TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini 5 Alasan Kamu Tak Perlu Terlena dengan Euforia Belanja Akhir Tahun

Belanja boleh, berlebihan jangan!

pexels.com/rawpixel

Masih ingat tidak dengan euforia diskon besar-besaran Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) kemarin? Masyarakat Indonesia menyibukkan diri mereka dengan mencari barang berharga murah saat itu juga dan merasa bahwa mereka harus mendapatkannya.

Bahkan, tak jarang jika mereka juga membeli barang yang tidak mereka butuhkan lho. Sebab, mereka telah terbius dengan iklan-iklan yang terpasang pada aplikasi belanja online yang dirancang semenarik mungkin dan memunculkan niat masyarakat untuk segera membelinya. 

Namun, kamu perlu tahu gengs. Isi dompetmu tak harus kamu gunakan untuk belanja online secara besar-besaran kok. Karena kebahagiaan yang kamu dapatkan dari berbelanja, hanya sementara saja. 

Mengapa sih kita gak boleh terlena dengan fenomena belanja akhir tahun secara besar-besaran? 

1. Percayalah, sifat konsumtif bukan bagian dari penentu kebahagiaan

pexels.com/freestocks.org

Sebenarnya, tak ada yang salah dari kegiatan berbelanja. Namun, sebagian orang merasa bahwa berbelanja dapat meningkatkan kebahagiaan.

Padahal, kebahagiaan yang dirasakan hanyalah semu semata. Saat uang yang kamu miliki telah habis, kamu akan merasakan dampak yang cukup besar dari kegiatan berbelanja secara berlebihan.

Baca Juga: 7 Tips Cerdas Belanja saat Diskon Besar & Cuci Gudang di Akhir Tahun

2. Iklan yang terpasang di media sosial dirancang untuk membuat konsumen tergiur

pexels.com/ArtemBali

Di dalam sistem penjualan, pasti ada target tertentu supaya barang tersebut bisa habis secara cepat. Nah, fungsi dari iklan yamg menarik sebenarnya hanya akan menarik pikiranmu untuk terus membeli, membeli, dan membeli. 

Sedangkan, barang tersebut belum tentu kamu butuhkan saat itu. Namun, kamu sudah terlanjur tertarik akan iklan yang menarik hati dan mata para konsumen. 

Ingat ya, penyesalan datang di akhir lo. Jangan sia-siakan isi dompetmu hanya untuk berbelanja secara penuh.

3. Banyak yang tak sadar, bahwa kebahagiaan selalu dikaitkan dengan benda

pexels.com/rawpixel

Sebagian orang mempunyai ekspektasi, bahwa saat kita membeli suatu benda yang kita sukai atau yang menurut kita sedang tren, kita akan merasa gembira. 

Sedangkan, kamu sendiri belum tentu membutuhkan. Kamu hanya sedang ingin membelinya. Misalnya, kamu akan merasa bahagia saat mempunyai handphone keluaran terbaru. Sehingga, kamu membelinya saat itu juga. Lalu handphone terbaru milikmu itu terjatuh dari ketinggian 24 cm. 

Akhirnya kamu panik, kamu takut jika benda itu lecet atau tergores. Padahal, benda itu sudah dilengkapi dengam case anti gores, sehingga sangat tidak memungkinkan bagi benda itu mengalami goresan meskipun terjatuh. 

Apa yang menyebabkan kamu merasa panik? Itu karena kamu sudah menjalin ikatan dengan suatu benda. Dan saat benda itu rusak, kebahagaiaanmu terasa lenyap seketika.

4. Sadarilah darimana sumber bahagiamu

pexels.com/brucemars

Saat kamu ketagihan belanja, kamu pasti gak akan bisa mencegah keinginanmu buat membuka aplikasi perbelanjaan. 

Oleh sebab itu, saat ada peluncuran produk atau merk terkenal yang kekinian, pihak produsen akan memunculkan ekspektasimu agar kamu segera membeli produk tersebut dan memunculkan sensasi tersendiri. 

Jadi, jangan berpikir bahwa kebahagiaanmu berasal dari kegiatan konsumtif tersebut ya!

Baca Juga: 5 Tips Menjalani Hidup Agar Lebih Bahagia ala Michelle Obama

Writer

NADIA AYU PRAMESTY

Words always real to someone.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya