TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kekurangan Lazy Girl Job, Tren Karier yang sedang Populer

Lazy job kurang terjamin secara pendapatan

ilustrasi pekerjaan virtual (freepik.com/ freepik)

Saat ini, tren karier "lazy girl job" atau pekerjaan yang memberikan fleksibilitas dan kenyamanan menjadi semakin populer. Istilah lazy girl job mungkin terdengar menyenangkan, dengan imajinasi kita melayang di tengah jam kerja yang santai dan kemungkinan untuk bekerja dari tempat tidur atau kafe favorit.

Namun, di balik daya tariknya, tren ini juga memiliki sejumlah kekurangan yang perlu diperhatikan. Jadi, mari kita bahas lima kekurangan yang mungkin kita temui jika kita sedang mempertimbangkan untuk memulai atau telah memulai karir dalam tren lazy girl job ini. 

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Tak Memiliki Prospek Karier yang Menjanjikan

1. Kurangnya jaminan pendapatan

ilustrasi pendapatan (freepik.com/ fanjianhua)

Banyak pekerjaan yang mengusung konsep berbasis online sering kali tidak menyediakan pendapatan yang stabil atau jaminan pekerjaan jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh sifat pekerjaan yang sering kali proyek-based atau freelance, yang berarti pekerja hanya akan menerima gaji ketika ada proyek atau tugas yang tersedia. Ketidakpastian ini dapat menjadi tantangan utama bagi kita yang bergantung pada pendapatan konsisten untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari seperti biaya hidup, tagihan, atau pengeluaran harian.

Tanpa adanya jaminan pendapatan tetap kita mungkin perlu mengelola keuangan dengan lebih hati-hati dan memiliki cadangan keuangan untuk mengatasi masa-masa ketika tidak ada job. Sebagai alternatif, beberapa orang mungkin memilih untuk menggabungkan pekerjaan fleksibel dengan pekerjaan paruh waktu atau penuh waktu yang menawarkan jaminan pendapatan tetap.

Baca Juga: 5 Tips Mengembangkan Visi-Misi Karier yang Tepat dan Bermakna

2. Tidak ada jaminan sosial

ilustrasi asuransi (freepik.com/ rawpixel.com)

Pekerjaan yang tidak terikat dengan perusahaan sering kali tidak menawarkan manfaat seperti asuransi kesehatan, pensiun, atau cuti yang dibayar kepada karyawan mereka. Karena kurangnya manfaat ini, kita mungkin harus mengatasi risiko keuangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja yang bekerja di perusahaan dengan manfaat yang lengkap.

Selain itu, tanpa dana pensiun atau tabungan pensiun yang disediakan oleh perusahaan, kita yang bekerja pada pekerjaan freelance mungkin perlu mengatur rencana pensiun sendiri, yang bisa menjadi tantangan yang rumit. Juga tidak adanya cuti yang dibayar berarti bahwa ketika kita tidak bekerja, kita mungkin tidak menerima pendapatan.

3. Tanggung jawab yang lebih besar

ilustrasi tanggung jawab (freepik.com/ pressfoto)

Dalam banyak pekerjaan fleksibel atau berbasis online, kita akan sering diharapkan untuk mengurus sendiri administrasi dan kewajiban pajak. Hal ini dapat menjadi tanggung jawab yang kompleks dan sering kali memerlukan pemahaman yang baik tentang berbagai aturan pajak dan regulasi administratif yang berlaku di wilayah tempat kita tinggal. Kita mungkin perlu melaporkan pendapatan kita secara akurat, memastikan bahwa kita membayar pajak yang sesuai, serta menjalani berbagai prosedur administratif seperti pembuatan faktur, pencatatan pengeluaran, dan dokumentasi yang diperlukan untuk keperluan perpajakan.

Ketidakmampuan untuk mengelola administrasi dan pajak secara efisien bisa menjadi masalah, terutama jika kita tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam hal ini. Kesalahan administrasi atau pajak dapat berpotensi menyebabkan masalah hukum dan keuangan yang serius. 

4. Terisolasi dari sosial

ilustrasi isolasi dari luar (freepik.com/ gstockstudio)

Bekerja dari rumah atau bekerja sendiri dalam berbagai pekerjaan fleksibel dan berbasis online sering kali kita akan menghadapi risiko isolasi sosial. Ketika kita tidak terlibat dalam interaksi sehari-hari dengan rekan kerja atau kolega, kita mungkin kehilangan sentuhan dengan dunia luar. Isolasi sosial dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional, mengingat pentingnya interaksi sosial untuk kesehatan mental dan kebahagiaan. Kekurangan kontak sosial dapat menyebabkan perasaan kesepian, kecemasan, dan bahkan depresi.

Kehilangan elemen sosial dari pekerjaan, seperti percakapan informal, dukungan tim, dan interaksi sosial yang membangun hubungan, juga dapat mempengaruhi motivasi dan produktivitas. Ketika seseorang bekerja sendiri, motivasi internal sering kali harus menggantikan motivasi eksternal yang mungkin diberikan oleh rekan-rekan kerja atau atasan.

Baca Juga: 5 Alasan Utama Pentingnya Punya Side Job bagi Anak Muda

Writer

Alira Syamsura

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya