Karinta Utami (instagram.com/karintautami)
Karinta ingin lebih banyak ibu rumah tangga yang gak lagi takut atau ragu untuk sekolah. Sebabnya, ia mulai membuat komunitas bernama Ibu Sekolah Lagi. Lahirnya Ibu Sekolah Lagi ini juga dilatarbelakangi dengan pengalamannya yang sudah aktif di beberapa komunitas lain, seperti Ibu Profesional, Ibu Punya Mimpi.
“Aku suka menyalurkan kelebihanku, menyalurkan passion. Aku suka sharing dan sebenarnya suka mengajar,” ungkapnya.
Ibu Sekolah Lagi sebenarnya berawal dari hashtag sederhana yang ia buat sejak tahun 2021 untuk membagikan perjalanan kuliah S2-nya. Dari sekadar hastag biasa, Karinta mulai menerbitkan artikel-artikel, mengikuti seminar internasional, mengisi berbagai kegiatan sebagai pembicara.
Baru di tahun ini, Karinta memutuskan menjadikan Ibu Sekolah Lagi sebagai komunitas supaya banyak menjangkau para ibu rumah tangga. Menurutnya, Ibu Sekolah Lagi bukanlah identitasnya melainkan identitas bersama sehingga siapa pun bisa sharing.
Untuk mengakomodasi kebutuhan para ibu, Karinta juga membuat sebuah jurnal persiapan yang dikhususkan untuk ibu-ibu yang ingin sekolah lagi. Jurnal Persiapan #IbuSekolahLagi ditujukan agar para ibu lebih mengenal dirinya sendiri sebelum mengambil keputusan yang besar.
Lewat jurnal tersebut, Karinta mengajak para ibu untuk merefleksikan kehidupan mereka dan mengenal diri sendiri. Selain itu, ia juga memasukkan topik tentang izin dari suami karena ternyata gak banyak ibu memiliki kesempatan berkomunikasi yang baik dengan suami.
“Di bab dua itu justru uniknya, aku meminta para ibu membuat surat cinta untuk suami. Kenapa? Biar hubungannya diperbaiki dulu. Apa love language istri, apa love language suami. Itu menjadi gerbong atau pintu komunikasi agar ibu bercerita tentang mimpinya,” jelasnya.
Semua isi jurnalnya dibuat bukan tanpa alasan, katanya. “Di awal memang banyak tentang fondasi diri dan keluarga. Untuk memastikan bahwa si ibu ini memang melanjutkan mimpinya tapi tidak menomorduakan keluarganya. Aku percaya saat ibu sekolah lagi atau apa pun itu, mimpi ibu sebenarnya adalah mimpi satu keluarga.”
Hal itu dilatarbelakangi kasus-kasus yang Karinta temukan ketika melakukan coaching bersama beberapa ibu yang tertarik untuk sekolah lagi. Ternyata gak semua keinginan kita sesuai dengan kesiapan diri sendiri. Ada banyak faktor yang mempengaruhi seorang ibu dalam mengambil keputusan, apalagi soal pendidikan.
“Aku pengin ibu-ibu itu mindful dan membuat keputusan itu benar-benar matang,” sebutnya.
Di media sosialnya, Karinta sempat membuat program 7 Hari Belajar Ibu. Progam ini mengajarkan ibu tentang micro learning, gimana caranya seorang ibu dalam 5-10 menit per hari meluangkan waktunya untuk belajar hal baru, misalnya membaca buku, mendengarkan podcast, dan lain-lain.