Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan sedang menyendiri (unsplash.com/Artem Kovalev)

Belakangan ini tren 'perempuan tidak bercerita' sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Tren ini dilatar belakangi oleh para perempuan yang jarang mengungkapkan isi hatinya kepada orang terdekatnya, namun tiba-tiba mengambil suatu keputusan besar atau melakukan sesuatu yang tidak terduga.

Ada penyebab mengapa perempuan, atau siapa saja, mungkin tidak bercerita atau enggan untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya. Berikut adalah kemungkinan penyebabnya.

1. Takut dihakimi

ilustrasi penghakiman dari sekitar (pexels.com/Yan Krukau)

Alasan seseorang enggan bercerita ke orang lain adalah mereka takut akan penilaian atau judgement yang bersifat negatif. Terutama, jika cerita tersebut berkaitan dengan hal-hal yang tabu dan sensitif, seperti pengalaman traumatik, cerita masa lalu atau hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat. 

Ketakutan akan penghakiman dari orang lain membuat mereka memutuskan untuk memendam masalahnya sendiri. Bisa jadi, mereka pernah terbuka sebelumnya dengan orang lain namun tidak mendapat respon positif yang akhirnya memutuskan untuk menutup diri.

2. Menghindari konflik

ilustrasi pertengkaran (unsplash.com/Obie Fernandez)

Sebagian orang mungkin lebih memilih untuk tidak bercerita karena perasaan khawatir hal yang akan mereka bicarakan dapat memicu konflik atau konfrontasi dari lawan bicaranya. Diam merupakan mekanisme seseorang dalam menjaga hubungan baik interpersonal.

Rasa tidak yakin akan reaksi lawan bicaranya membuat seseorang memilih bungkam. Hal ini biasanya berhubungan dengan hal-hal sensitif yang dapat menyinggung perasaan lawan bicara.

3. Sudah terlalu lelah

ilustrasi merasa lelah (unsplash.com/Kinga Howard)

Beban yang tak berkesudahankarena tanggung jawab yang harus diemban membuat seseorang mengalami stres berat dan mungkin tidak punya energi lagi untuk bercerita. Daripada harus mengeluarkan energi lagi untuk menyampaikan apa yang sedang dirasakan, mereka lebih memilih diam.

Rasa lelah ini juga dapat muncul akibat terlalu sering mendapatkan pengabaian dari lawan bicaranya. Berkali-kali mencoba untuk menyampaikan keluh kesahnya tetapi tak mendapat respon positif, mereka memilih untuk berhenti bicara.

4. Perasaan tidak penting

ilustrasi seseorang yang menyendiri (unsplash.com/Abbat)

Sebagian perempuan mungkin merasa bahwa cerita  mereka tidak cukup penting untuk dibagikan ke orang lain, atau mereka takut orang lain tidak akan peduli atau memahami. Padahal, jauh dari lubuk hati mereka ingin membagikan apa yang sedang dirasakan.

Biasanya, mereka akan lebih memilih untuk menyendiri untuk mencerna apa yang sedang dirasakannya. Mereka adalah tipe orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah. 

5. Pengaruh sosial dan budaya

ilustrasi pola asuh pada anak perempuan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Perempuan memang sangat lekat dengan berbagai bentuk stereotype. Dalam lingkungan dan budaya, perempuan lekat dengan sifat tertutup, pendiam dan penurut. Ini karena mereka dibesarkan dengan nilai-nilai yang mengajarkan mereka untuk tidak terlalu terbuka dan ekspresif.

Adakalanya perempuan yang mengungkapkan perasaannya dicap sebagai orang yang suka mengeluh, tidak menerima keadaan atau tidak cukup sabar. Nilai-nilai ini akhirnya melekat pada diri perempuan hingga beranjak dewasa. 

Demikian adalah penyebab para perempuan tidak bercerita. Sejatinya, mengungkapkan perasaan adalah suatu hal yang normal. Bercerita juga dapat membuat perasaan menjadi lebih lega. Maka dari itu, jangan takut untuk bercerita tentang harimu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team