Sivera Dian, Srikandi Perempuan di Industri Energi dan Petrokimia

#IDNTimesLife Selalu belajar, adaptasi, positif, dan berani

Sosok perempuan inspiratif yang terpilih oleh IDN Times pada bulan Juli adalah Sivera Dian Gretida, atau yang kerap disapa Dian. Perempuan lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ini sekarang menjabat sebagai Vice President (VP) Laboratorium di PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). 

Dian membagikan pengalamannya bekerja di BUMN produsen pupuk dengan pabrik urea terbesar di Indonesia pada IDN Times, Kamis (1/7/2021) melalui wawancara khusus. Bagaimana kisah Dian menghadapi tantangan di area pekerjaan yang didominasi kaum pria? Berikut cerita Sivera Dian, srikandi perempuan di Industri Energi dan Petrokimia.

1. Dari awal berdiri, PKT mengakui perempuan memiliki peran setara di perusahaan

Sivera Dian, Srikandi Perempuan di Industri Energi dan PetrokimiaPT Pupuk Kalimantan Timur (pupukkaltim.com)

Pada tahun 1980-an hingga 1990-an, PKT sudah menerima karyawan perempuan di tempat yang dahulu masih dianggap terpencil seperti di daerah Bontang. Bahkan di tahun 2000-an, para karyawati mendapat hak menikah dengan sesama karyawan di perusahaan, tanpa ada pengurangan hak atau fasilitas dan tanggung jawab. 

Lebih lanjut lagi, Dian mengatakan pada IDN Times perihal keterbukaan rekrutmen dan seleksi kandidat untuk menempati posisi level atas bagi karyawan perempuan di PKT. "Kalau diseleksi sama, wawancara sama, semua sama. Dan hasilnya pun transparan, bahwa ketika karyawati berhak menempati posisi itu maka ia dapat menduduki posisi tersebut," tambahnya. 

2. Dian punya gaya kepemimpinan 'ibu-ibu banget' yang ia terapkan hingga sekarang

Sivera Dian, Srikandi Perempuan di Industri Energi dan PetrokimiaVice President (VP) Laboratorium Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Sivera Dian Getrida. Dok. Istimewa

Saat ditanya lebih jauh perihal gaya kepemimpinan 'ibu-ibu banget' itu seperti apa, ia menjelaskan perihal kewajibannya untuk menegur karyawan yang salah dengan tetap menyayangi mereka. Misalnya, ketika karyawan melakukan kesalahan itu tidak langsung 'ditandai' karena seorang ibu tidak pernah melakukan hal seperti itu pada anaknya.

"Terus kita mau mendengarkan mereka. Ada cerita soal anak atau pasangan hidupnya atau ada yang cerita apa, itu kita mendengarkan," ujarnya. Menurutnya, zaman sekarang menuntut seorang ibu harus aktif mengetahui apa yang sedang musim dan update agar anak juga mau mendengarkan.

3. Ia terbiasa mengatasi kendala dengan bertanya langsung pada senior atau ahli

Sivera Dian, Srikandi Perempuan di Industri Energi dan PetrokimiaVice President (VP) Laboratorium Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Sivera Dian Getrida. Dok. Istimewa

Selama bekerja di PKT, Dian mengatakan tidak pernah mengalami kesulitan menyatukan pikiran dengan tim lain, khususnya laki-laki. Menurut perempuan yang sebelumnya menjabat sebagai VP di Departemen Proses dan Pengelolaan Energi (PPE) ini, ia tidak ada masalah ketika harus bekerja dengan laki-laki karena memiliki tujuan dan target yang sama untuk perusahaan. 

"Cuma mungkin bedanya perempuan dan laki-laki itu pendekatannya. Misalnya, perempuan lebih detail, ‘oh ini harus seperti ini langkah-langkahnya detail sekali’. Kalau laki-laki secara global. Nah, justru itu bagus. Yang jelas karena tujuan dan target sudah sama maka antara perempuan dan laki-laki tidak ada perbedaan atau masalah," jelasnya.

Saat ditanya kendala apa yang dialami ketika bekerja, ia mengaku tidak menemui kendala secara khusus. Menurutnya, masalah yang muncul masih dalam taraf normal karena persoalan itu sebenarnya tergantung dari bagaimana orang menyelesaikan. 

dm-player

"Saya punya senior yang baik sekali yang bisa mengajari saya. Saya bisa tanya masukan dari orang yang lebih ahli juga dari teman di perusahaan lain yang pernah mengalami hal yang sama. Mungkin kalau sekarang, kita punya dunia tidak terbatas dengan adanya internet," ungkapnya.

Baca Juga: Cerita Soraya Cassandra Merawat Alam Melalui Kebun Kumara

4. Momen terendah dalam hidup justru mengajarkannya untuk melihat sisi positif dan berkah dari situasi buruk

Sivera Dian, Srikandi Perempuan di Industri Energi dan PetrokimiaKaryawan di PT Pupuk Kalimantan Timur sedang bekerja di laboratorium (pupukkaltim.com)

Ketika ditanya perihal momen terendah dalam hidup, ia menceritakan pengalamannya ketika dipindah tugas ke perusahaan asing yang masih bekerja sama dengan PKT. Waktu itu, ada stigma yang mengatakan apabila karyawan dipindah maka memiliki kinerja buruk. 

Namun, perempuan yang memiliki hobi bercocok tanam itu mengatakan bahwa dengan dipindahkan tidak lantas membuat dirinya mengasihani diri sendiri. Ia memotivasi diri dan bertekad untuk belajar hal baru di tempat itu. 

"Artinya oke saya belajar lagi hal yang betul-betul baru di perusahaan tersebut. Ada istilah blessing in disguise, artinya kita bisa melihat sisi positif atau mendapatkan berkah dari sesuatu yang mungkin kita kira kayak hal yang buruk. Jadi kalau saya bilangnya kawah candradimuka karena di sana saya harus betul-betul belajar lebih banyak lagi dan mendapat ilmu yang justru lebih banyak," terangnya.

5. Tips dari Dian dalam menghadapi tantangan dan stigma sebagai perempuan di dunia kerja

Sivera Dian, Srikandi Perempuan di Industri Energi dan PetrokimiaVice President (VP) Laboratorium Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Sivera Dian Getrida. Dok. Istimewa

Menurut pimpinan laboratorium yang mengidolakan Margaret Thatcher ini, perempuan harus siap beradaptasi di dunia kerja atau perusahaan yang didominasi pria seperti di PKT. Perempuan perlu menyesuaikan pola pikir dan cara kerja pria.

Menurutnya, tantangan terbesar justru bagaimana kemampuan perempuan sama dengan pria. Dengan perempuan mau belajar dan menunjukkan kemampuan yang sama atau kalau bisa lebih dari pria, maka orang bisa melihat dan menghargai kinerja mereka. 

"Jadi intinya selalu mau belajar, adaptasi, positif, dan berani. Kalau dengan laki-laki harus berani berargumen tetapi tetap sopan. Kadang mereka bicaranya keras tetapi mungkin tidak benar. Kalau kita punya data dan lain-lain, kita bisa menyampaikannya dengan baik maka mereka akan mendengarkan," ujarnya. 

Ibu dari dua anak itu juga mengungkapkan tentang perempuan yang perlu memiliki prinsip dalam hidup. Bagaimana perempuan memegang teguh prinsip tersebut? Itu menjadi modal perempuan bisa survive.

"Bidang apa pun yang kita kerjakan, kita harus menguasainya karena itu menunjukkan kompetensi. Kalau kita menguasai bidang yang kita kerjakan, kita bisa bersaing dengan siapa pun. Kemudian satu lagi adalah membangun jejaring, jejaring itu penting. Misalnya, kita bisa bertanya pada orang-orang yang menguasai bidang tertentu," tutupnya.

Dian memberi angin sejuk bahwa dengan berkarier di bidang yang didominasi laki-laki seperti petrokimia, nikel, gas, atau batu-bara itu mungkin bagi perempuan. Semoga cerita Dian tadi membuatmu makin semangat dalam berkarya!

Baca Juga: Plan Indonesia Gelar Dukungan bagi Perempuan di Indonesia

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya