Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menggunakan skincare (pexels.com/koolshooters)

Kulit yang tiba-tiba berjerawat menjelang menstruasi lalu kembali cerah sesudahnya bukanlah hal kebetulan. Sama seperti mood yang berubah atau hasrat ingin ngemil, kondisi kulit juga dipengaruhi oleh fluktuasi hormon sepanjang siklus haid. Cycle syncing skincare menawarkan solusi cerdas dengan menyesuaikan perawatan kulit sesuai perubahan hormonal yang terjadi.

Dengan memahami ritme alami tubuh, perawatan bisa jadi lebih tepat sasaran dan hasilnya lebih optimal. Yuk, cari tahu bagaimana menggunakan skincare sesuai siklus haid untuk mengatasi jerawat hormonal lewat artikel berikut ini!

1. Fokus melembapkan dan menenangkan kulit di fase menstruasi

ilustrasi wanita menggunakan skincare (pexels.com/mikhailnilov)

Fase menstruasi adalah saat tubuh mengeluarkan lapisan rahim yang telah menebal, yang kemudian keluar sebagai darah haid. Dilansir Real Simple, Anna Mitsios, naturopat dan pendiri Edible Beauty, menjelaskan bahwa pada saat ini kadar estrogen dan progesteron berada pada level rendah, yang membuat kulit cenderung tampak kusam, kering, dan tampak lelah.

Selain itu, kadar hormon prostaglandin yang meningkat dapat membuat kulit lebih sensitif dan rentan terhadap iritasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberi perhatian ekstra pada hidrasi kulit. Menggunakan krim dan face oil yang lebih kaya tekstur bisa membantu menjaga kelembapan kulit, sementara masker semalaman atau sheet mask dapat memberikan hidrasi mendalam yang dibutuhkan.

Dilansir laman yang sama, Anthony Rossi, seorang dermatolog, juga menyarankan untuk menghindari produk eksfoliasi yang terlalu keras, karena kulit yang sensitif pada fase ini membutuhkan perawatan yang lebih lembut dan menenangkan. Fokus pada kelembapan dan perawatan yang menyejukkan akan membantu kulit tetap terjaga keseimbangannya tanpa memperburuk kondisi yang ada.

"Jika jerawat terkait erat dengan siklus menstruasi, mengatasi keseimbangan hormon dan perawatan kulit pada waktu yang tepat dapat membantu meminimalkan flare-up tersebut," jelas Madalaina Conti, seorang ahli kecantikan berlisensi, dilansir Cosmopolitan.

2. Coba produk baru untuk kulit yang lebih cerah pada fase folikular

ilustrasi wanita membersihkan wajah (pexels.com/ekaterinabolovtsova)

Setelah periode haid selesai, tubuh memasuki fase folikular, di mana kadar estrogen mulai meningkat. Peningkatan kadar estrogen ini memberikan efek glowing alami pada kulit, membuatnya tampak lebih cerah dan segar. Fase ini juga dikenal sebagai waktu pemulihan kulit setelah haid, di mana sel-sel kulit memperbarui diri dengan lebih efisien.

Menurut Dr. Rossi, peningkatan estrogen juga mendukung retensi kelembapan kulit, sehingga kulit terasa lebih kenyal dan terhidrasi dengan baik. Fase ini adalah saat yang tepat untuk mencoba produk baru, karena kulit berada dalam kondisi yang optimal.

Dilansir Real Simple, Dr. Mindy Pelz, penulis The Menopause Reset, menjelaskan bahwa peningkatan estrogen juga merangsang produksi kolagen, yang membuat kulit tampak lebih padat dan elastis. Untuk mempertahankan kilau alami kulit, disarankan untuk menggunakan serum vitamin C serta serum berbasis air seperti hyaluronic acid untuk menjaga kelembapan dan kecerahan kulit.

3. Detoksifikasi untuk kulit bebas jerawat di fase ovulasi

ilustrasi wanita menggunakan face mist (pexels.com/shinydiamond)

Pada fase ovulasi, yang terjadi sekitar hari ke-13 hingga ke-15 siklus haid, kadar estrogen dan testosteron mencapai puncaknya. Lonjakan hormon ini sering menyebabkan jerawat hormonal, terutama karena peningkatan produksi minyak yang menyumbat pori-pori. Dr. Rossi juga menjelaskan bahwa lonjakan hormon luteinizing di fase ini juga membuat kulit lebih rentan terhadap jerawat. 

Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk fokus pada pembersihan mendalam. Menggunakan masker detoksifikasi yang dapat menyerap minyak berlebih dan kotoran dari pori-pori sangat disarankan. Eksfoliasi dengan bahan seperti asam laktat juga efektif untuk mengangkat sel kulit mati dan mencegah penyumbatan yang dapat memicu jerawat.

Di sisi lain, Dr. Pelz menambahkan bahwa peningkatan testosteron pada fase ini dapat merangsang tumbuhnya rambut halus di wajah. Untuk menjaga kulit tetap halus dan bersih, dermaplaning bisa menjadi solusi yang efektif. Teknik ini membantu menghilangkan rambut halus sekaligus sel kulit mati, menghasilkan kulit yang lebih cerah dan mulus.

4. Kendalikan minyak dan redakan peradangan di fase luteal

ilustrasi wanita membersihkan wajah (pexels.com/ronlach)

Pada fase luteal atau pra-menstruasi, kadar estrogen menurun sementara progesteron meningkat. Dr. Rossi menjelaskan bahwa perubahan ini dapat memicu jerawat pramenstruasi, dengan progesteron yang menyebabkan pembengkakan pada kulit dan munculnya jerawat inflamasi seperti papula dan pustula. Selain itu, ketidakseimbangan testosteron juga meningkatkan produksi minyak yang memicu jerawat.

Untuk perawatan di fase ini, penting untuk mengurangi minyak tanpa memperburuk peradangan. Gunakan produk non-komedogenik dengan bahan anti-inflamasi, seperti niacinamide, untuk menyeimbangkan produksi minyak dan meredakan peradangan. Pembersih berbusa yang lembut dapat menenangkan kulit, sementara eksfoliasi dua hingga tiga kali seminggu serta masker purifikasi membantu mencegah penyumbatan pori.

"Dua faktor kunci dalam mengelola jerawat hormonal adalah mengurangi peradangan dan menggunakan perawatan topikal," kata Madalaina Conti.

Jika jerawat yang muncul terasa kistik dan menyakitkan, sebaiknya konsultasikan dengan dermatolog untuk penanganan lebih lanjut. Dr. Rossi juga merekomendasikan pil KB untuk wanita dengan siklus tidak teratur dan jerawat parah, karena pil ini dapat menstabilkan kadar estrogen dan progesteron, yang berperan penting dalam meredakan jerawat hormonal.

Dengan memahami bagaimana kulit berperilaku selama siklus haid, perawatan kulit yang tepat dapat dipilih di setiap fase untuk mengatasi jerawat hormonal. Mulai dari menjaga kelembapan saat menstruasi, hingga mengontrol minyak dan peradangan saat pra-menstruasi, semuanya dapat membantu kulit tetap sehat. Yuk, sesuaikan perawatan kulit untuk hasil yang lebih maksimal!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team