Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi nongkrong bareng teman (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya sih...

  • Jalin komunikasi terbuka dan jujur dengan suami

  • Tetapkan batasan dan harapan yang jelas bersama suami

  • Libatkan diri dalam hobi suami untuk menunjukkan dukungan

Dalam kehidupan rumah tangga, tidak semua kebiasaan pasangan bisa langsung berubah setelah menikah. Contoh yang sering terjadi adalah suami yang masih suka nongkrong malam bersama teman-temannya. Meskipun wajar jika seseorang butuh waktu untuk bersosialisasi, tetapi jika dilakukan terlalu sering dan hingga larut malam, tentu bisa menimbulkan masalah dalam rumah tangga, terutama jika istri merasa diabaikan atau khawatir.

Bukan dengan dengan diomeli setiap hari atau mengunci pintu rumah sampai pagi. Sebagai istri, menyikapi kebiasaan ini dengan kepala dingin sangat penting agar hubungan tetap harmonis tanpa menimbulkan pertengkaran. Berikut lima cara terbaik yang bisa kamu lakukan untuk menyikapi suami yang masih suka nongkrong malam bersama teman-temannya. Keep scrolling, moms!

1. Jalin komunikasi yang lebih terbuka dan jujur

ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/SHVETS production)

Langkah pertama yang paling penting adalah mengajak suami bicara dengan cara yang tenang dan penuh pengertian. Hindari nada menyalahkan atau marah, karena ini bisa membuat suami bersikap defensif. Ungkapkan perasaanmu secara jujur, misalnya, “Aku sebenarnya merasa khawatir dan kesepian kalau kamu sering pulang malam, apalagi aku juga pengin punya waktu ngobrol dan istirahat bareng kamu.”

Jelaskan dampak dari kebiasaan nongkrong malamnya terhadap dirimu, anak-anak, atau aktivitas rumah tangga. Dengarkan juga alasan dan pandangannya. Mungkin ada kebutuhan sosial atau hobi yang ingin ia salurkan. Mencari tahu akar masalahnya akan membantu kalian berdua menemukan solusi yang lebih baik.

2. Tetapkan batasan dan harapan yang jelas

ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Setelah berkomunikasi, langkah selanjutnya adalah menetapkan batasan yang disepakati bersama. Diskusikan apa yang kamu anggap sebagai "larut malam" atau berapa kali seminggu kegiatan nongkrong itu dianggap wajar olehmu. Misalnya, tidak masalah jika suami pulang sebelum jam 10 malam, atau memperbolehkannya hanya nongkrong di malam Sabtu saja.

Penting untuk memastikan batasan ini agar lebih realistis dan saling menguntungkan. Jangan memaksakan aturan yang hanya menguntungkan satu pihak saja. Saat menyepakati batasan, pastikan juga konsekuensi jika batasan tersebut dilanggar, bukan sebagai hukuman, tetapi sebagai kesepakatan yang perlu dihormati.

3. Libatkan diri dalam hobi suami

ilustrasi berkemah dengan teman-teman (pexels.com/Kindel Media)

Kadang, suami betah nongkrong karena merasa tidak ada kegiatan lain di rumah atau ingin menyalurkan hobinya. Jika memang begitu, coba tanyakan tentang apa yang biasa ia lakukan saat nongkrong. Jika memungkinkan dan kamu tertarik, pertimbangkan untuk sesekali bergabung atau mencari tahu lebih banyak tentang hobinya.

Ini bisa menjadi cara untuk menunjukkan dukungan kamu dan memahami dunianya, sekaligus memperkuat ikatan emosional kalian berdua. Namun, jangan memaksakan diri jika sekiranya tidak tertarik atau bahkan tak pantas terlibat. Ingat, tujuannya adalah untuk menunjukkan dukungan, bukan untuk selalu ikut campur.

4. Berikan kepercayaan dan ruang pribadi

ilustrasi nongkrong bersama teman-teman (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Pernikahan yang sehat membutuhkan keseimbangan antara kebersamaan dan ruang pribadi. Jangan lupa bahwa suami kamu juga membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri dan teman-temannya. Memberikan kepercayaan adalah kunci keharmonisan. Kecurigaan atau kecemburuan yang berlebihan hanya akan memperburuk keadaan.

Jika kamu sudah berkomunikasi dan menetapkan batasan, cobalah untuk tidak terus-menerus memantau atau menginterogasinya. Berikan ia ruang untuk menikmati waktunya, dan ia akan lebih cenderung untuk menghargai kepercayaan yang kamu berikan. Rasa dipercaya bisa membuat seseorang lebih bertanggung jawab.

5. Prioritaskan kualitas waktu bersama

ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/William Fortunato)

Terakhir, pastikan kamu dan suami memiliki waktu berkualitas yang cukup sebagai pasangan dan keluarga. Jika suamimu tahu bahwa ada waktu yang secara khusus dialokasikan untuk berdua denganmu atau untuk keluarga, ia mungkin akan merasa lebih puas dan tidak terlalu merasa perlu untuk mencari kesenangan di luar. Rencanakan kegiatan yang menyenangkan bersama, seperti kencan malam, liburan singkat, atau sekadar menonton film bersama di rumah.

Dengan menerapkan pendekatan ini, kamu tidak hanya mengatasi masalah nongkrong malam saja. Tetapi ini sekaligus memperkuat pondasi komunikasi dan kepercayaan dalam pernikahan kalian berdua. Ingat, kesabaran dan pengertian adalah kunci penting terwujudnya keharmonisan dalam rumah tangga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team