah ditempatkan terpisah dari bagian utama rumah.

5. Titipkan anabul bila kamu harus ke luar kota

ilustrasi memelihara anjing (pexels.com/Helena Lopes)

Pasangan sudah luar biasa tidak melarangmu memelihara anabul. Padahal, keberadaan kucing atau anjing sama dengan ancaman baginya. Kamu jangan diberi hati, justru minta jantung. Seperti dengan menitipkan anabul padanya ketika dirimu harus ke luar kota. Pahami kesulitan pasangan bila harus berurusan dengan kucing atau anjing. Hewan peliharaan wajib dibawa ke tempat penitipan selama kamu di luar kota.

Ingat, dirimu juga yang mesti membawanya sendiri ke tempat penitipan. Bukan pasanganmu. Kalau kamu memaksanya membawa anabulmu bisa-bisa dia terus bersin-bersin bahkan sesak napas dalam perjalanan. Sementara pasangan yang fobia kucing atau anjing, melihatnya saja ngeri apalagi mengangkat kandangnya.

6. Jika fobia atau alerginya parah, kamu mungkin perlu mengalah

ilustrasi bersalaman dengan anjing (pexels.com/Vlada Karpovich)

Pasti ini akan menjadi pengorbanan yang terasa amat berat bagimu. Kamu bahkan sudah memelihara kucing atau anjing sejak anak-anak. Selalu ada anabul di rumah tempatmu dibesarkan. Sulit untukmu membayangkan apa jadinya hidupmu tanpa kucing atau anjing.

Mungkin rumah bakal terasa terlalu sepi. Dirimu kehilangan teman bermain sepulang kerja. Bahkan tempat curhat yang mustahil membocorkan rahasiamu. Namun, pengorbanan sebesar ini kadang harus dilakukan apabila fobia atau alergi pasangan amat parah.

Dia dapat pingsan bila melihat kucing atau anjing. Tentu fobia bisa diterapi agar berkurang bahkan hilang sama sekali. Akan tetapi, ini butuh waktu yang mungkin cukup lama. Atau, sesak napas pasanganmu parah sehingga kudu dilarikan ke UGD. Tentu kamu tak mau hal-hal buruk terjadi padanya, kan?

Jika dirimu gak siap sedikit pun terpisah dari anabul, penting untuk memberikan syarat khusus buat calon pasanganmu. Yaitu, ia harus bisa dekat dengan kucing atau anjing juga. Namun, kalau kamu sudah kadung jatuh cinta dan harus punya pasangan yang gak bisa dekat dengan anabul, beradaptasi dengannya perlu dilakukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team