Pernah gak, kamu mendengar anggapan yang kurang baik tentang perempuan yang memilih belajar bela diri? Misalnya, dia dikhawatirkan bakal memiliki sifat seperti pria atau perilakunya berubah kasar dan suka melawan siapa pun.
Termasuk kelak melawan pasangannya setelah menikah. Padahal, anggapan demikian tidak ada buktinya. Bela diri boleh dipelajari siapa saja, kok. Bahkan perempuan ada baiknya mempelajarinya untuk alasan-alasan berikut ini:
Mulai dari penjambretan hingga pemerkosaan atau pelecehan seksual, mayoritas korbannya ialah perempuan. Ini karena perempuan masih kerap dipandang lemah dan tidak dapat memberikan perlawanan yang berarti pada pelaku kejahatan.
Pandangan seperti ini akan seketika terpatahkan apabila pelaku kejahatan ternyata berhadapan dengan perempuan yang jago bela diri. Bukannya berhasil melakukan rencana kejahatannya, ia justru langsung dibikin keok di TKP.
Kebiasaan mager generasi masa kini memang patut membuat orangtua mana pun ketar-ketir. Takutnya, kebiasaan tidak sehat itu akan terbawa sampai ia dewasa. Terlebih situasi pandemik seperti sekarang sangat mendukung untuk anak mager selama di rumah.
Belum lagi ditambah bahaya kecanduan gadget. Masalahnya, sulit juga untuk mencegah anak malas bergerak dan terus bermain gadget jika ia tidak punya aktivitas lain yang lebih menarik. Berlatih bela diri dapat menjadi solusinya. Energi anak pasti akan tersalurkan.
Belajar bela diri tak melulu dilakukan untuk melawan orang jahat, kok. Sebagai kegiatan olahraga juga bisa. Kekuatan otot dan postur pasti akan lebih terjaga bila seseorang belajar bela diri dan rutin berlatih.
Kalau dibandingkan dengan olahraga yang lain, mempelajari bela diri seperti peribahasa sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Kebugaran tubuh terjaga, kapan pun ada bahaya juga lebih siap untuk mengatasinya.
Anggapan perempuan lemah dan tidak mampu menjaga diri sendiri memang terasa sangat mengganggu. Akibat pandangan seperti ini, perempuan jadi kerap dilarang melakukan ini itu dan tak leluasa mengembangkan diri.
Jika perempuan menguasai ilmu bela diri, ini akan meruntuhkan anggapan seperti di atas. Perempuan bakal lebih percaya diri untuk berkegiatan di luar rumah karena tahu mereka bisa melindungi diri sendiri bahkan orang lain dari berbagai ancaman bahaya.
Semoga tidak ada yang tersinggung, nih. Namun pria yang takut pada perempuan yang jago bela diri kemungkinan hanya terdiri dari dua kategori. Kategori pertama, pria yang memiliki niat jahat pada perempuan.
Lalu kategori kedua, pria yang masih berpikiran sempit tentang perempuan. Seperti berpikir perempuan tidak boleh melebihi kemampuan pria dalam hal apa pun, apalagi terkait kekuatan fisik dan kemandirian.
Sedang pria di luar kedua kategori di atas pasti tidak akan mempermasalahkan kemampuan bela diri yang dimiliki seorang perempuan. Bahkan dia akan mendukungnya. Kalau itu pasangannya, dia justru jadi tidak perlu terlalu mengkhawatirkan keselamatannya ketika mereka sedang berjauhan.
Punya cita-cita menjadi atlet bela diri yang mampu mengharumkan nama bangsa, mengapa tidak? Baik pria maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama, lho. Dengan menjalani latihan intensif sedini mungkin, siapa pun dapat menjadi seorang atlet bela diri.
Orangtua yang memiliki anak perempuan tak perlu ragu lagi kalau ia memiliki minat yang tinggi terhadap bela diri. Saat ini, apresiasi untuk atlet berprestasi juga sudah makin baik. Tidak lagi menjadi atlet pun, ia masih mampu menjadi seorang pelatih.
Makin dimengerti kan, bahwa bela diri bukan hanya untuk pria? Perempuan sangat boleh mempelajarinya sesuai kebutuhan. Mau untuk sekadar menjaga diri sendiri atau sekalian menjadi profesi, boleh-boleh saja.