Jelang Imlek, Banyak Anak Muda Single di Tiongkok Sewa Pacar

Demi menghindari pertanyaan klasik: "Pacarnya mana?"

Tak hanya di Indonesia, anak-anak muda di Tiongkok pun mengalami hal yang cukup mengganggu dalam berbagai acara keluarga, yakni, menerima pertanyaan-pertanyaan seperti: "Pacarnya mana?" atau "Kapan nikah?". Untuk menghindari kekepoan semacam ini, para jomblo di Tiongkok punya solusinya.

Mereka menyewa pacar untuk dibawa ke acara keluarga saat perayaan Imlek.

Jelang Imlek, Banyak Anak Muda Single di Tiongkok Sewa PacarSean Lee Baker/Al Jazeera

Ada sejumlah situs online yang sangat berdedikasi dalam menyediakan layanan persewaan pacar. Jelang perayaan Imlek, situs-situs tersebut mulai kebanjiran traffic. Permintaan pacar bohongan meningkat pesat mendekati hari besar seperti itu sebab mereka pasti akan banyak terjebak di tengah-tengah anggota keluarga yang kepo mengenai kehidupan pribadi mereka.

Seperti dikutip dari Mashable, bukan hanya situs online yang mendadak menjadi populer setiap menjelang Imlek di Tiongkok. Ada beberapa biro jodoh yang tak mau ketinggalan menawarkan jasa menjadi mak comblang kepada sejumlah anak muda yang mulai panik. Masing-masing penyewa merinci tipe pasangan palsu seperti apa yang mereka inginkan. Setelah cocok, mereka mulai melatih percakapan agar terlihat kompak. Demi ini, mereka harus merogoh kocek sebesar Rp 1,9 juta - Rp 2,9 juta per hari.

Baca Juga: 5 Kesalahan Paling Umum yang Dilakukan Perempuan Saat Pacaran

Anak muda di Tiongkok, terutama perempuan, menghadapi tekanan dari keluarga dan masyarakat berkaitan dengan pernikahan.

Jelang Imlek, Banyak Anak Muda Single di Tiongkok Sewa Pacarscmp.com

Meski para pria juga menerima "teror" serupa dari keluarga mereka, tapi korban yang paling menderita adalah wanita-wanita yang masih single saat usia mereka di atas 27 tahun. The Irish Times melaporkan, para orangtua masih menjunjung tinggi nilai-nilai Konfusianisme. Mereka pun berkeyakinan bahwa anak perempuan punya peran tradisional di ranah domestik seperti menjadi istri dan ibu yang mengurus rumah.

Perempuan-perempuan muda Tiongkok yang lebih fokus mengejar karir pun dihampiri tekanan emosional setiap kali berada dia acara keluarga. Lebih parahnya lagi, perempuan-perempuan tersebut diberi julukan sebagai "leftover woman" atau wanita sisa. Ini adalah istilah peyoratif bagi kebanyakan orangtua tradisional di negara tersebut. Para perempuan ini pun mengaku pulang ke rumah untuk acara keluarga seperti Imlek bisa menjadi hal yang menakutkan.

Baca Juga: Karena Jumlah Pria 'Berkualitas' Sedikit, Banyak Wanita Iran Pilih Tak Menikah

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya