Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aksi Katrina Betharia Bangun Teman Tanggap, Ruang Volunteer Inklusif

Katrina Betharia Rinduiana (dok. pribadi)
Intinya sih...
  • Katrina Betharia Rinduiana menciptakan platform volunteering Teman Tanggap untuk memudahkan akses relawan dengan semangat inklusivitas.
  • Katrina merintis Teman Tanggap sebagai jawaban atas keterbatasan waktu, akses, dan biaya dalam kegiatan volunteering.
  • Teman Tanggap ingin menyederhanakan proses volunteering agar lebih sederhana, inklusif, dan terjangkau bagi siapa pun.

Jakarta, IDN Times - Di tengah dunia yang makin cepat bergerak, kegiatan sosial seperti volunteering, kerap jadi jembatan untuk kembali terhubung dengan empati dan rasa kemanusiaan. Aksi-aksi kecil yang lahir dari kepedulian ini, tak hanya berdampak bagi penerima bantuan, tetapi juga memperkaya batin para relawan. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa akses terhadap kegiatan relawan sering kali terhambat oleh informasi yang terbatas, logistik yang rumit, atau bahkan biaya partisipasi yang tinggi.

Berangkat dari keresahan itulah, Katrina Betharia Rinduiana menghadirkan Teman Tanggap, sebuah platform volunteering yang mengusung semangat inklusivitas. Bersama timnya, Katrina membangun ruang yang membuka jalan bagi siapa saja yang ingin terlibat dalam aksi sosial dan kemanusiaan secara lebih mudah dan terjangkau. Lewat platform ini, ia ingin menyederhanakan proses jadi relawan agar niat baik tidak perlu tertunda oleh keterbatasan teknis.

Lebih dari sekadar inisiator platform, Katrina juga aktif di berbagai gerakan sosial lain. Pada Kamis (24/4/2025), IDN Times berkesempatan melakukan wawancara secara daring dengan Katrina. Yuk, simak perjalanan Katrina dalam membangun platform volunteering hingga social activity lainnya!

1. Memiliki latar belakang sebagai mahasiswa Kedokteran, lalu terpikat dengan 'social action'

Katrina Betharia Rinduiana (dok. pribadi)

Meski kini dikenal lewat berbagai aksi sosial dan perannya dalam platform relawan, latar belakang Katrina Betharia tidak langsung tertuju pada dunia kemanusiaan. Ia memulai perjalanannya sebagai mahasiswa kedokteran di salah satu universitas swasta di Jakarta.

Namun di tengah padatnya jadwal dan tuntutan akademik, Katrina justru menemukan ruang batin yang dipenuhi semangat untuk membantu sesama. Ketertarikan itu tidak muncul begitu saja. Aktivitas organisasi semasa kuliah jadi titik awal perjumpaannya dengan dunia kerelawanan. Melalui berbagai kegiatan sosial di lingkungan kampus, ia mulai menyadari bahwa kontribusi kecil pun bisa berdampak besar bagi sekitar.

"Dulu waktu masih aktif kuliah, aku pernah menjabat di salah satu UKM bernama AMSA (Asian Medical Student Association), khususnya sebagai representative AMSA UKI. Dari situ, aku banyak terlibat dalam program kerja, social action, dan sebagainya," kata Katrina.

2. Lahirnya Teman Tanggap: wadah volunteer yang inklusif

Katrina Betharia Rinduiana (dok. pribadi)

Semangat Katrina dalam kegiatan sosial tidak meredup meski masa aktifnya di organisasi kampus telah usai. Justru, keinginan untuk terus bergerak di ranah kemanusiaan, semakin menguat. Namun, ia tak lagi memiliki wadah untuk menyalurkan semangat itu. Di sinilah muncul dorongan untuk menciptakan ruang baru yang lebih fleksibel dan inklusif bagi siapa pun yang ingin berkontribusi.

Bersama seorang teman yang memiliki semangat serupa, Ni Made Padma Wardhani Rakheswari, ia pun menggagas Teman Tanggap, sebuah platform yang dibentuk sebagai jawaban atas keterbatasan waktu dan akses terhadap kegiatan volunteering. Mereka ingin menjadikan gerakan sosial lebih mudah dijangkau. Lewat Teman Tanggap juga, Katrina ingin menyalurkan dampak baik untuk khalayak.

"Aku merasa bahwa setiap manusia pasti punya kekurangan. Aku pun begitu, tidak sepenuhnya punya kelebihan. Aku punya banyak keterbatasan dan ketidakmampuan. Tapi, justru di tengah keterbatasan itu, aku merasa bisa memberi dampak buat orang lain," ujar Katrina.

3. Katrina berusaha membangun atau menciptakan wadah agar volunteering terasa lebih mudah serta murah

Katrina Betharia Rinduiana (dok. pribadi)

Berangkat dari pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya, Katrina menyadari bahwa niat baik saja sering kali tidak cukup. Banyak orang ingin membantu, namun bingung harus memulai dari mana. Akses yang rumit, kurangnya informasi, hingga kendala biaya, kerap jadi penghalang. Melalui Teman Tanggap, Katrina ingin memecahkan hambatan-hambatan tersebut dan menghadirkan ruang volunteering yang lebih sederhana, inklusif, dan terjangkau.

"Kadang orang mau ke panti jompo, tapi tidak tahu caranya. Dengan Teman Tanggap, mereka bisa ikut tanpa harus punya koneksi khusus," ucapnya.

Lewat sistem pendaftaran yang dibuka rutin setiap bulan, setiap individu berkesempatan untuk terlibat dalam misi sosial. Tagline Teman Tanggap: ‘Satu Misi, Satu Bulan.’ Setiap bulan pasti akan selalu ada misi kebaikannya.

"Kami ingin menjadikan Teman Tanggap sebagai wadah yang nyaman untuk siapa pun yang ingin jadi volunteer. Kami ingin membentuk mindset bahwa volunteering itu tidak harus mahal, sulit, atau terbatas untuk kalangan tertentu," tambahnya.

4. Merangkai skill dari berbagai ajang pageant

Katrina Betharia Rinduiana (dok. pribadi)

Tak hanya aktif di ranah sosial, Katrina juga pernah menempuh jalan yang tak kalah menantang: dunia pageant. Bukan semata ajang kecantikan, bagi Katrina, dunia ini menjadi ruang pembelajaran sekaligus pengasahan kemampuan diri yang tak dia temukan di tempat lain.

"Sebelumnya, aku ikut Abang Mpok Kota Bekasi. Aku dapat juara harapan dua. Setelah itu, aku ingin ikut ajang social pageant," jelasnya.

Pilihannya berlanjut ke ajang Putri Bumi Indonesia, di mana ia berhasil masuk top 10 dan mendapat gelar Miss Animal Welfare. Lalu, ia melanjutkan langkahnya ke Putri Bahari Jakarta 2024 dan akhirnya ke tingkat nasional. Tak sekadar gelar, ajang tersebut memberikan bekal penting yang kemudian ia terapkan dalam kegiatan sosial.

"Pelajaran dari dunia pageant yang diaplikasikan ke aksi sosial yang paling utama adalah public speaking. Menurutku, public speaking adalah kemampuan penting karena kita berinteraksi dengan volunteer, peserta, dan pihak panti. Lalu, confidence. Aku belajar bahwa walaupun kita tidak selalu sempurna, tapi harus bisa membuat kesalahan kita tidak terlihat oleh orang lain," lanjut Katrina.

5. Aktif juga di social action lainnya

Katrina Betharia Rinduiana (dok. pribadi)

Komitmen Katrina terhadap aksi sosial tak berhenti di Teman Tanggap. Semangatnya untuk terus memberi manfaat bagi sekitar, ia bawa ke berbagai ruang dan kesempatan lain. Bersama Teman Tanggap, ia telah menjangkau banyak pihak yang membutuhkan, mulai dari anak-anak disabilitas di Yayasan Sayap Ibu, Panti Wreda Berea Kedoya, hingga momen berbuka puasa bersama di Panti Buaya. 

Semangat serupa ia bawa ke lingkungan kerjanya kini, di sebuah brand makeup lokal bernama Kula.

"Di kantorku sekarang, kami punya social community dan nilai value-driven beauty. Jadi, setiap bulan ada donasi dan aku pegang bagian komunitas," ujar Katrina.

Ia rutin menyusun kegiatan sosial, seperti kunjungan ke shelter hewan—tempat perlindungan kucing dengan amputasi, kegiatan di panti asuhan, hingga penanaman koral di Pulau Pramuka. Baginya, di mana pun berada, selalu ada ruang untuk mengajak orang lain berbagi kepedulian.

6. Menurut Katrina, tidak perlu menunggu 'perfect' untuk menyebarkan sebuah kebaikan

Katrina Betharia Rinduiana (dok. pribadi)

Di balik segala aktivitas dan perannya yang begitu padat, Katrina menyimpan satu nilai hidup yang sederhana, namun penuh makna. Bahwa, setiap orang mampu memberi dampak tanpa harus menunggu jadi sempurna. Prinsip ini jadi fondasi dari setiap langkah yang ia ambil, baik dalam membangun Teman Tanggap, terlibat dalam aksi sosial, maupun membina komunitas.

"Kita gak perlu sempurna untuk memberi kebahagiaan bagi orang lain. Bukan berarti kosong, tapi jangan menunggu jadi kaya atau pintar dulu, baru berbagi. Aku merasa diriku cukup dan bisa membagikan itu," pungkasnya.

Pandangan ini menjadi pengingat bahwa kebaikan bisa dimulai dari siapa saja, kapan saja, dan dalam bentuk apa pun. Kisah Katrina menjadi pengingat bahwa niat baik yang tulus, meski sederhana, mampu menciptakan perubahan yang berarti bagi banyak orang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nisa Zarawaki
Febriyanti Revitasari
Nisa Zarawaki
EditorNisa Zarawaki
Follow Us