Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Hal Pemicu Pertengkaran dalam Pernikahan, Perlu Diskusi Kembali

Ilustrasi pasangan yang bertengkar (pexels.com/Alex Green)
Ilustrasi pasangan yang bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Zaman sekarang, banyak yang bilang menikah dengan cinta saja tak cukup, harus disertai dengan pertimbangan yang matang, agar tidak menyesal nantinya pasca menikah.

Menikah bukan hal yang harus diburu-buru, dan menikah dengan orang salah akan merugikan salah satu pihak, dan memicu konflik. Oleh karena itu, selain cinta, harus ada komitmen dari masing-masing pasangan untuk menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis.

Dalam pernikahan tak lepas dari konflik rumah tangga, hingga tak jarang menimbulkan tekanan batin. Terutama saat ditemukan perbedaan dalam pasangan, seharusnya masing-masing jujur membicarakannya, lalu cari solusinya.

Banyak juga yang menikah dalam kondisi yang belum mapan dari segi mental ataupun persiapan yang ujungnya menimbulkan masalah baru. Berikut ada 4 hal pemicu pertengkaran, dalam pernikahan.

1. Menikah, tetapi masih takut membahas topik yang sensitif

Ilustrasi pasangan sedang berselisih paham (pexels.comTimur Weber)
Ilustrasi pasangan sedang berselisih paham (pexels.comTimur Weber)

Orang yang kamu nikahi, kedepannya akan menjadi teman hidupmu selamanya. Dia orang yang akan kamu ajak ngobrol, bercanda, hingga diskusi perkara kehidupan dalam rumah tangga.

Bagaimana bisa kamu menikahi seseorang yang sulit diajak membahas hal-hal sensitif? Sensitif yang dimaksud seperti, masalah keuangan, hutang, masa lalu, agama, anak, dan lain-lain.

Sebelum hal ini terjadi, sebaiknya cari tahu seluk beluknya terlebih dahulu, sampai akhirnya kalian mantap untuk menikah. Jika hal seperti ini diabaikan, hanya akan memicu perdebatan dalam rumah tangga dikemudian hari.

Hal ini dapat menjadi warning bagi yang belum menikah untuk memastikan kembali pasanganmu, apakah ia memiliki komitmen yang kuat dalam berumah tangga kelak, baik bagi calon suami maupun istri.

2. Menikah saat masih berada di fase perasaan yang belum stabil

Ilustrasi pasangan yang bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi pasangan yang bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Menikah dengan orang yang kita mau dan cintai tentu sangat membahagiakan. Sebelum akhirnya menginjak pernikahan, orang pasti pernah mengalami fase butterfly era, yang berarti masih di tahap jatuh cinta atau berbunga-bunga.

Biasanya pada fase ini, orang kurang bisa menggunakan akal sehatnya, dan mudah dibodohi. Inilah mengapa, saat masih di fase ini, sebaiknya jangan gegabah dalam membuat keputusan.

Perasaan yang masih menggebu-gebu membuat kita tidak bisa berpikir jernih. Bagi orang yang tidak bertanggung jawab, bisa saja memanfaatkan momen ini, sementara kamu merasa terjebak saat telah menyadarinya.

Oleh karena itu, selalu dengarkan atau minta pendapat dari keluarga, teman, sebelum mengambil tindakan. Sebab, pandangan dari mereka bisa jadi lebih objektif.

3. Masih saling menyimpan rahasia dan belum bisa terbuka sepenuhnya

Ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)
Ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Poin ini menyinggung poin pertama, yakni masih belum terbuka satu sama lain. Banyak yang harus dikompromikan dalam hubungan, supaya tidak menjadi toxic relationship.

Pentingnya keterbukaan adalah untuk membangun rasa percaya dan yakin untuk komit untuk menjalin hubungan. Jika masih ada rasa curiga atau sesuatu yang ditutupi, sepertinya harus mempertimbangan kembali sebelum ke jenjang yang lebih serius.

Lalu wajarkah mengecek ponsel pasangan? Well, ini tergantung pada preferensi masing-masing. Sebagian berpendapat perlu adanya cross check, untuk memastikannya ‘aman’, sebagian lagi mengatakan tidak.

Namun, kalau tidak ada yang ditutupi, seharusnya tak masalah jika pasanganmu melihatnya, bukan? Telusuri sifat pasanganmu, dengan melihat siapa temannya, dan bagaimana keluarganya.

4. Perbedaan keseimbangan waktu

Ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Keseimbangan waktu disini adalah, cara kalian menghabiskan dan memanfaatkan waktu di keseharian. Sepele, tapi akan terasa berat jika tidak dikompromikan sebelum menikah. Hal ini bisa menyangkut, pembagian waktu antara me time, dengan quality time bersama keluarga. Akan ada momen dimana pasanganmu bersenang-senang melakukan hobinya, sementara kamu merasa terabaikan. 

Kasus di atas adalah salah satu yang mungkin dirasakan juga oleh banyak orang, dan menjadi tekanan sendiri. Jalan tengahnya adalah, kompromikan masalah pembagian waktu ini bersama, atau kalian sama-sama memiliki hobi, dan akan lebih baik kalian memiliki hobi yang sama. Ini akan jauh lebih adil. Dengan begitu, pasanganmu tidak akan feeling lonely, hingga memicu pertengkaran.

Pertengkaran dalam pernikahan memang hal yang wajar, tetapi sebaiknya dihindari karena dapat merusak hubungan jika terjadi terus-menerus. Dengan mengetahui 4 hal yang sering menjadi pemicu pertikaian dalam pernikahan, seharusnya setiap pasangan lebih mematangkan diri. Untuk mengatasinya, dibutuhkan komunikasi asertif dan keterbukaan pasangan.

Selagi belum ke tahap yang lebih serius, bicarakan banyak hal dengan calonmu. Kemudian nilai, apakah ia orang yang tepat. Dan jika ada hal yang tidak kamu sukai, apakah kamu bisa mentoleransinya.

Sebab, pernikahan adalah hubungan jangka panjang dan kita tidak boleh asal-asalan dalam menjalaninya. Semoga dengan adanya artikel ini dapat menjadi referensi, bagi siapapun yang ingin melaksanakan pernikahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Salma Syifa Azizah
EditorSalma Syifa Azizah
Follow Us