Kadang, dalam suatu hubungan yang baik-baik saja, bisa menimbulkan rasa bosan. Menurut Gary Chapman, penulis The Five Love Languages, salah satunya karena satu sama lain tidak mengerti tentang teori bahasa cinta. Jika itu terjadi, akan timbul kesalahpahaman dalam menyampaikan rasa cintanya satu sama lain.
Lima bahasa cinta ini akan membuatmu paham cara kamu ingin diperlakukan dan memperlakukan pasanganmu. Simak, yuk!
Bukan karena materialistis, tapi jenis bahasa cinta ini memang ada. Dia akan merasa dicintai saat diberi hadiah oleh pasangannya. Apa pun hadiahnya, bagi dia itu adalah kesenangannya. Jadi, kalau pasanganmu sangat semringah saat diberi hadiah, coba untuk lakukan ini lebih sering, ya. Gak cuma kado saat ulang tahun atau perayaan saja.
Mungkin bagi sebagian orang, kata-kata hanyalah sebuah basa-basi belaka dan tidak begitu penting. Namun, mungkin dia akan sangat merasa berharga kalau pasangannya memuji. Bisa dalam bentuk motivasi atau kata-kata positif saat dia sedang terpuruk atau dalam masalah.
Dia senang kalau semua hal dilayani oleh pasangannya. Salah satu contohnya, saat pergi jalan-jalan, kamu membantu persiapannya. Bisa juga kamu menawarkan jemputan. Bukan bermaksud menjadikan pasangannya pesuruh, tapi memang begitulah bahasa cinta yang dia paling sukai. Jadi, bukan berarti kamu jadi bucin (budak cinta), ya.
Menurut tipe orang yang dominan dengan bahasa cinta quality time, sangat menyenangkan saat bisa menghabiskan waktu berdua. Hal-hal kecil, seperti olahraga bersama, makan bersama, atau sekadar bertemu akan terasa menyenangkan dan semakin menumbuhkan rasa cintanya.
Nah, untuk bahasa cinta yang satu ini, dia akan senang saat dapat sentuhan fisik, seperti belaian rambut, bergandengan tangan, atau dipeluk. Sebaliknya, bagi yang orang yang tidak senang dengan sentuhan, bukan berarti ia tidak sayang. Namun, bahasa cintanya bukan tipe yang ini.
Nah, dari kelima teori bahasa cinta ini, kamu dan pasanganmu dominan yang mana? Harus saling memahami, ya, biat hubungan kalian makin harmonis.