5 Sebab Orang Suka Berlibur Sendirian meski Punya Pasangan

Setiap pasangan mengembangkan kesepakatan yang berbeda tentang bagaimana mereka akan menjalankan hubungan. Ada yang sangat kaku soal mereka harus selalu bersama, kecuali ketika masing-masing bekerja.

Untuk pasangan tipe ini, liburan sudah pasti harus bareng. Namun, ada pula pasangan yang lebih independen. Jika mereka sedang bisa pergi bersama, ayo. Kalau tidak juga sama sekali bukan masalah.

Sebagai pasangan, mereka sebetulnya juga ingin berlibur bersama. Pasti acara liburan menjadi lebih seru. Hanya saja, kesibukan yang berbeda baik dalam intensitas maupun momennya bikin kesempatan berlibur bersama menjadi langka.

Misalnya, kesibukan suami sangat tinggi. Sementara itu, pekerjaan istri lebih santai. Kalau istri harus menunggu suami longgar baru berlibur, nanti keburu dia bosan dengan waktu luangnya. Lebih baik istri berlibur saja.

Bisa juga kesibukan istri yang bekerja di bidang pariwisata amat tinggi di musim liburan. Sementara itu, suaminya sama seperti mayoritas pekerja yang mendapatkan jatah libur sesuai tanggal merah. Suami dapat pergi berlibur sendiri atau mengajak anak-anak selagi istri fokus dengan pekerjaannya.

Suami istri memang tidak harus punya selera liburan yang sama, kok. Terpenting sesekali mereka masih bisa saling menyesuaikan saja. Selebihnya, masing-masing boleh berlibur sesuai seleranya. 

Sebab yang paling dicari dari acara berlibur adalah rasa senang dan kepuasan batin. Apabila pasangan memaksakan diri untuk selalu berlibur ke tempat yang sama dan dengan gaya liburan serupa, takutnya mereka malah tertekan.

Contoh, istri menyukai gaya berlibur dengan tingkat kenyamanan tinggi. Ia terbiasa ke mana-mana naik pesawat dan menginap di hotel berbintang. Jika dia dipaksa mengikuti selera liburan suami yang berpindah-pindah angkutan darat dan menginap di rumah-rumah warga, pasti terasa menyengsarakan baginya.

Orang yang mencari ketenangan penuh dengan pergi liburan seorang diri bukan berarti lagi ada masalah dengan pasangannya. Bisa saja ia tipe introver, sedangkan pasangan serta mayoritas orang di lingkungan kerjanya ekstrover.

Ini membuat si introver benar-benar memerlukan waktu istirahat dari segala bentuk kebisingan. Hanya dengan menyendiri begini, energinya bakal pulih dengan maksimal.

Sejak seseorang menikah, waktunya biasanya habis untuk pasangan dan anak. Bukan berarti orang yang berlibur tanpa pasangan serta anak tidak menikmati waktu bersama mereka.

Namun, keseimbangan dalam interaksi sosial juga penting. Maka atas kesepakatan bersama, suami memberi istri kesempatan berlibur dengan teman atau saudara selagi ia menjaga anak. Demikian pula sebaliknya, ada saatnya gantian suami yang berlibur.

Kalau sudah menyangkut hubungan orang lain, pikiran negatif kita memang wajib dikendalikan. Hindari mudah mengembangkan prasangka terhadap pasangan lain yang menjalankan kehidupannya berbeda dengan cara kita.