Kalau Temenmu Melakukan 11 Hal Ini, Bisa-bisa Dia Sedang Stres
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapapun di dunia ini pasti pernah mengalami masalah, dan nggak jarang masalah tersebut membuat kita stres. Kamu dan temanmu pun nggak luput dari hal tersebut. Meski demikian, terkadang kita menutupi rasa stres tersebut dengan mengatakan bahwa kita nggak baik-baik saja. Hal itu untuk membuat orang lain tidak khawatir, atau sekadar menunjukkan bahwa kita kuat. Sebenarnya, hal tersebut secara psikologis termasuk dalam defense mechanisms, yaitu mekanisme pertahanan diri manusia untuk menghilangkan kecemasan dalam dirinya. Coba amati dan pekalah, ini pertahanan-pertahanan diri yang bisa temanmu lakukan saat stres.
1. Denial atau pengelakan.
Ketika dia menyangkali ketika dia terlihat sedih, ketika dia menyangkali bahwa ia barusan mengalami masalah yang berat, ketika ia menyangkali kenyataan bahwa orang yang dikasihinya sudah tiada, atau ketika ia tidak mampu mengakui kesalahannya. Penyangkalan adalah bentuk pertahanan diri yang bisa dilakukan seseorang ketika ia tidak siap menerima kenyataan yang ada.
2. Represi.
Memendamnya dalam-dalam, tidak menceritakannya pada siapa pun. Ia bersikap seolah semua baik-baik saja, bahkan bisa tertawa dan bersenang-senang. Mungkin untuk saat ini dapat terpendam dengan baik, tapi kita tidak pernah tahu kapan sesuatu yang dipendam tersebut akan meledak.
3. Proyeksi.
Menggunakan orang lain sebagai alasan akan perilaku yang dilakukannya. Contohnya, ia menyatakan marah karena tidak diperhatikan oleh pacarnya, padahal sebenarnya ia yang tidak memperhatikan pacarnya. Hal ini dapat terjadi ketika ia merasa sulit mengakui perilakunya sendiri, karena takut dicap negatif oleh orang lain.
4. Displacement atau pelampiasan pada objek lain.
Pernah dengar temanmu banting pintu, lempar piring, dan perilaku menyakiti benda mati lainnya? Ini nih yang namanya displacement, melampiaskan emosi pada objek tidak hidup.
5. Reaksi formasi.
Reaksi formasi adalah keadaan dimana ia menunjukkan perilaku yang berkebalikan dengan emosi yang ia rasakan sebenarnya. Semisal ia sedang merasa dengki dengan salah satu rekan kerja kelompok, ia malah bersikap sangat baik terhadap rekan tersebut seakan-akan ia menyukainya, untuk menutupi rasa tidak sukanya.
6. Regresi.
Editor’s picks
Kembali menjadi anak kecil, atau kehilangan kedewasaan. Ketika temanmu mulai merengek-rengek, atau tiba-tiba bersikap seperti anak kecil. Gawat, dia stres.
7. Disosiasi.
Disosiasi adalah ketika temanmu melepaskan hubungan antara dirinya dengan hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang ia alami. Ia bisa memaksa dirinya untuk melupakan seseorang, bahkan kepribadiannya sendiri untuk melepaskan diri dari masalah tersebut. Bahayanya, jika ini diteruskan, bisa-bisa ia mengarah pada gangguan kepribadian ganda.
8. Kompartementalisasi.
Bentuk lebih sederhana dari disosiasi ini membuat seseorang memilah-milah bagian dalam dirinya, termasuk nilai moral. Seakan dia hidup dalam berbagai macam dunia. Ia bisa jadi orang yang sangat mengutamakan kedisiplinan, namun dalam tempat kerja tertentu ia bisa tidak disiplin. Ia sendiri mungkin tidak menyadari adanya perbedaan nilai moral dalam aspek-aspek kehidupannya itu.
9. Rasionalisasi.
Nama lebih simpelnya, mencari-cari alasan. Ia bisa mencari-cari alasan untuk membenarkan perbuatan yang dilakukannya, meski perbuatan itu jelas salah. Bahkan mungkin, jauh di dalam dirinya ia tahu bahwa perbuatan tersebut salah.
10. Intelektualisasi.
Bentuk lebih kompleks dari rasionalisasi. Biasanya orang yang sampai tahap ini berusaha menjauhkan emosi yang tidak ingin dirasakannya, seperti kesedihan. Misalnya, seorang yang barusan didiagnosa menderita penyakit berat tidak membiarkan dirinya sedih dan berusaha mengalihkan dirinya sebisa mungkin dari kesedihan tersebut, dan langsung sesibuk mungkin mencari kemungkinan-kemungkinan penyembuhan.
11. Sublimasi.
Ketika dia tiba-tiba sering gambar-gambar, atau tulis-tulis di luar kebiasaannya. Bisa jadi dia stres. Tapi ini adalah bentuk penyaluran stres secara positif, dengan menuangkannya dalam kreativitas. Kamu tidak perlu khawatir. Mungkin ini bisa kamu sarankan untuk teman-temanmu yang ingin mengatasi stres!
Itulah gejala-gejala yang bisa kamu temukan pada temanmu ketika dirinya sedang melakukan pertahanan diri dari stres. Gejala ini bisa kamu perhatikan pada dirimu juga. Ketika kamu menemukan kamu atau temanmu melakukan hal-hal tersebut, segera cari atau beri dukungan sosial agar nggak semakin tertekan dan termakan oleh stres.