Pada pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle yang lalu, kita dibuat tersadar jika semua tamu undangan cewek yang datang mengenakan topi unik. Pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton pun sama. Topi tersebut bernama fascinator. Tapi apa sebenarnya alasan penggunaan fascinator?
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini adalah alasan acara pernikahan Inggris lekat dengan topi buat cewek selain pengantin itu sendiri.
Bisa dibilang, fascinator ini seperti kebaya atau batik di acara-acara penting di Indonesia. Fascinator adalah dress code buat bertandang ke acara resmi. Barang siapa tidak mengenakan dress code tersebut, bisa tidak diperkenankan masuk ke acara oleh pihak yang berjaga.
Sebenarnya, tradisi penggunaan fascinator ini sempat hilang di masa lampau. Namun masih ada yang tetap menggunakannya untuk acara-acara khusus seperti acara yang mengambil tempat di gereja. Akhirnya, tradisi ini tetap dilanjutkan dan Kerajaan Inggris menyampaikan jika semua anggota perempuan keluarga kerajaan harus menutup kepala pada acara resmi.
Kalau dilihat dari sejarahnya, topi jadi salah satu tanda kelas sosial di Inggris. Keluarga Kerajaan Inggris menganggap fascinator adalah tradisi sekaligus bagian dari kekayaan demografi dalam masyarakat Inggris. Makanya, ketentuan acara formal harus selalu dilengkapi topi masih dilaksanakan hingga kini oleh pihak kerajaan.
"Harus ada perbedaan antara keluarga kerajaan dan rakyat biasa. Bukan sombong, tapi apa gunanya keluarga kerajaan jika mereka sama seperti orang umumnya?" ungkap ahli kerajaan Victoria Arbiter.
Pada sekitar tahun 1600, cewek Inggris terpapar oleh adanya mode Prancis. Paparan tersebut datang dari Henrietta Maria of France, yang merupakan istri Raja Charles I (Raja Inggris, Raja Skotlandia, dan Raja Irlandia). Ia dikenal amat senang menyanggul rambutnya. Saat Charles II mendapatkan tahta di tahun 1660, tren hiasan rambut juga meningkat. Gaya rambut yang banyak diambil saat itu adalah gaya yang dipopulerkan Marquise de Fontage.
Pada sekitar tahun 1770an, Ratu Perancis yang bernama Marie Antoinette melakukan eksperimen dengan menambahkan bulu burung unta dan burung merak ke rambut setelah disemprot hairspray. Sejak itu, fascinator mulai dikenal dan banyak dipakai. Sekitar tahun 1860an, jenis fascinator ini dianggap paling keren saat dimiringkan ke sisi kepala. Tahun 1960an, barulah dikenal istilah fascinator.
Dibandingkan dengan topi yang berbentuk lebar dan dapat melindungi kepala dari sengatan matahari, fascinator lebih berfungsi sebagai dekorasi. Ia dapat memperindah tampilan rambut dan kepala, serta keseluruhan tampilan tubuh. Benda ini cuma dipakai siang hari. Kalau ada acara resmi di malam hari, fascinator akan digantikan dengan tiara.
“Hingga tahun 1950an, wanita sangat jarang terlihat tanpa topi karena dianggap bukan sifatnya para wanita untuk menunjukkan rambut di publik,” jabar Diana Mather (tutor senior konsultan etiket The English Manner). Namun menurut Diana, keadaan kini sudah berubah. “Topi sekarang dikenakan untuk acara-acara yang lebih formal,” lanjutnya.
Bisa ditarik kesimpulan jika menggunakan fascinator menunjukkan kerendahan hati cewek dengan berpakaian santun dan kini, konteksnya untuk menghargai pihak yang mengundang kita dalam acara yang resmi.
Tidak cuma pernikahan, selama itu adalah acara resmi yang melibatkan Keluarga Kerajaan, maka penggunaan baju formal berupa dress berikut dengan fascinator adalah kuncinya. Sedangkan untuk cowok, bisa menggunakan setelan jas. Sebut saja itu, Royal Ascot yang merupakan pertandingan balap kuda.
Itu dia alasan acara pernikahan Inggris lekat dengan topi. Sekarang sudah memahami bukan? Kalau suatu waktu kamu dapat rezeki diundang ke acara resmi Kerajaan Inggris, jangan lupa ya pakai dresscode yang sesuai.