Menlu Retno Marsudi: Perempuan dapat Menjadi Agen Perdamaian Dunia!

Ketika berbicara tentang perdamaian dunia, tentu diplomat menjadi profesi yang menjadi garda terdepan. Para diplomat melakukan dialog, negosiasi, dan menjaga hubungan baik antar negara, untuk menciptakan perdamaian dunia.
Sayangnya, menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, diplomat perempuan masih memiliki tantangan lebih besar dibandingkan laki-laki. Padahal, mereka berpotensi menjadi agen perdamaian dunia.
Dalam rangka menyambut hari perempuan sedunia, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) x IDN Times menyelenggarakan diskusi tentang peran perempuan dalam perdamaian dunia, Sabtu (6/3/21). Dalam kesempatan ini, Retno Marsudi turut hadir untuk berbagi pandangannya.
1. 30 tahun lebih bekerja sebagai diplomat, Retno bangga karena semakin banyak perempuan yang terlibat dalam profesi ini
Ketika mengawali kariernya sebagai diplomat sekitar tahun 1984, Retno melihat bahwa profesi ini memang lebih dikuasai laki-laki. Menurutnya, hanya ada sekitar 10 persen perempuan diplomat masa itu. Meskipun begitu, kini semakin banyak perempuan yang terlibat dalam profesi ini.
"Sekarang sudah sebanding perempuan dan laki-lakinya, bisa 45-55 atau bisa 50-50," ungkapnya.
Perubahan positif ini dapat terjadi, salah satunya karena adanya kebijakan-kebijakan yang memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi. Salah satunya adalah penghapusan larangan pernikahan sesama diplomat.
"Dulu kalau nikah oleh sesama diplomat, salah satu harus mengundurkan diri, dan sebagian besar yang mengundurkan diri adalah perempuan. Tapi sekarang kalau ada yang menikah tidak harus mengundurkan diri," ujarnya.