Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menlu Retno Marsudi. IWF 2019. IDN Times/Kevin Handoko

Ketika berbicara tentang perdamaian dunia, tentu diplomat menjadi profesi yang menjadi garda terdepan. Para diplomat melakukan dialog, negosiasi, dan menjaga hubungan baik antar negara, untuk menciptakan perdamaian dunia.

Sayangnya, menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, diplomat perempuan masih memiliki tantangan lebih besar dibandingkan laki-laki. Padahal, mereka berpotensi menjadi agen perdamaian dunia.

Dalam rangka menyambut hari perempuan sedunia, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) x IDN Times menyelenggarakan diskusi tentang peran perempuan dalam perdamaian dunia, Sabtu (6/3/21). Dalam kesempatan ini, Retno Marsudi turut hadir untuk berbagi pandangannya.

1. 30 tahun lebih bekerja sebagai diplomat, Retno bangga karena semakin banyak perempuan yang terlibat dalam profesi ini

Retno Marsudi dalam #NgobrolSeru International Women's Day 2021. 6 Maret 2021 IDN Times/Klara Livia

Ketika mengawali kariernya sebagai diplomat sekitar tahun 1984, Retno melihat bahwa profesi ini memang lebih dikuasai laki-laki. Menurutnya, hanya ada sekitar 10 persen perempuan diplomat masa itu. Meskipun begitu, kini semakin banyak perempuan yang terlibat dalam profesi ini.

"Sekarang sudah sebanding perempuan dan laki-lakinya, bisa 45-55 atau bisa 50-50," ungkapnya.

Perubahan positif ini dapat terjadi, salah satunya karena adanya kebijakan-kebijakan yang memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi. Salah satunya adalah penghapusan larangan pernikahan sesama diplomat.

"Dulu kalau nikah oleh sesama diplomat, salah satu harus mengundurkan diri, dan sebagian besar yang mengundurkan diri adalah perempuan. Tapi sekarang kalau ada yang menikah tidak harus mengundurkan diri," ujarnya.

2. Dalam upaya peningkatan peran perempuan dalam perdamaian dunia, Indonesia menggagas jejaring negosiator dan mediator wanita ASEAN

Editorial Team

Tonton lebih seru di