TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nicky Oliviane, Srikandi Penyapu Ranjau Paku

#AkuPerempuan Ini panggilan hati, kenapa harus takut?

Nicky Oliviane, anggota perempuan komunitas Saber. 27 Oktober 2019. IDN Times/Klara Livia

Apakah ban motor kamu pernah terkena ranjau paku?

Ranjau paku masih banyak tersebar di beberapa titik jalan raya kota Jakarta. Ketika motor melintasi ranjau dengan kecepatan tinggi, paku akan mudah menancap ban dan menyebabkan kebocoran. Tentunya, ini sangat merepotkan, apalagi kalau kita sedang terburu-buru menghadiri suatu tempat. Melihat keprihatinan ini, terbentuklah komunitas penyapu ranjau paku yaitu Saber. 

Meskipun komunitas penyapu paku ini terlihat sangat maskulin, ternyata ada lho perempuan berani yang tergerak untuk mengambil bagian dalam komunitas ini! Namanya Nicky Oliviane, sang srikandi penyapu ranjau paku. Yuk, kita dengar kisahnya!

1. Sebagai pengguna motor sehari-hari, Nicky merasa jengkel dengan banyaknya ranjau paku di jalanan

dok. Nicky

Nicky bergabung dengan komunitas Saber berawal dari pengalaman pribadinya. Sebagai pengguna motor sehari-hari, ia merasa kesal dengan banyaknya ranjau paku di jalanan. Ranjau paku ini kerap membuat ban-nya bocor.

"Aku pernah pas pulang dekat Balai, ban aku kena ranjau paku. Aku lalu ke tambal ban dan ternyata harga tambalnya 25 ribu. Aku mikir ini mahal banget, padahal biasanya cuma 12 ribu atau 15 ribu saja," cerita Nicky.

Saking jengkelnya dengan ranjau paku yang membuat ban motornya bocor, Nicky sempat berniat membeli ban motor sendiri lewat online dan belajar menambal ban sendiri.

2. Akhirnya, Ia mencari solusi untuk mengurangi ranjau paku di Jalan. Ia kemudian bertemu dengan komunitas Saber

Nicky Oliviane, anggota perempuan komunitas Saber. 27 Oktober 2019. IDN Times/Klara Livia

Pengalaman pribadi Nicky kemudian mempertemukannya dengan komunitas Saber, komunitas penyapu ranjau paku. Ia menemukan komunitas ini berawal dari keisengannya mencari solusi untuk mengatasi ranjau paku di jalan.

"Aku sehari-hari naik motor dan sering kena ranjau paku atau ranjau lain di Jakarta. Aku mikir, ini cara ngatasinnya gimana. Aku cek instagram, siapa tahu ada solusinya. Lalu aku ketemu komunitas ini," terangnya.

Perempuan berusia 24 tahun ini bertemu dengan komunitas Saber bulan April 2019, namun ia tidak langsung bergabung. Mula-mula Nicky diajak patroli memungut paku jalanan bersama anggota komunitas lainnya. Ternyata, ia merasa terpanggil untuk menjadi bagian dari komunitas tersebut. Akhirnya Bulan Juli 2019, Nicky resmi menjadi anggota komunitas Saber.

Baca Juga: Komnas Perempuan: Pelaku Pelecehan Tidak Boleh Naik Transportasi Umum

3. Setiap hari sepulang kerja, Nicky bisa melakukan patroli di jalan raya sendirian

dok. Nicky

Setelah resmi menjadi anggota Saber, Nicky bisa melakukan patroli sendirian kapan pun. Komitmen Nicky membuatnya mampu berpatroli setiap hari sepulang kerja. Biasanya Nicky menghabiskan waktu kurang lebih satu hingga dua jam untuk melakukan patroli.

"Nyaber sih biasanya sendiri. Kalau bareng teman-teman hari tertentu. Kalau gak ada kegiatan atau lagi gak sibuk aku bisa tiap hari nyaber, sih pulang kerja," ucapnya.

Nicky biasa melakukan patroli di Jl. Letjen Suprapto, Galur. Selain jalur tersebut, Nicky mengatakan bahwa beberapa jalur seperti jalan Gatot Subroto hingga Stasiun Cawang dan juga daerah Roxy juga rawan akan ranjau paku.

4. "Ngapain itu cewek mungutin paku di pinggir jalan?" adalah kalimat yang sering didengarnya

dok. Nicky

Selama melakukan patroli di jalanan, Nicky tidak merasakan kesulitan. Ia bisa dengan santai melintasi jalur busway hingga jalur cepat untuk memungut paku. Meskipun begitu, kegiatan Nicky ini cukup mengundang kebingungan dari orang-orang sekitar.

"Aku happy banget sih. Walaupun orang-orang gak tau aktivitas aku, mikir 'ngapain itu cewek mungutin paku di pinggir jalan', tapi aku sih santai aja nanggepinnya. Ya, namanya panggilan hati untuk menolong banyak orang. Jadi, kenapa harus takut?," paparnya.

Nicky juga merasa tidak pernah mengalami hambatan atau gangguan selama melakukan patroli. Orang-orang yang mengetahui kegiatannya justru berterimakasih kepadanya.

"Enggak, sih. Untungnya selama aku patroli sendiri gak ada yang gangguin. Malah mereka suka klakson gitu tanda terimakasih. Ada juga yang buka kaca teriak, 'makasih ya!'," lanjut Nicky.

Baca Juga: Dr. Swasmi: Perempuan Hebat Itu Tidak Boleh Takut Maju

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya