TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berani Seperti Lesti, 7 Alasan Perempuan Harus Lapor saat Terjadi KDRT

Selamatkan dirimu dulu!

Lesti Kejora (instagram.com/lestykejora)

Baru-baru ini, jagat maya dihebohkan dengan isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami Lesti Kejora. Beredar kabar bahwa penyanyi dangdut ini sudah melaporkan tindakan tersebut ke polisi.

Hal ini penting ditiru untuk siapa saja yang merasa mendapatkan perilaku KDRT. Sayangnya, gak mudah bagi korban untuk membuka diri, mengakuinya, dan melaporkan tindak KDRT pada orang lain. Dilansir Holland Family Law, seseorang jadi enggan untuk melaporkan kasus kekerasan karena merasa malu, bersalah, dan takut dihakimi.

Padahal, penting untuk segera melaporkan kepada pihak berwenang apabila mengalami tindak KDRT agar mendapatkan perlindungan. Ini dia alasannya!

1. Gak perlu malu, karena kdrt bukan aib yang harus ditutupi

ilustrasi kekerasan pada perempuan (IDN Times/Nathan Manaloe)

Dilansir Holland Family Law, salah satu cara untuk keluar dari lingkaran KDRT adalah mengakui bahwa kejadian ini bukanlah aib yang harus kamu tutupi. Korban KDRT perlu menyadari bahwa ia memiliki hak untuk merdeka dan tidak dikontrol oleh orang lain.

Setiap orang berhak menyampaikan pikiran dan perasaan mereka. Sebabnya, segala ketakutan atau kekhawatiran yang kamu pikirkan semata-mata terjadi karena perilaku pelaku. Jadi, semua yang terjadi bukanlah karena kesalahanmu.

2. Melindungi pasangan bukan tugasmu, tanggung jawabmu adalah melindungi diri sendiri dulu

ilustrasi kekerasan terhadap perempuan (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilansir PsychologyToday, keluarga dan ekspektasi dari lingkungan sosial menjadi hal terbesar yang kerap menekan seseorang untuk bertahan dalam lingkungan KDRT. Di saat-saat genting, melindungi pasangan bukanlah tugasmu.

Alih-alih memikirkan beban keluarga atau tanggapan orang lain, selamatkan dulu dirimu dari tindak kekerasan tersebut. Dalam guide untuk korban kekerasan yang dikeluarkan oleh United Nations, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menyelamatkan diri.

Ketika kamu merasa situasinya kurang baik, mendekatlah pada area yang dekat dengan pintu keluar. Selalu siapkan rencana untuk keluar rumah, menelpon keluarga, atau menelpon pihak berwenang, dan kumpulkan bukti.

Baca Juga: 9 Sikap Tangguh Lesti Kejora yang Bisa Jadi Teladan, Wanita Kuat!

3. Buka suara adalah kunci untuk mengakhiri kekerasan yang terjadi

Ilustrasi kekerasan seksual terhadap perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Jangan pernah ragu untuk buka suara atas apa yang sudah terjadi kepadamu. Semakin lama dipendam akan membuatmu rentan mengalami stres dan gak leluasa untuk bergerak. 

Kamu bisa memulainya dari lingkungan terdekat dulu, seperti orangtua atau saudara. Setidaknya, mereka bisa memberikanmu opsi atau solusi untuk bisa keluar dari lingkaran KDRT. Buka suara juga merupakan upaya untuk menggali support dari orang lain ketika kamu tidak mendapatkan dari pasangan sendiri.

4. Dengan melapor artinya kamu mencintai dan menghargai diri sendiri

ilustrasi kekerasan (IDN Times/Aditya Pratama)

Sadarilah bahwa semua makhluk hidup diciptakan berharga dan memiliki tujuan. Keberadaanmu di dunia ini pun pasti punya tujuan yang bermakna untuk hidup orang lain. Sebabnya, cobalah untuk lebih menghargai dirimu sendiri.

Menyalahkan diri sendiri atau memendam masalah gak bisa menyelesaikan semuanya. Untuk itu, kamu harus berani melaporkan tindak KDRT sebagai upaya kecil mencintai diri sendiri.

5. Apa pun alasannya, KDRT tidak dibenarkan dan sepenuhnya salah pelaku

ilustrasi kekerasan pada anak/perempuan (IDN Times/Nathan Manaloe)

Segala bentuk kekerasan yang terjadi kepadamu gak bisa dianggap remeh. Apa pun alasannya, KDRT bukanlah suatu hal yang bisa kamu toleransi. Dalam laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Usman Basuni selaku Asisten Deputi Bidang Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kemen PPPA, mengungkapkan bahwa KDRT merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Maka, KDRT bukanlah persoalan yang remeh. Apa pun bentuk kekerasan yang kamu terima adalah kesalahan pelaku dan bukan kesalahanmu.

6. Melapor adalah tindakan berani, kamu ikut menginspirasi korban lainnya untuk mengambil langkah ini

Ilustrasi kekerasan (IDN Times/Sukma Shakti)

Menyuarakan kejadian pahit gak semudah membalikkan telapak tangan. Mungkin ada banyak keraguan dan ketakutan terhadap konsekuensi yang bisa saja terjadi apabila kamu speak up. Mengutip Napoleon Bonaparte, sepuluh orang yang berbicara akan membuat lebih banyak suara daripada sepuluh ribu orang yang diam.

Percayalah bahwa setiap hal yang terjadi di dalam hidupmu pasti memiliki tujuan dan rencana yang indah di baliknya. Setidaknya dengan berani menyuarakan masalah ini, kamu turut menjadi berkat dengan menginspirasi orang lain yang sedang terpuruk.

Baca Juga: Perjalanan Cinta Lesti Kejora dan Rizky Billar Disorot Karena Isu KDRT

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya