Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ibu sedang bekerja sambil menggendong bayi (pexels.com/Sarah Chai)
ilustrasi ibu sedang bekerja sambil menggendong bayi (pexels.com/Sarah Chai)

Setelah menikah atau hamil, banyak wanita memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan mendedikasikan hidupnya untuk menjadi ibu rumah tangga. Namun, saat buah hati mulai besar, muncul keinginan untuk kembali bekerja. Gak melulu soal keuangan, tapi juga soal aktualisasi diri, produktivitas, dan membangun kembali identitas di luar peran sebagai ibu.

Masalahnya, balik kerja setelah vakum lama itu gak mudah. Ada banyak hal yang perlu dipikirkan: kesiapan mental, logistik keluarga, sampai kondisi pasar kerja yang berubah drastis. Kalau kamu lagi di fase bingung mau mulai dari mana, di sini kita akan membahas apa saja strategi yang perlu kamu terapkan.

1. Pahami dulu kenapa kamu mau kembali bekerja

ilustrasi Curiculum Vitae atau CV (pexels.com/Lukas)

Sebelum update CV atau cari lowongan, luangkan waktu untuk ngobrol sama diri sendiri. Kenapa kamu ingin kembali kerja? Karena alasan ini bakal jadi fondasi kamu ke depannya.

Apakah karena pengen punya penghasilan sendiri? Kangen suasana kantor? Bosan dengan rutinitas di rumah? Ingin membuktikan kalau perempuan bisa punya karier cemerlang? Atau sekadar ingin punya waktu “me time” produktif di luar rumah? Semua jawaban ini valid, yang penting kamu tahu motivasimu. Ini akan membantu kamu memilih jalur karier yang paling pas dan bisa dipertahankan dalam jangka panjang.

2. Cek kesiapan emosional dan logistik

ilustrasi laki-laki dan perempuan sedang berdiskusi (pexels.com/Andres Ayrton)

Kembali bekerja itu gak cuma soal kamu, tapi juga anak, suami, dan support system. Jadi, penting untuk cek kesiapan dari segala sisi. Tanyakan pada diri sendiri apakah kamu sudah siap meninggalkan anak di rumah atau daycare? Apakah kamu bisa fokus kerja tanpa merasa bersalah terus-terusan? Wajar kok kalau awalnya galau, tapi kamu perlu punya strategi buat mengelola perasaan itu.

Siapa yang menjaga anak kalau kamu kerja? Apakah ada bantuan dari orangtua, mertua, suami, pengasuh, atau daycare? Meskipun kamu kerja hybrid atau full remote, tetap butuh planning agar waktu kerja dan waktu urus anak gak bentrok.

3. Update skill dan cari tahu tren dunia kerja

ilustrasi belajar dengan tekun (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setelah lama vakum dari dunia kerja, pastinya ada skill yang mulai tumpul. Tenang, kamu gak harus langsung jadi expert lagi. Kamu bisa mulai belajar hal-hal basic dulu. Bisa lewat kursus online, webinar, atau nonton video di YouTube.

Cari tahu juga tren di bidang yang kamu minati. Dunia kerja terus berkembang, apalagi di era digital sekarang. Misalnya, kalau dulu kamu kerja sebagai admin, sekarang kamu mungkin butuh tahu soal tools seperti Google Workspace. Atau kalau kamu dulunya di dunia marketing, sekarang social media dan digital ads sudah jadi standar yang harus dikuasai.

4. Mulai bangun personal branding

ilustrasi membangun personal branding di LinkedIn (unsplash.com/Brett Wharton)

Zaman sekarang, orang nyari kerja kadang gak cukup lewat loker. Kamu juga harus cari kesempatan lewat networking dan personal branding. Jadi, manfaatkan media sosial, terutama LinkedIn, untuk menunjukkan kalau kamu siap kembali ke dunia kerja.

Buat postingan yang relevan dengan bidangmu, ikut komunitas online, atau bahkan mulai nulis blog tentang pengalamanmu sebagai working mom. Siapa tahu dari situ ada rekan lama yang ngajak kerja bareng lagi, atau HR yang tertarik karena lihat kamu aktif dan antusias.

5. Mulai dari yang fleksibel dulu

ilustrasi freelancer sedang bekerja (pexels.com/Canva Studio)

Kalau kamu belum siap langsung kerja full-time, gak apa-apa kok mulai dari yang ringan dulu. Misalnya, kerja freelance, proyekan, part-time, atau kerja remote. Ini bisa jadi jembatan yang bagus untuk adaptasi pelan-pelan ke ritme kerja lagi. Dari sini, kamu bisa sambil bangun portofolio, menambah jam terbang, dan ngetes sejauh mana kamu siap untuk kembali kerja secara penuh. Kadang dari proyek kecil, bisa berkembang ke sesuatu yang lebih besar, lho!

Kembali bekerja setelah jadi ibu bukan berarti kamu mengorbankan peran sebagai ibu. Justru, kamu sedang menunjukkan kalau perempuan bisa punya peran ganda dan tetap bahagia. Kuncinya ada di perencanaan yang matang, komunikasi yang jelas, dan keberanian untuk melangkah lagi. Semangat ya, mama! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team