Pengagum Sebatas Pagar Rumah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cinta itu semakin bermuara di telaga kegundahan yang di namakan penguntit hati yang terus mencuri-curi untuk memperhatikannya lebih dekat. Semakin dekat perasaan ini seperti bara api yang menghisap aroma sosoknya dengan mengobarkan bendera pengagum rahasia.
Tak perlu untuk diketahui hanya cuma bicara lewat pandangan busur mata yang terus mencari tombol penguntit. Ajaibnya perasaan itu tahu akan muara arah yang makin berlabuh di pusarannya. Cinta itu menghauskan sungguh, bagai kawah padang pasir yang selalu menganga berlubang dalam.
Oh hati, apa mungkin cinta itu akan menjadi pemenang bagi jiwa-jiwa pemalu?
Lucunya perasaan itu membenarkan kisah-kisah yang hanya kebetulan melewati. Apakah nyata atau illusi yang tak bertuan.
Itulah perasaan karna bukan teka-teki atau puzzle yang mampu menghilangkan setiap deret kata, atau malah terhapus oleh tiupan khayalan konyol yang tak bertuan.
Sejatinya tiap memori yang terekam kuat hanyalah film-film columbus berabad-abad tahun yang lalu, mungkin bibir ini akan tersenyum hebat. Itulah hidup, bagai gulungan ombak di pantai semakin kuat menghantam karang semakin membekas untuk mengikis melepaskan.
Editor’s picks
Baiknya melepaskan, mungkin akan di bilang pecundang? atau di biarkan? makin menggila dengan sketsa hati yang masih menunggu perasaan yang berkali-kali menunggu.
Jujur saja jawaban itu masih mengambang? jelas karna hati bukan tempat penitipan perasaan yang datang dan pergi begitu saja.
inilah jawabanku yang ku tulis bersama ribuan purnama.
Perasaanku sebatas pagar rumah jika kau lihat dengan matamu
Namun lihatlah dengan mikroskop
Cintaku seperti amoeba yang terus bergerak pasti menuju sel perasaanmu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.