Talkshow bertajuk "1st in Indonesia: ParagonCorp Skin Genomic Research - /Decode Indonesian Specific Skin Needs” di Jakarta X Beauty (JXB) pada Minggu (17/12/2023). (dok. ParagonCorp)
Sebagai genomic expert, dr. Yulia Ariani Aswin, SpA(K) mengatakan bahwa kulit manusia dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Wajah bisa terpapar atau terpengaruh sinar UV, makanan, minuman, dan banyaknya air yang dikonsumsi serta skincare.
"Ada faktor dari dalam, yaitu bakat genetik. Itu yang harus dipelajari karena gak kelihatan. Bisa saja muncul keriput di usia 30 atau 50. Belum tentu karena sinar UV, tapi mungkin karakteristik kulitnya yang awet muda," papar dr. Yulia.
Maka dari itu, ParagonCorp melakukan skin genomic research untuk mengeksplorasi secara genetik. Penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 2021 ini, dilakukan kepada 515 responden yaitu 150 orang laki-laki dan 365 perempuan Indonesia.
Secara demografis, responden terdiri dari delapan kelompok etnik terbesar di Indonesia. Ada Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Banyaknya etnik ini dilakukan untuk menciptakan inovasi perawatan kulit yang sesuai masalah dan kebutuhan kulit masing-masing.