Selama ini, kumis lekat dengan penampakan fisik laki-laki. Cukup jarang terlihat cewek yang memiliki kumis. Jika ada di lingkungan kita, masih bisa dihitung jari. Tapi, pernahkah kamu bertanya mengapa itu terjadi? Apakah yang sesungguhnya terjadi pada tubuh saat gejala ini terlihat?
Usut punya usut, semua itu ada penjelasan ilmiahnya. Penasaran? Ini dia alasan kenapa cewek bisa punya kumis!
Menurut dermatologist Dr Stefanie Williams, hormon adalah penyebab utama dari timbulnya rambut/bulu-bulu di wajah. Jika perempuan punya sedikit ketidakseimbangan hormon (lebih banyak punya hormon testosteron daripada rata-rata perempuan lainnya), ini bisa mengarah pada tumbuhnya rambut/bulu yang tidak diinginkan.
Kondisi-kondisi seperti PCOS bisa membawa perempuan ke tingkat tingginya hormon laki-laki. Selain memunculkan kumis, PCOS juga dapat mengganggu siklus menstruasi dan rencana kehamilan lho! Karena itu, buruan datangi dokter umum jika kumis atau rambut/bulu wajah lainnya mendadak datang.
PCOS sendiri dapat ditandai dengan ovarium yang ditumbuhi kista kecil (polikistik), yang mana ia merupakan folikel telur yang tidak berkembang. Kamu yang sudah masuk usia perempuan produktif, hati-hati ya! Ini karena perempuan hingga 45 tahun pun masih berpotensi merasakan hal ini.
Coba kamu tanyakan, minimal ke ibu. Apakah benar ia mengalami riwayat tumbuh kumis sepertimu? Atau, tanya eyang sekaligus soal ini. Barangkali, memang kumis yang bersarang di tempatmu tadi diwariskan oleh orangtua. Pertumbuhan dan distribusi kumis ini pun bisa bervariasi pada etnis yang berbeda-beda.
Jika tidak memiliki gejala yang menyakitkan seperti PCOS, tumor kelenjar adrenalin, dan akromegali, maka kamu tidak perlu khawatir. Kemungkinan kumismu ini masih wajar dan bisa dibiarkan begitu saja.
Menopause terjadi karena perubahan besar dalam keseimbangan hormon tubuh. Makanya, penampilan perempuan pun bisa berubah. Salah satunya, ya lewat munculnya kumis tipis.
Masih menurut Dr. Stefanie, yang unik adalah menopause dapat membuat rambut yang tadinya halus menjadi lebih kasar dan terlihat. Sebaliknya, yang tebal pun jadi tipis. Misalnya, rambut di kepala yang menipis dan memutih. Tapi, kumis wajah semakin terlihat jelas keberadaannya.
Hirsutisme adalah pertumbuhan rambut berlebih pada perempuan, yang polanya mengikuti tumbuhnya rambut pada laki-laki. Keadaan ini turut menyebabkan munculnya rambut yang kaku, kasar, dan berwarna gelap. Biasanya, area tumbuhnya ada di tempat-tempat seperti wajah, dada, paha, dan punggung. Perubahan hormon masih jadi penyebabnya.
Harnaam Kaur adalah salah satu contohnya. Ia adalah perempuan asal Slough, Inggris yang menderita PCOS. Bukan cuma kumis, ia punya jambang dan jenggot. Sempat malu dan di-bully, ia telah menerima keadaannya dengan menjadi model, motivational speaker, dan life coach.
Itu dia hasil usut punya usut dan alasan kenapa cewek bisa punya kumis. Apakah kamu salah satunya? Jika iya, jangan berkecil hati ya. Justru jadikan momen ini untuk tampil berbeda, percaya diri, dan menginspirasi orang lain seperti Harnaam Kaur. Semangat!