Konkret! Dukungan bagi Perempuan di Deklarasi Pemimpin G20 2022
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 telah berlangsung pada 15-16 November 2022 di Bali. Forum Kerjasama multilateral ini menghasilkan Deklarasi Pemimpin yang disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers pada Rabu (16/11/2022).
Uli Silalahi selaku Co-Chair W20 dalam keterangan yang diterima IDN Times, menyebut bahwa terdapat 15,38 persen poin penting yang membahas tentang perempuan. Apa saja yang dibahas?
1. Menjaga rantai pasokan pangan khususnya bagi perempuan, pemuda, dan kaum marjinal
Tantangan terhadap ketahanan pangan global diperburuk dengan adanya konflik dan ketegangan akibat perang Ukraina. Sebabnya, pemimpin negara G20 sepakat berkomitmen untuk menyelamatkan nyawa hingga mencegah kelaparan dan malnutrisi.
Deklarasi ini juga menyampaikan akan adanya tindakan lebih lanjut untuk mengatasi lonjakan harga, kekurangan pangan komoditas dan pupuk secara global. Serta adanya pendekatan science dalam meneliti makanan dan rantai pasokan pangan. Dalam hal ini perempuan, pemuda, petani kecil, petani marginal, dan nelayan, menjadi fokus utama.
2. Upaya kolaborasi terkait keterampilan dan literasi digital yang berpengaruh positif bagi perempuan
Deklarasi pemimpin G20 menyebutkan dorongan adanya kolaborasi internasional dalam pengembangan keterampilan dan literasi digital. Perempuan, anak perempuan, maupun orang-orang yang berada di situasi rentan akan membutuhkan pengembangan diri yang lebih.
Hal ini juga dilatarbelakangi oleh tingginya permintaan tenaga kerja yang fasih dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Tentu saja dengan adanya kemampuan literasi digital dapat membantu pelajar, guru, pemimpin, maupun tenaga pendidik lainnya untuk mengakses pendidikan lebih luas lagi.
3. Teknologi digital adalah kunci pemulihan dan pemberdayaan perempuan di berbagai sektor
Hasil deklarasi menyepakati bahwa teknologi digital berperan penting dalam memulihkan dan memberdayakan perempuan di berbagai sektor. Hal ini menjadi upaya penting bagi semuanya untuk bangkit dari kondisi terpuruk akibat pandemik atau peperangan Ukraina.
Untuk itu, para pemimpin G20 juga menyampaikan pentingnya keterlibatan semua pemangku kepentingan. Baik pemuda, perempuan, sektor bisnis, lembaga audit, parlemen, peneliti, dan buruh, agar tidak ada yang tertinggal dalam upaya transformasi digitalisasi.
4. Kerangka kerja yang mendorong ekonomi berkelanjutan dan inklusif bagi perempuan
Dukungan pemimpin negara G20 ditunjukkan melalui kerangka kerja yang berfokus pada keuangan. Dalam hal ini, mereka sepakat memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas dan ekonomi berkelanjutan bagi perempuan, pemuda, maupun pelaku UMKM.
Hal ini sejalan dengan tujuan utama G20 untuk menemukan solusi terhadap tantangan ekonomi global. Sesuai dengan tema "Recover together, recover stronger", poin deklarasi ini mewakili penguatan digitalisasi dalam perkembangan ekonomi.
Editor’s picks
Baca Juga: Iriana Jokowi Ajak Ibu Negara Korsel Lihat Kain Tenun Endek Bali
5. Mempromosikan pekerjaan yang layak, serta penghapusan pemaksaan kerja terhadap buruh dan anak
Pandemik COVID-19 dinilai memperburuk ketidaksetaraan yang terjadi pada perempuan, pemuda, pekerja lanjut usia, penyandang disabilitas, dan pekerja migran. Mereka menyepakati komitmen untuk mengurangi ketidaksetaraan melalui otomatisasi dan teknologi digital.
Selain itu, para pemimpin G20 juga sepakat akan mempromosikan pekerjaan yang layak. Serta, menghapus pemaksaan kerja terhadap buruh dan anak.
6. Melanjutkan proses integrasi antara perempuan, penyandang disabilitas
Dalam poin ini, pemimpin G20 mengusung human centered hingga pendekatan hidup berkelanjutan. Pendekatan yang berpusat pada manusia akan lebih banyak mengarah pada keadilan sosial yang lebih besar.
Untuk itu, pemimpin G20 juga menyampaikan pesannya untuk mempertimbangkan keterlibatan penyandang disabilitas, perempuan, atau pemuda lintas sektor dalam mengejar pekerjaan yang inklusif.
7. Akses pendidikan merupakan kunci dari pemulihan ekonomi
Poin ini menegaskan komitmen para pemimpin G20 untuk mengembangkan pengajaran dan lingkungan belajar di setiap tingkat pendidikan. Hasil deklarasi nyata mendukung pemberdayaan pada perempuan dan anak perempuan.
Peserta didik juga harus memiliki kesejahteraan dalam menjalani persiapan bekerja. Hasil kesepakatan ini juga membahas pentingnya akses pendidikan yang berpengaruh pada pemulihan ekonomi.
8. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan adalah inti dari upaya pemulihan inklusif dan pembangunan berkelanjutan
Pandemik COVID-19 nyata berdampak buruk bagi perempuan dan anak perempuan. Sebabnya, para pemimpin negara G20 sepakat untuk menempatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagai dasar dari segalanya.
Ada komitmen untuk mengatasi permasalahan terkait upah tidak berbayar serta kesenjangan upah antar gender. Hasil deklarasi juga menyatakan komitmen untuk menghapus kekerasan berbasis gender. Serta, terus mendorong perempuan dan anak perempuan mendapatkan akses yang setara dan kualitas pendidikan yang memadai, termasuk kualitas hidup perempuan pedesaan dan penyandang disabilitas.
Baca Juga: 10 Potret Iriana Ajak Pendamping Pemimpin G20 Lihat Kearifan Lokal RI