Sampaikan 5 Hal Ini jika Sahabatmu Kerap Mengeluh Soal Rumah Tangganya

Teman kalau sudah menganggapmu sebagai sahabat karibnya, pasti akan bersikap lebih terbuka. Pokoknya apapun dia ceritakan ke kamu. Termasuk urusan rumah tangganya sendiri. Meskipun sebenarnya kamu gak pernah tanya dan gak ingin tahu juga. Tetapi dia selalu membuka informasi soal kehidupan pernikahannya sendiri.
Kadang ini membuatmu sungkan, karena telah mendengar terlalu banyak seluk-beluk rumah tangga mereka. Takutnya, pasangan dia bakal mengira kamu ikut campur urusan mereka. Makanya, lebih baik sampaikan lima hal ini ke sahabatmu, ya. Supaya dia bisa introspeksi diri dan bijak dalam memilih, mana yang perlu dibuka dan mana yang sebaiknya disimpan sendiri saja.
1. Ingatkan lagi tujuan dia menikah untuk apa

Pertama-tama kamu bisa mengingatkan kembali tujuan dia menikah dulu apa. Agar dirinya dapat fokus sama niat awalnya lagi. Misalnya saja, dahulu temanmu pernah bilang, ingin menikah di usia muda supaya bisa tenang membangun bisnis berdua bersama pasangannya yang sah. Tetapi kadang niat baik itu gak selalu berjalan mulus.
Ada saja hambatan yang datang menguji kesabarannya. Seperti ketika mereka berdua lebih sering berdebat ketimbang satu pemikiran dalam mengelola usaha tersebut. Maklum, namanya juga masih sama-sama muda. Egonya juga belum sepenuhnya bisa dikontrol. Mungkin setelah diingatkan lagi tujuan dia menikah dulu apa, temanmu ini bisa lebih tenang dan berdamai dengan keadaan.
2. Sarankan untuk menyampaikan masalah ini ke pasangannya

Menurut pendapatmu, sih masalah yang dia sampaikan belakangan ini bersifat terlalu pribadi. Kamu juga gak berani kasih banyak masukan, karena sejatinya yang mengalami langsung adalah dia dan pasangannya. Maka baiknya, sarankan temanmu untuk membahas persoalan ini dengan pasangannya saja.
Siapa tahu, nih sebenarnya mereka berdua hanya kurang berkomunikasi. Jadi masing-masing punya keinginan terhadap pasangannya, tetapi tidak berani saling mengutarakannya. Daripada curhat ke kamu yang gak ada sangkut-pautnya sama masalah ini, lebih baik utarakan ke yang bersangkutan saja sekalian.
3. Tidak perlu membandingkan rumah tangga dia dengan orang lain

Tak jarang, di sela-sela sesi curhatnya, sahabatmu ini kerap kali membandingkan rumah tangganya dengan orang lain. Bahkan pernah menjadikan pernikahanmu sebagai contoh. Bikin kesal, dong. Apalagi menurutnya kamu sangat beruntung memiliki kehidupan pernikahan yang harmonis, jauh dari masalah dan terlihat kompak.
Padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Sama seperti dia dan pasangan suami-istri di luar sana, kamu dan pasanganmu juga pernah terlibat perselisihan. Bedanya, kalian gak suka mengumbar masalah pribadi ke publik. Nah, sampaikan ini ke dia, biar sahabatmu itu tahu bahwa membanding-bandingkan pernikahan sendiri dengan orang lain itu gak perlu dan cuma bikin iri dan dengki saja.
4. Cegah dia supaya tidak mengambil keputusan secara gegabah apalagi dibarengi emosi

Pernah sekali waktu sahabatmu mengaku ingin berpisah saja dengan pasangannya. Karena merasa tidak sanggup menjalani kehidupan rumah tangga ini lagi. Yakin, deh kata-katanya itu keluar karena dia lagi emosi banget. Makanya bisa dengan entengnya membuat keputusan sebesar itu.
Sebagai pihak netral, ada baiknya kamu memperingatkan dia agar tidak memutuskan segala sesuatunya dengan gegabah. Sebutkan pula konsekuansi yang mungkin terjadi kalau dia nekat mengambil langkah tersebut. Supaya temanmu sadar, bahwa pemikirannya ini kurang tepat dan malah bikin keadaan bertambah runyam.
5. Daripada mengeluh, lebih baik syukuri apa yang dia punya sekarang

Terakhir, jangan bosan-bosan mengingatkan dia untuk terus bersyukur dengan apa yang dimilikinya sekarang. Walaupun belum sesuai harapan, setidaknya dia beruntung punya pasangan serta anak-anak yang sehat. Harta bisa dicari, kebahagiaan tidak selalu tentang materi. Dengan bersyukur, tentu langkahnya dalam menjalani hidup akan terasa lebih ringan.
Walaupun mendengar curhatan teman soal kehidupan rumah tangganya membuatmu kurang nyaman, tapi jangan buru-buru menghakimi dia, ya. Mungkin memang sahabatmu ini sudah mentok dan bingung harus mengadu ke siapa. Kebetulan dia punya sahabat sepertimu.
Tidak perlu diambil pusing, cukup sampaikan lima hal tadi saja. Biar selanjutnya dia sendiri yang memutuskan. Lagi pula, sebagai sahabat sudah sewajarnya kalian saling menolong, kan?