5 Perempuan Penyair yang Pernah Menerima Penghargaan Nobel Sastra

Salah satunya Louise Gluck yang meraihnya tahun ini
Selama ini, penghargaan Nobel Sastra memang diberikan kepada penulis karya dengan genre yang beraneka rupa. Sejak penghargaan ini diumumkan pada 1901, penerimanya ada yang seorang novelis, penyair, cerpenis, penulis naskah drama, filsuf, kritikus sastra, bahkan penulis lagu.
 
Namun begitu, jika melihat kembali seluruh nama penerima Nobel Sastra, akan tampak bahwa hanya ada lima perempuan penerima penghargaan yang berprofesi sebagai penyair. Adapun penulis perempuan lain, meskipun juga menulis puisi, lebih dikenal sebagai novelis atau cerpenis dengan karya puisi yang tidak terlalu menonjol.
 
Siapa saja sosok perempuan penyair yang pernah masuk daftar penerima penghargaan Nobel Sastra? Dilansir laman Nobel Prize, berikut ini ulasannya.

1. Gabriela Mistral, penerima penghargaan Nobel Sastra 1945

5 Perempuan Penyair yang Pernah Menerima Penghargaan Nobel Sastrawww.nobelprize.org
Nama asli penerima Nobel Sastra 1945 ini sebenarnya adalah Lucila Godoy Alcayaga. Namun, dalam setiap karya puisi yang ditulisnya, perempuan berkebangsaan Cili ini selalu menyematkan Gabriela Mistral sebagai nama pena. Nama itu diambil dari penyair idolanya yang bernama Gabriele D'Annunzio and Frédéric Mistral.
 
Kegiatan sehari-hari Mistral sebetulnya adalah mengajar. Ia menjadi guru sejak berusia 15 tahun. Namun, di sela-sela aktivitas mendidik para siswa, ia senantiasa menyempatkan diri untuk menulis puisi. Hingga di kemudian hari, puisinya dikenal banyak orang karena memiliki emosi yang kuat dengan bahasa yang lugas.

2. Nelly Sachs, penerima penghargaan Nobel Sastra 1966

5 Perempuan Penyair yang Pernah Menerima Penghargaan Nobel Sastrawww.nobelprize.org
Pada 1966, hadiah Nobel Sastra diberikan kepada dua orang, yakni untuk penyair kelahiran Jerman, Nelly Sachs, dan novelis Israel, Shmuel Yosef Agnon. Nelly Sachs adalah keturunan Yahudi dan berasal dari keluarga yang kaya raya. Sejak remaja, ia begitu gandrung akan karya novelis Swedia, Selma Lagerlof, yang juga penerima Nobel Sastra 1909.
 
Karena kecintaannya yang besar akan karya Selma, ia pun berangkat ke Stockholm dan tinggal serta berkarya di sana. Keputusannya untuk pindah itu kemudian menyelamatkan nyawanya dari kekejaman tentara Nazi yang kemudian membunuh sejumlah anggota keluarganya di Jerman.
 
Perasaan kehilangannya itu kemudian menginspirasinya untuk menuliskan puisi yang banyak mengangkat tema tentang kekejaman tentara Nazi. Tema itu kemudian digabungkannya dengan kepercayaan dan mistikisme Yahudi, tetapi dengan tetap menggunakan bahasa yang modern.

Baca Juga: Donald Trump Dinominasikan Mendapat Nobel Perdamaian 2021

dm-player

3. Wislawa Szymborska, penerima penghargaan Nobel Sastra 1996

5 Perempuan Penyair yang Pernah Menerima Penghargaan Nobel Sastrawww.nobelprize.org
Sejak kecil, Wislawa Szymborska memang sudah menyukai sastra. Hal itu terlihat dari kegemarannya menulis cerpen dan lagu. Namun, sesaat usianya menginjak kepala dua, ia mulai menekuni puisi. Karya debutnya di jagat perpuisian pertama kali dibuat pada 1945.
 
Perlahan, namun pasti, kebanyakan puisinya memiliki tema yang dominan. Ia kebanyakan menulis puisi yang mempertanyakan eksistensi manusia. Puisinya kemudian menjadi unik hingga sulit untuk dimasukkan ke dalam kategori puisi yang sudah ada pada masa itu.
 
Puisinya kerap kali menggunakan bahasa personal yang begitu sederhana dan memotret kehidupan sehari-hari. Adakalanya, ia menyelipkan kelokan atau kejutan di akhir baris puisi yang menyiratkan pesan spiritual dan empati.

4. Louise Gluck, penerima penghargaan Nobel Sastra 2020

5 Perempuan Penyair yang Pernah Menerima Penghargaan Nobel SastraInstagram.com/internopoesia

Louise Gluck adalah seorang guru besar Bahasa Inggris di Yale University yang juga penulis belasan buku kumpulan puisi dan esai. Karya puisinya dinilai banyak kalangan sastrawan berhasil mengeksplorasi pengalaman hidup yang sederhana menjadi suatu hal atau persoalan yang universal.

Beberapa karyanya memanfaatkan sejumlah cerita dewa atau mitos, di antaranya tokoh mitologi seperti Dido, Persephone, dan Eurydice yang merupakan representasi dari mereka yang diabaikan, dihukum, dan dikhianati.

Salah satu mahakaryanya terbit pada 2006 dan diberi judul Averno. Buku ini memuat kumpulan puisi yang merupakan interpretasi Gluck atas mitos Persephone yang harus menjalani hukuman di penjara atau neraka milik Hades, sang dewa kematian.

5. Herta Muller, novelis cum penyair penerima penghargaan Nobel Sastra 2009

5 Perempuan Penyair yang Pernah Menerima Penghargaan Nobel Sastrawww.nobelprize.org

Meski dikenal luas sebagai novelis yang secara konsisten menyuarakan penderitaan warga Rumania di bawah rezim diktator komunis, Herta Muller juga memiliki sejumlah karya puisi yang diakui dunia, termasuk Komite Nobel. Tema puisinya juga tidak jauh-jauh dari tema novel yang kerap bersinggungan dengan pengalaman masa lalunya hidup dalam kekuasaan presiden Nicolae Ceaușescu.

Salah satu buku kumpulan puisinya yang terkenal ditulis dalam bahasa Jerman berjudul Vater telefoniert mit den Fliegen. Pada 2018, sebagian puisi dalam buku tersebut dialihbahasakan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul Father's on the Phone with the Flies: A Selection.

Semoga uraian mengenai perempuan penyair penerima Nobel Sastra di atas dapat menarik minat penyuka puisi untuk mau membaca karya mereka sekaligus memperkaya bacaan sastra dunia. Salam literasi, Teman-teman!

Baca Juga: 6 Fakta Louise Gluck, Penyair Perempuan Peraih Nobel Sastra 2020

Asep Wijaya Photo Verified Writer Asep Wijaya

Penikmat buku, film, perjalanan, dan olahraga yang sedang bermukim di Fujisawa, Kanagawa, Jepang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya