TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Daya Tarik Perempuan yang Betah Melajang, Bebas dari Tuntutan Sosial

#IDNTimesLife Pertambahan usia tak memudarkan pesonanya

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Perempuan yang menikmati masa lajangnya hingga usia di atas 30 tahun kerap dipandang miring di masyarakat. Seakan-akan ia telah terlambat dalam suaru fase dan akan berakibat sangat buruk ke depannya. Bahkan sesama perempuan dapat bereaksi negatif atas status tersebut.

Seperti mengaitkan status lajang itu dengan kurangnya daya tarik seseorang. Padahal, perempuan yang masih sendiri boleh jadi justru memiliki daya tarik yang begitu besar untuk lawan jenis. Namun, dia belum menghendaki buat membangun komitmen dengan pria.

Tidak ada yang kurang dari pesonanya, sama seperti orang lain yang memiliki sisi menarik masing-masing. Bahkan seiring pertambahan usianya, perempuan lajang dapat terlihat kian memikat. Daya tariknya malah tambah lengkap dari fisik hingga pemikiran dan finansial seperti dalam enam poin berikut.

1. Tidak terbelenggu oleh tuntutan sosial

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Barion McQueen)

Menjadi perempuan kadang tidak mudah karena banyak tuntutan sosial tertuju padanya. Apalagi dalam hal perkawinan, perempuan seperti selalu diburu-buru untuk menikah. Ketika masih di bangku kuliah saja, sebagian perempuan sering ditanya perihal ijazah dan ijab sah.

Seolah-olah salah baginya apabila selepas pendidikannya selesai ia tidak segera melepas masa lajang. Perempuan masih kerap kena target usia untuk menikah yang dibuat oleh orang-orang di sekitarnya. Seperti idealnya dia menikah di usia 25 tahun agar nanti memiliki anak sebelum usia 30 tahun.

Tentu saja tuntutan demikian amat membebani perempuan secara psikis. Ada dinding-dinding tak kasatmata yang membatasi ruang gerak mereka dalam hidup. Perempuan yang berani tetap melajang sesuai dengan kehendaknya menunjukkan ia telah melakukan perlawanan sengit terhadap tuntutan sosial tersebut. 

2. Makin mampu mendefinisikan rumah tangga yang diinginkan

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Hiển Nguyễn)

Tidak tergesa-gesa menikah juga bikin perempuan lebih mengerti tentang relasi suami istri yang diinginkannya. Ia tak sekadar ingin menikah karena cinta, melainkan punya bayangan ideal rumah tangga yang hendak dicapai. Misalnya, hubungan yang lebih setara antara suami dan istri, tidak dibangun sekadar buat menghasilkan keturunan, dan sikap mereka sebagai orangtua pada anak-anak nantinya.

Kemampuan mendefinisikan rumah tangga penting untuk mencari pasangan yang lebih sesuai dengan visi dan misinya. Ini memungkinkannya lebih puas serta bahagia dalam kehidupan rumah tangganya kelak. Dia tidak buru-buru mengakhiri masa lajang lalu kemudian merasa kecewa oleh hal-hal yang tidak ada atau tak terjadi dalam pernikahannya padahal itu penting.

Seperti dulu seorang perempuan mengira dirinya akan baik-baik saja meninggalkan mimpi demi menjadi istri serta ibu yang baik. Namun, ternyata kurangnya kesempatan untuk mengejar impian membuatnya selalu merasa menderita. Dengan bisa membayangkan sejelas mungkin kehidupan perkawinan yang diharapkan, perempuan lajang lebih berpeluang berpasangan dengan pria yang tepat buat merealisasikan impian tersebut.

3. Mandiri secara finansial

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Hanna Auramenka)

Tentu perempuan yang cepat menikah pun banyak yang mandiri secara finansial. Mereka tetap bekerja dan memiliki pendapatan pribadi. Namun, perempuan yang betah melajang memiliki keharusan buat bisa berdiri di atas kedua kakinya. 

Tidak mungkin ia akan terus menggantungkan kehidupannya pada kedua orangtua. Mustahil pula dia mengharapkan pemberian uang dari saudara-saudaranya. Maka perempuan yang memilih masih melajang konsisten berusaha untuk tak merepotkan siapa pun dalam hal keuangan.

Ini menambah daya tariknya di mata lawan jenis. Sekalipun pria siap menafkahi pasangannya, sedikit banyak ada perasaan tenang kalau pasangannya juga bisa membantu menstabilkan keuangan keluarga. Kemandirian perempuan lajang dalam hal finansial membuatnya kian terlihat matang dan memiliki kebebasan dalam mengambil berbagai keputusan.

Baca Juga: 5 Film Feminis Asia Tengah Terbaik, Sutradara Perempuan Mendominasi

4. Punya banyak cara untuk membahagiakan dirinya

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Barion McQueen)

Perempuan yang melajang karena pilihannya sendiri tidak kalah bahagia dari mereka yang puas dengan pernikahannya. Sumber kebahagiaan dalam hidup bermacam-macam sehingga belum menikah pun bukan berarti seseorang gak bisa merasa senang serta nyaman dalam hidupnya. Perempuan lajang tak menaruh kebahagiaannya pada hubungan pernikahan, setidaknya untuk saat ini.

Ia bisa memperoleh kebahagiaannya dengan berbagai cara seperti menekuni bidang yang disukai, menjaga hubungan dengan orang-orang yang positif, menyayangi keponakan serta anak dari teman-temannya, serta bergerak di kegiatan sosial. Sumber kebahagiaannya yang bervariasi dan melibatkan banyak orang bikin hidupnya lebih berwarna. Semua itu dilakukannya secara natural, bukan sebatas pelariannya dari rasa stres karena belum juga menikah.

Meski ini kadang kurang dipahami oleh sebagian orang, sebagian lagi terutama lawan jenis dapat melihatnya sebagai hal yang amat positif. Pancaran kebahagiaannya begitu kuat. Hidupnya seperti tak mengenal beban. Maka berada di dekatnya pun membuat lawan jenis merasa ikut bahagia.

5. Berpikiran lebih terbuka tentang berbagai isu

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Alex Gállego)

Perempuan yang masih lajang bahkan mungkin belum pernah berpacaran hingga usia 30 tahun kerap dipandang sebagai sesuatu yang melenceng, tidak normal, dan salah. Ia yang berani menghadapi pandangan demikian tentu mudah saja buat membahas berbagai isu yang dianggap tabu. Pikirannya tentang berbagai topik sensitif begitu terbuka.

Seperti halnya dia memiliki pandangan yang berbeda dari kebanyakan orang mengenai usia ideal buat perempuan menikah. Sebagai teman diskusi, ia akan sangat menyenangkan. Bahkan pikiran yang terbuka ini memungkinkannya melejit di berbagai bidang seperti dengan menjadi pembicara atau penulis.

Gagasannya bukan sekadar ikut-ikutan orang lain. Dia tipe perempuan yang berani menyuarakan pendapatnya. Ia gak bisa disetir oleh orang lain. Kesan tegas dan cerdas ini membuat tak sedikit pria yang mengaguminya. 

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya