Walau Tanpa Kekerasan, Ini 5 Tanda Hubungan Asmaramu Ternyata Toxic

24 Jul 2021, 16:26 WIB

Ilustrasi nangis depan pacar (pexels.com/SHVETS production)

Idealnya hubungan asmara yang sehat itu bisa membantumu tumbuh jadi pribadi yang lebih baik lagi. Lantas bagaimana jika yang terjadi justru sebaliknya? Kamu merasa tidak berkembang dan malah semakin punya sifat buruk saat bersamanya. Bahkan, beberapa temanmu memilih menjauh dan membatasi hubungan mereka denganmu.

Bisa jadi ternyata kamu sedang menjalani toxic relationship, nih. Ya, meskipun doi gak pernah melakukan kekerasan sama sekali padamu, tapi lima tanda berikut bisa jadi bukti kuat, lho. Coba cek satu per satu, deh apakah pacarmu pernah melakukannya atau tidak.

1. Setiap gerak-gerikmu harus selalu diawasi olehnya. Kesannya, sih perhatian banget, ya!

Ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Keira Burton)

Siapa, sih, yang gak senang menerima perhatian dari pacar? Tetapi, jika atensi tersebut sudah berlebihan jangan nurut-nurut saja, ya. Sementara dalam hati kamu berharap bisa mendapatkan sedikit kelonggaran darinya.

Bukannya setiap langkah dan tindakanmu harus dipantau olehnya begini. Ibarat mau jajan ke minimarket depan gang saja kamu harus izin dulu ke dia. Kan, posesif banget jadinya.

2. Doi sering banget menyeleksi teman-temanmu dan melarang kamu dekat dengan si A, si B tanpa alasan yang jelas

Ilustrasi pacar posesif (pexels.com/Keira Burton)

Tak hanya gerak-gerikmu saja yang dibatasi. Lingkar pertemananmu juga telah diatur sama doi. Pokoknya, kamu harus nurut kalau dia bilang gak boleh berteman sama si A atau si B.

Tapi giliran ditanya apa alasannya, dia selalu mengelak dan tidak bisa menjawab. Mungkin saja, doi kurang suka sama teman-temanmu ini secara personal. Namun gak perlu sampai memutus persahabatan kalian segala, dong. Setuju, gak?

3. Semenjak jadian kamu lupa akan cita-citamu karena fokus membahagiakan dia

Ilustrasi pacar manja (pexels.com/Helena Lopes)

Sejak pacaran sama dia, kamu jadi harus fokus untuk membuatnya bahagia. Sementara tujuan hidupmu jadi tersisihkan begitu saja. Kuliah mulai keteteran dan tabunganmu makin berkurang karena harus menuruti permintaannya yang aneh-aneh.

Selama melakukan itu semua, sih kamu gak pernah merasa keberatan, ya. Justru bangga karena bisa membuat doi senang. Tapi masa iya, harus cita-citamu yang jadi taruhannya?

4. Kamu gak bisa bicara terbuka padanya, karena tiap kali itu dilakukan doi pasti pasang tampang kecewa

Ilustrasi marah sama pacar (pexels.com/Budgeron Bach)

Sebenarnya bukan gak pernah, sih, kamu mengutarakan isi hatimu ke dia. Tentang bagaimana kamu mulai 'tersiksa' dengan segala aturan yang dia tetapkan selama ini.

Tetapi bukannya introspeksi diri, eh doi malah pasang tampang sedih dan kecewa mendengar ucapanmu itu. Katanya, sih semua yang dia lakukan selama ini semata-mata demi kebaikanmu, kok.

Sedangkan yang kamu alami sekarang sangat bertolak belakang, lho. Selain merasa terkekang, kamu juga gak bisa terbuka dan bicara dari hati ke hati dengannya. Masa sepasang kekasih gak bisa saling memahami?

5. Kamu sadar bahwa selama ini doi gak pernah melakukan apa pun untukmu

Ilustrasi ribut di jalan (pexels.com/RODNAE Productions)

Belakangan kamu sempat berpikir dan mengingat, kira-kira hal apa saja yang pernah dia lakukan untukmu, ya? Misalnya, berkorban malam-malam mengirim makanan dan obat-obatan ke indekos, karena tahu kamu sedang sakit.

Tapi seingatmu, doi belum pernah melakukan apa pun untukmu, deh. Selalu saja kamu yang peduli dan perhatian padanya. Sementara dia tinggal terima enaknya saja.

Tak selamanya yang namanya hubungan beracun alias toxic itu cuma ditandai dengan adanya kekerasan fisik. Ada pula tanda lain yang mengisyaratkan kalau kamu harus secepatnya mengambil keputusan tegas. Seperti ketika dirimu benar-benar menemukan kelima tanda tadi di hubungan kalian.

Beranikan diri untuk menegur dan bilang terus terang ke doi, bahwa kamu keberatan dengan sikapnya ini. Tapi jika memang pacarmu terlanjur sulit berubah, mending mundur saja, deh. Daripada makan hati terus setiap hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.