Saat cowokmu lagi marah itu pasti ada sebabnya, tidak mungkin muncul dengan sendirinya. Kesulitannya dalam mengontrol emosi bisa jadi karena perilakumu, tapi tidak menutup kemungkinan juga karena perilaku orang lain yang dilampiaskan padamu.
Jadi sebelum tahu akar masalahnya, kamu tidak harus merespon dengan hal yang sama dengan aksi melontarkan kalimat yang buat keadaan kian memanas seperti di bawah ini.
Setiap orang berubah, pernyataan seperti ini justru bikin kamu tidak fokus sama permasalahan yang terjadi. Kesannya kamu mulai menghakimi cowokmu yang menurutmu mulai berubah itu. Padahal kenyataannya tidak sepenuhnya demikian, karena setiap persoalan itu pasti ada yang menjadi pemicunya. Lebih baik kamu mencari tahu akar masalahnya daripada terus mengutuki pribadinya.
Saat kamu dulu mengambil kesempatan untuk menjalin hubungan dengannya, kamu sudah tahu konsekuensi dari pilihanmu bukan? Kalau kamu merasa yang paling berkorban banyak, mungkin kamu melihatnya dari sisi dirimu saja.
Coba untuk menghindari kalimat yang mengundang rasa iba cowokmu seperti ini, karena dia bakal merasa kurang dipahami dan menganggap bahwa kamu mengungkit apa yang telah kamu berikan padanya.
Kata-kata seperti ini juga menandakan kalau kamu menganggap enteng persoalan yang sekarang tengah dihadapinya. Padahal, kalau dia sampai mendiamkan atau bahkan berujar kasar padamu; itu tandanya kamu sudah membuat dia tersinggung. Bakal tidak lucu kalau kamu menanggapinya dengan kalimat semacam ini, kesannya seperti kamu menggampangkan perasaan cowokmu.
Kadang saat cowokmu lagi marah, kamu tak perlu melakukan apa-apa. Cukup menunggu amarahnya reda sehingga kamu bisa bicara pelan-pelan perihal apa yang sebenarnya jadi perdebatan.
Kalau kamu membalas emosinya dengan kalimat seperti "siapa yang betah kalo kamu terus uring-uringan?", ini tandanya kamu kurang mengerti keadaannya sekarang. Makanya, lebih baik diam dulu daripada kamu ikut terpancing dengan amarahnya yang kamu tidak cukup tahu apa penyebabnya.
Ini juga jadi salah satu kalimat yang lebih menjurus ke pribadinya, bukan pada pangkal masalahnya. Kalau kamu terus menjawabnya dengan menyerang secara personal, pertengkaran tidak akan selesai. Inilah yang justru membuat kamu dan dia kurang bisa melihat dari sudut pandang yang lain.
Kalimat seperti ini menunjukkan kalau kamu sudah menyerah sama hubungan. Berbicara itu mudah, makanya kamu perlu mempertimbangkan kalau perkataanmu itu sebaiknya tidak menimbulkan dampak fatal buat hubungan. Kesabaran kamu boleh habis karenanya, tapi persoalan tidak bisa diselesaikan dengan kesabaran saja. Barangkali kamu dan dia memang perlu mengambil jarak dulu, biar situasi jadi lebih terkendali.
Pertanyaan yang kamu layangkan ke dia ini jadi tanda kalau kamu sebenarnya hanya ingin menang sendiri, merasa selama ini sudah benar dan gak punya salah. Padahal, kamu harus peka saat dia sudah kelihatan marah di depanmu. Emosinya cowokmu itu mungkin karena ada sesuatu yang telah lama dipendamnya dan tak tersampaikan. Tenangkan dulu dirimu dan hindari untuk tidak ikut emosional saat menghadapinya.
Tanda menyerah lainnya adalah ketika kamu tambah menanyakan tentangnya perihal kelanjutan hubungan. Sebaiknya sadari bahwa saat dia marah bukanlah waktu yang tepat buat membicaralan masa depan hubungan. Kalau kamu nekat, tidak menutup kemungkinan kalau kamu bakal putus betulan.
Jika kepengin kisah cintamu tidak berujung tutup buku, sebaiknya kamu mulai menghindari kata-kata ini saat cowokmu sedang tampak tak mau diganggu ya, girls.