TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dita Soedarjo: Perempuan Hebat Harus Berdamai dengan Diri Sendiri

#AkuPerempuan Jangan sampai menjatuhkan orang lain!

Dita Soedarjo saat diwawancarai tim IDN Times pada peluncuran buku novelnya di GIOI Menteng. 24 Februari 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan brand es krim kenamaan, Haagen Dazs. Namun, tahukah kamu jika di balik usaha es krim tersebut terdapat sosok perempuan hebat yang mengelolanya? Dia adalah Dita Soedarjo, putri bungsu dari Soetikno Soedarjo dan Dian Muljadi.

Saat ditemui dalam acara peluncuran Novel pertamanya di GIOI Menteng (24/2), Dita membagikan pendapatnya mengenai makna dari sosok perempuan hebat. Mau tahu seperti apa? Simak ulasannya berikut ini.

1. Memiliki wajah oriental membuat Dita kerap mendapatkan diskriminasi

Dita Soedarjo saat diwawancarai tim IDN Times pada peluncuran buku novelnya di GIOI Menteng. 24 Februari 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Terkenal sebagai pebisnis dan sosialita tidak membuat Dita jauh dari cercaan dan diskriminasi. Sebab, dengan wajahnya yang oriental terkadang ada saja beberapa kata-kata menohok yang ia terima. Mulai dari mendapatkan stigma tentang kaum tionghoa hingga diskriminasi agama. 

"Diskriminasi mah pernah, kaya dianggap aku ini cina dan cina itu pelit, bukan pribumi, memiliki banyak uang, dan sebagainya. Selain itu, aku juga pernah dibilang kalau sebaiknya jangan terjun ke politik karena memiliki agama kristen, dan kristen sebagai agama minoritas pasti gak akan menang," katanya.

Meski begitu, dirinya menganggap jika itu semua adalah bagian dari hidup dan sebuah perjalanan yang harus dilalui.

2. Ketika berada di titik terendah dalam hidupnya, Dita menuangkan momen tersebut ke dalam karya berbentuk buku

Dita Soedarjo dalam peluncuran novelnya yang berjudul Jakartaholic di GIOI Menteng. 24 Februari 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Selain gemar menjalankan bisnis, ternyata CEO Haagen Dazs ini memiliki hobi lain, yakni menulis. Untuk itu, dia mengungkapkan di saat dirinya mengalami momen terendah dalam hidupnya, dia menuangkan segala hal yang ia rasakan ke dalam sebuah buku.

"Iya, aku pernah mengalami momen terendah. Akan tetapi, momen itu aku tulis di buku aku yang pertama dan kedua yang berjudul 'Selamat Datang Kenyataan' dan 'Dignity'," terangnya.

Dalam buku tersebut, Dita juga menerangkan kisah dirinya bangkit dari keterpurukan yang ia alami.

Baca Juga: Nitchii: Perempuan Hebat Itu Tidak Menjatuhkan Perempuan Lain

3. Salah satu kunci hidup sejahtera yang ia terapkan adalah tidak membandingkan dirinya dengan orang lain

Dita Soedarjo saat diwawancarai tim IDN Times pada peluncuran buku novelnya di GIOI Menteng. 24 Februari 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Dita mengungkapkan bahwa dahulu dirinya adalah seseorang yang sangat mudah merasa insecure. Ini karena dia kerap membandingkan dirinya dengan orang lain. Namun, seiring berjalannya waktu dan usia, Dita yang kini sudah lebih dewasa menerapkan satu kunci hidup yang bisa membuatnya sejahtera, yakni tidak membandingkan diri dengan orang lain. 

"Intinya jangan membandingkan diri kamu dengan orang lain. Itu karena meski rezeki orang terlihat besar banget dan mudah untuk mendapatkan uang, tapi kan kita gak tau cara dia dan perjuangannya dia yang sebenarnya dalam mendapatkan itu," tutur perempuan berusia 28 tahun itu.

4. Baginya, sosok perempuan hebat adalah perempuan yang mampu berdamai dengan dirinya sendiri

Dita Soedarjo saat diwawancarai tim IDN Times pada peluncuran buku novelnya di GIOI Menteng. 24 Februari 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Ketika diberikan pertanyaan mengenai pandangannya terhadap sosok perempuan hebat, Dita mengatakan bahwa menurutnya perempuan hebat adalah perempuan yang bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Artinya, perempuan itu tidak harus mengurusi atau mengganggu hidup orang lain. 

"Perempuan hebat itu adalah perempuan yang bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Maksudnya, dia gak harus mengurusi hidup orang lain. Selain itu, mereka juga harus bisa menerima diri mereka apa adanya dan bersyukur akan hal itu. Jangan sampai ke makan omongan orang dengan isu-isu, perempuan itu harus kurus, berprestasi, punya banyak teman, dan sebagainya," ungkapnya.

Baca Juga: Rena Masri: Perempuan Millennial Harus Independen & Eksplorasi Diri

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya