Perjalanan Terjal Asma Nadia Hingga Sukses Terbitkan Puluhan Karya

#AkuPerempuan: Sosok pemberani mendobrak keterbatasan

Sebuah karya yang fenomenal terletak dari sebagaimana karya tersebut mampu menginspirasi banyak orang. Kepiawaian Asma Nadia dalam merangkai kata-kata menjadi seuntai kalimat, memang tidak bisa diragukan lagi. Karyanya seperti, Catatan Hati Seorang Istri dan Assalamualaikum, Beijing! menjadi bukti bahwa masyarakat mengapresiasi penuh.

Sejak kecil, Asma Nadia tumbuh dalam keluarga yang mencintai seni menulis. Namanya kian dikenal setelah menerbitkan karya-karya best seller lebih dari 50 buku dan novel. Ia juga aktif melakukan perjalanan (travelling). Di tahun 2009, Asma Nadia melakukan perjalanan keliling Eropa. Ia telah mengunjungi 59 negara dan lebih dari 200 kota di dunia. Kegemaran lain dalam dunia fotografi pun membuatnya dikenal sebagai jilbab traveler. Lantas, bagaimana dengan perjalanannya menjadi penulis?

1. Asma kecil tinggal secara nomaden sampai pernah tinggal di tepi rel kereta api

Perjalanan Terjal Asma Nadia Hingga Sukses Terbitkan Puluhan Karyasastrahelvy.com

Siapa sangka, jika kesuksesan seseorang yang diperoleh sekarang adalah jerih payah panjang yang dilalui dengan banyak kesusahan. Asma kecil, hidup dalam himpitan ekonomi. Sebelum sang ayah, Asmin Usman mencapai puncak karir sebagai pencipta lagu, Asma sekeluarga harus hidup berpindah-pindah dari satu rumah sewa ke rumah sewa lainnya di Jakarta. Hingga pernah tinggal di tepi rel kereta api, kawasan gunung Sahari.

Semasa kecil, ia mendekap salah satu ajaran Islam yang mengatakan; Al-ummu madrasatul ‘ula (ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya) dalam berkarya. Bahkan ajakan pejuang mimpi yang digaungkan Asma ternyata berangkat dari kenangannya bersama sang ibu, Maria Erry Susianti. Di tengah keterbatasan itu, Asma melihat kebiasaan ibunya dalam memuliakan buku. Sang ibu, suka menulis buku harian. Ia mencontohkan kepada anak-anaknya untuk menyampul buku-buku mereka dengan sampul plastik atau kertas minyak. Dari sana, Asma menjadi gemar membaca sekaligus menulis.

2. Meskipun pernah alami gegar otak, semangat menulisnya tak padam

Perjalanan Terjal Asma Nadia Hingga Sukses Terbitkan Puluhan Karyagramedia.com

Di usia tujuh tahun Asma terbentur dari tempat tidur kala, bermimpi buruk. Keluarga mengganggap luka di kepalanya sebagai luka biasa. Namun, beberapa hari setelah itu Asma terus merasa kesakitan. Keluarga membawa Asma ke dokter. Dari hasil pemeriksaan intensif menyimpulkan bahwa ia mengalami gegar otak. Deritanya bertambah ketika jantung dan paru-parunya dinyatakan tidak sehat. Selama sepuluh tahun, Asma tidak lepas dari obat dan aktivitas bolak-balik ke rumah sakit untuk check up.

dm-player

Penyakit gegar otaknya semakin parah di usia 18 tahun, ketika menjejaki bangku kuliah di Institut Pertanian Bogor. Atas saran dokter, ia berhenti menimba ilmu di perguruan tinggi tersebut. Meskipun demikian, ia tetap rajin menulis, mengikuti kursus bahasa Arab dan Inggris.

3. Selalu memelihara rasa tidak percaya diri menjadi kunci dirinya konsisten menulis

Perjalanan Terjal Asma Nadia Hingga Sukses Terbitkan Puluhan Karyainstagram.com/asmanadia

Sudah banyak perhargaan yang ia dapatkan baik penghargaan nasional dan regional di bidang kepenulisan. Seperti, Pengarang Terbaik Nasional, penerima Adikarya Ikapi Award tahun 2000, 2001, dan 2005, peraih Penghargaan dari Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) tahun 2005, Anugrah IBF Award sebagai novelis islami terbaik (2008), dan Peserta terbaik lokakarya perempuan penulis naskah drama yang diadakan FIB UI dan Dewan Kesenian Jakarta. Namun, Asma memutuskan untuk tetap memelihara rasa tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri dapat mendorongnya untuk tetap menulis, terus berkarya dan berproses menjadi lebih baik.

Menurut Asma, alasan utama menulis agar dapat meraih cinta dan ridha-Nya. Memberikan nilai edukasi tentang kebaikan dan kebenaran dalam berbagai hal. Ia menerapkan menulis setiap hari secara konsisten. Melakukan banyak riset dan gemar membaca, merupakan langkah awal menjadi penulis. Ia meyakini bahwa karya-karya yang dihasilkan sekarang merupakan akumulasi dari kegemarannya membaca yang dapat memperkaya wawasan.

4. Karya fenomenalnya selalu mengedepankan kisah nyata tentang kehidupan

Perjalanan Terjal Asma Nadia Hingga Sukses Terbitkan Puluhan Karyainfobiografi.com

Lentera Kehidupan tahun 2000 menjadi buku pertama Asma Nadia. Humanisme, cinta dan kasih sayang, kesabaran, perempuan serta arti penting nilai agama dalam berinteraksi menjadi ciri khas karyanya dengan mengambil latar kisah nyata tentang kehidupan. Dalam membangun kisah dan penokohan, Asma sangat jarang menampilkan tokoh secara hitam dan putih.

Menurutnya tidak pernah ada manusia yang benar-benar sempurna baik protagonis ataupun antagonis. Ajaran agama juga lekat menjadi prinsip utamanya dalam membangun sebuah cerita. Pesan moral yang kuat dan menyentuh selalu ditampilkan pada setiap novelnya, seperti Bunda: Kisah Cinta Dua Kodi. Novel dan film ini diangkat dari kisah nyata seorang pengusaha muslimah terkenal bernama Ika Kartika.

Mencapai cita-cita yang diinginkan memang memerlukan tekad yang kuat. Tidak mudah dan harus mampu berjuang secara maksimal. Belajar dari Asma Nadia, bahwa dengan menulis ia mampu memberikan manfaat sekaligus inspirasi ke banyak orang. Semoga kita pun, demikian.

Afifah Khoirunnisa Photo Verified Writer Afifah Khoirunnisa

boleh follow ke instagram @afififah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah
  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya