Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/@aliyahjam
unsplash.com/@aliyahjam

Berkomentar memang tidak bisa dijauhkan dari sifat manusia. Meski kita sudah menahan untuk tidak berbicara, kadang jkomentar itu mengalir secara spontan.

Bagi beberapa orang, komentar mungkin dianggap sebagai bentuk koreksi agar orang tersebut bisa bangkit dari kegagalan atau keterpurukan. Namun, kalau salah situasi, perkataan itu malah membuat seseorang semakin jatuh dan terpuruk.

1. "Gitu doang? Anak kecil juga bisa"

unsplash.com/@thoughtcatalog

Biasanya, perkataan ini dilontarkan saat melihat sebuah karya. Secara tidak sadar, rasa kagum berganti menjadi iri yang disampaikan lewat perkataan. Sayangnya, perkataan ini justru akan terdengar menyakitkan bila yang bersangkutan sudah susah payah membuat sesuatu dan merasa tidak dihargai.

2. "Tahu diri! Jangan mimpi ketinggian"

unsplash.com/@ericjamesward

Pernahkah kamu mendengar seseorang bercerita tentang mimpi mereka dan kamu mengatakan hal demikian?

"Tapi, 'kan, saya realistis biar dia milih impian yang masuk akal."

Jika tujuanmu demikian, pemilihan kata di atas kuranglah tepat. Hal tersebut bukan membuat orang itu tersadar, melainkan minder dan tidak percaya akan mimpinya. Jadi, hati-hati dalam berkomentar, ya!

3. "Baru segitu doang, masalah saya jauh lebih gede, tuh"

unsplash.com/@fairytailphotography

Niat curhat malah jadi bumerang. Ada orang-orang yang sedang terkena masalah dan mereka hanya ingin didengarkan.

Kamu sebagai seorang yang dipercaya untuk mendengar, jangan memotong cerita mereka dengan kalimat di atas. Sebab, kemungkinan dia akan urung melanjutkan cerita dan memendam segala sesuatu seorang diri.

Hal ini yang biasanya memicu banyak orang yang kelihatan baik-baik saja menjadi bermasalah di kemudian hari.

4. "Masa gitu aja gak bisa? Bodoh banget"

unsplash.com/@nate_dumlao

Seringnya, saat kita menemukan seseorang tidak melaksanakan perintah dengan baik, kalimat di atas akan meluncur dengan nada tinggi atau wajah sinis. Masalahnya, kadang kita tidak melihat situasi dan mengatakan itu di depan khalayak.

Cobalah koreksi kembali. Jika kamu ingin protes karena seseorang belum maksimal mengerjakan sesuatu, ajaklah dia bicara dengan baik.

5. "Lihat, tuh, dia aja umur segitu sudah punya ini itu!"

unsplash.com/@greystorm

Hayo, siapa yang pernah berkata demikian? Mungkin maksudnya agar memotivasi seseorang biar mereka semangat dan rajin sehingga menghasilkan sesuatu yang serupa dengan orang lain. Namun, kebanyakan perkataan ini selalu berujung dendam dan sakit hati karena merasa perjuangannya tidak pula dihargai.

Ada banyak pemilihan kata yang lebih baik dan cara penyampaian yang baik pula. Jangan tergoda membanding-bandingkan seseorang dengan kata-kata yang menyakitkan, ya!

Itulah beberapa ucapan yang sering kali menghancurkan mental seseorang. Bagimu mungkin itu ialah ekspresi pecutan untuk membangun semangat, tapi orang lain belum tentu. Jadi, tetap hati-hati dalam ucapan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎