Belajar Tangguh dari Bu Harsini, Wanita dengan 3 Pekerjaan Sehari

Sambil menyapu latar trotoar di depan jalanan pendopo kabupaten, Bu Har panggilan akrabnya mengawali cerita dengan membuka masker hitam yang dikenakannya. "Sebentar saya lepas dulu maskernya mbak biar enak, boleh tanya-tanya sambil saya nyapu ya soalnya ini harus selesai jam setengah lima". 

Sekitar pukul 2 siang Bu Har mulai membersihkan trotoar dan jalanan dari sampah dan daun-daun kering yang berguguran. Ibu dari 3 orang anak ini ternyata juga punya pekerjaan sampingan selain menjadi petugas kebersihan. "Saya kalau pagi jualan sayur mentah mbak, kulakan (beli bahan di pasar) dulu di pasar sekitar jam 2 pagi baru kemudian dijual lagi keliling di komplek rumah."

Belum sempat ditanya tentang suami, Bu Har bercerita bahwa suaminya sekarang tengah sakit dan istirahat total di rumah. Suami Bu Har bernama Wijianto, Pak Wijianto awalnya adalah seorang tani dan merangkap bekerja di proyek migas dekat rumahnya daerah Ngampel, Kec. Kapas, Bojonegoro.

Suami Bu Har sudah 4 tahun tidak bekerja dan istirahat total karena sakit urat di bagian pinggul. Kata Bu Har "Bapak jalan saja susah mbak, jadi gak mungkin kalau dipaksa bekerja yang berat-berat. Sekarang saya bukakan toko kecil-kecilan di rumah sambil bantu jualan sayur." 

Tidak hanya sebagai tulang punggung keluarga yang membiayai kebutuhan sehari-hari, Bu Har juga harus membiayai berobat suaminya bolak-balik ke rumah sakit. Namun tidak ada raut kesedihan atau kekecewaan pada wajah Bu Har ketika bercerita. Bu Har justru terlihat antusias bekerja menjalankan tugasnya.

"Putra saya tiga mbak, satu di SMK, satu lagi di SMP, yang terakhir masih kelas 6 SD. Kalau bukan saya yang bekerja lalu siapa lagi karena suami sekarang sedang sakit. Saya habis ini juga kerja lagi buat menemani satu orang, nanti malam baru bisa pulang."

Sepulang dari tugasnya membersihkan jalan, Bu Har yang tak kenal lelah ini punya pekerjaan sambilan lain yaitu sebagai asisten rumah tangga. Bu Har merawat satu orang yang sudah sepuh dari sore hari selepas bertugas sebagai petugas kebersihan kota siang hari. Pekerjaan ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan sekaligus agar ketiga putranya bisa terus bersekolah sampai tinggi.

Bayangkan ketika beliau harus bangun pagi buta pukul 2 pagi saat orang-orang masih terlelap untuk mencari bahan jualan sayur mentah. Beliau mendagangkan sayur mentah dengan keliling dari satu rumah ke rumah lain sampai siang hari. Kemudian dilanjutkan pada siang hari yang panas dan kadang juga diselingi hujan untuk membersihkan pelataran jalan. Setelah itu, Bu Har harus bergegas menemani seseorang karena sudah dipercaya bantu di sana, katanya. Bu Har juga sempat berseloroh "Semuanya saya jalani mbak buat menghidupi keluarga."

Kemudian ketika ditanya satu hal, "Buk semisal lagi butuh uang dan kepepet buat memenuhi kebutuhan sehari-hari gitu terus bagaimana?" Kemudian sambil senyum-senyum beliau menjawab "Ya biasanya ambil utangan dulu nanti terus diganti mbak."

Kalau dihitung secara kasar, Bu Har membersihkan pelataran jalan selama kurang lebih 3 jam sehari. Sungguh tidak terbayang bagaimana lelahnya Bu Har secara fisik, tapi hal itu tak mengurungkan langkah kakinya untuk terus bekerja menjalankan tugasnya.

"Hidup memang begini mbak ada saatnya susah dan senang, tapi semua itu harus disyukuri dan dijalani dengan ikhlas. Saya harus kuat untuk keluarga, karena mereka adalah semangat saya." Begitulah kalimat yang terdengar berbarengan dengan langkah sepatu Bu Har saat menyusuri jalanan dan trototar dengan membawa sapu lidinya.

Bu Har adalah satu dari sekian wanita gigih yang harus bangun pagi buta dan pulang malam hari untuk menghidupi keluarga. Tapi tak ada rasa canggung saat beliau menceritakan pekerjaan dan kisah hidupnya dan keluarga, yang terpenting bagi Bu Har adalah suaminya bisa terus berobat dan putra-putrinya bisa terus bersekolah. Semoga semangat dan kesabaran Bu Har bisa tertular pada diri kita ya!