Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Intinya sih...

  • Mengatur keuangan bersama pasangan butuh kejujuran, transparansi, dan komunikasi yang terbuka.
  • Buat anggaran yang jelas untuk pengeluaran, diskusikan pembagian penghasilan, dan tabungan bersama.
  • Kelola utang dengan bijak, hindari utang konsumtif, dan lakukan evaluasi keuangan secara rutin.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengatur keuangan dalam hubungan bukan hanya soal angka, tetapi juga soal kepercayaan, komunikasi, dan kerja sama. Banyak pasangan yang menghadapi konflik karena masalah finansial, baik karena perbedaan cara mengelola uang, pengeluaran yang tidak seimbang, atau kurangnya keterbukaan dalam keuangan.

Padahal, keuangan yang sehat bisa menjadi fondasi kuat untuk hubungan yang lebih harmonis dan tahan lama. Tidak peduli apakah baru mulai pacaran, bertunangan, atau sudah menikah, mengatur keuangan bersama adalah hal penting yang tidak boleh diabaikan. Dengan kesepakatan yang jelas dan perencanaan yang matang, keuangan tidak akan menjadi sumber masalah, tetapi justru memperkuat hubungan.

1. Jujur dan terbuka soal kondisi finansial

ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kejujuran adalah kunci utama dalam mengatur keuangan bersama pasangan. Tidak sedikit hubungan yang bermasalah karena salah satu pihak menyembunyikan utang, penghasilan, atau kebiasaan belanja. Untuk menghindari konflik, penting untuk terbuka sejak awal tentang kondisi keuangan masing-masing.

Bicarakan dengan jujur tentang pemasukan, pengeluaran, tabungan, serta utang yang dimiliki. Jangan merasa malu atau takut dihakimi, karena transparansi finansial justru membantu membangun kepercayaan dalam hubungan. Setelah saling terbuka, buat kesepakatan tentang bagaimana keuangan akan dikelola bersama, baik dalam hal tabungan, investasi, maupun pengeluaran harian. Dengan komunikasi yang jujur dan terbuka, hubungan jadi lebih sehat, tanpa ada rahasia yang bisa menjadi bom waktu di kemudian hari.

2. Buat anggaran dan atur pembagian pengeluaran

ilustrasi pasangan (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Agar keuangan tidak menjadi sumber konflik, penting untuk membuat anggaran yang jelas. Tentukan bagaimana pemasukan akan digunakan, termasuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, dana darurat, dan hiburan. Jika keduanya memiliki penghasilan, diskusikan bagaimana cara membagi pengeluaran.

Ada beberapa metode yang bisa digunakan, misalnya membagi pengeluaran berdasarkan persentase penghasilan masing-masing atau membagi tanggung jawab berdasarkan jenis kebutuhan, seperti satu pihak menangani kebutuhan rumah tangga dan yang lain menangani tabungan atau hiburan. Yang penting, kesepakatan ini harus dibuat bersama agar tidak ada pihak yang merasa terbebani atau dirugikan. Dengan perencanaan keuangan yang jelas, pengeluaran bisa lebih terkontrol dan hubungan tetap harmonis.

3. Miliki tabungan bersama untuk tujuan jangka panjang

ilustrasi pasangan (pexels.com/Antoni Shkraba)

Menabung bersama adalah salah satu cara untuk membangun masa depan yang lebih stabil dalam hubungan. Buat rekening tabungan bersama yang bisa digunakan untuk tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah, liburan, atau dana darurat. Dengan memiliki tabungan bersama, pasangan bisa lebih disiplin dalam mengelola keuangan dan memiliki visi keuangan yang selaras.

Selain tabungan bersama, tetap penting untuk memiliki tabungan pribadi agar masing-masing tetap memiliki kontrol atas keuangan sendiri. Dengan kombinasi antara tabungan pribadi dan bersama, keuangan tetap fleksibel dan tidak menimbulkan ketergantungan finansial yang berlebihan. Menabung bersama bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang komitmen dan kerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

4. Hindari utang berlebihan dan buat strategi pelunasan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Utang bisa menjadi sumber masalah dalam hubungan jika tidak dikelola dengan baik. Jika salah satu atau keduanya memiliki utang, pastikan ada strategi yang jelas untuk melunasinya. Prioritaskan membayar utang dengan bunga tinggi terlebih dahulu dan hindari menambah utang baru yang tidak perlu.

Jika harus berutang, pastikan itu untuk hal yang produktif, seperti membeli rumah atau pendidikan, bukan untuk gaya hidup konsumtif. Selain itu, diskusikan batasan dalam menggunakan kartu kredit atau pinjaman agar tidak ada salah satu pihak yang merasa terbebani. Dengan mengelola utang secara bijak, keuangan pasangan tetap sehat dan tidak menjadi pemicu stres dalam hubungan.

5. Rutin mengevaluasi keuangan bersama

ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)

Keuangan bukan sesuatu yang bisa dikelola sekali lalu dibiarkan begitu saja. Agar tetap sehat, lakukan evaluasi keuangan secara rutin, misalnya setiap bulan atau setiap tiga bulan. Tinjau kembali anggaran, lihat apakah ada pengeluaran yang bisa dikurangi, dan periksa apakah tabungan atau investasi sudah berjalan sesuai rencana.

Evaluasi ini juga bisa menjadi momen untuk membahas tujuan keuangan baru atau menyesuaikan rencana berdasarkan perubahan kondisi. Jangan biarkan keuangan hanya menjadi urusan satu pihak, karena tanggung jawab finansial harus dibagi bersama. Dengan melakukan evaluasi secara berkala, pasangan bisa lebih sadar akan kondisi keuangan mereka dan mencegah masalah sebelum menjadi lebih besar.

Mengatur keuangan bersama pasangan bukan hanya soal uang, tetapi juga soal kepercayaan, komunikasi, dan kerja sama. Dengan bersikap jujur dan terbuka, membuat anggaran yang jelas, menabung bersama, menghindari utang berlebihan, serta rutin mengevaluasi keuangan, pasangan bisa membangun hubungan yang lebih stabil dan harmonis.

Keuangan yang sehat bukan hanya membantu mencapai tujuan bersama, tetapi juga mengurangi potensi konflik yang bisa merusak hubungan. Tidak perlu menunggu sampai ada masalah finansial untuk mulai mengatur keuangan dengan baik. Dengan langkah-langkah sederhana ini, hubungan bisa tetap kuat dan berjalan lebih langgeng tanpa beban finansial yang tidak perlu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team