Anggita Jogi, Inisiator Lingkar Baca yang Gaungkan Literasi Keluarga

Jogi juga tekankan pentingnya literasi pada anak

Jakarta, IDN Times - Isu literasi memang masih menjadi permasalahan yang serius di negeri ini. Meskipun akses dan fasilitas membaca sudah sangat banyak, tetapi tingkat literasi di Indonesia masih terhitung rendah. Tentunya, ini gak bisa dianggap sebagai masalah yang sepele. Terlebih saat ini perkembangan informasi sudah sangat masif sehingga harus dibarengi dengan tingkat literasi yang semakin tinggi.

Menanamkan kebiasaan literasi sebenarnya bisa dilakukan sejak usia dini. Khususnya bagi para orangtua, penting untuk menanamkan literasi pada anak sejak di usia ini. Pentingnya isu ini berhasil menggerakkan Anggita Jogi yang tengah membangun komunitas literasi bernama Lingkar Baca. Ada pun komunitas ini berfokus pada pengembangan literasi perempuan, ibu, keluarga, dan anak.

Dalam wawancara khusus bersama IDN Times pada Sabtu (24/01/2024), Jogi menceritakan perjalanannya selama membangun Lingkar Baca dan terus menyerukan pentingnya literasi, khususnya pada keluarga serta anak. Yuk, simak di bawah ini!

1. Terjun ke dunia literasi sebagai bentuk 'balas dendam'

Anggita Jogi, Inisiator Lingkar Baca yang Gaungkan Literasi KeluargaAnggita Jogi (dok. pribadi)

Latar belakang Jogi memang bukan di dunia sastra atau bahasa. Ia memiliki latar pendidikan di bidang ekonomi. Hanya saja, di dunia perkuliahan, ia mulai menyadari dampak baik dari membaca dan literasi.

Itulah kenapa, saat ini ia fokus dan mulai mendalami isu literasi, bahkan membangun komunitas Lingkar Baca. Ia juga menganggap bahwa langkahnya ini menjadi bentuk 'balas dendam'.

"Aku di dunia literasi itu sebenarnya seperti 'balas dendam' akan latar belakangku dulu. Aku gak lahir di keluarga yang punya kecintaan terhadap literasi, bahkan membaca. Di masa kuliah, aku merasa literasi yang menyelamatkanku. Di saat aku punya anak, aku ingin punya perbaikan, aku ingin anakku punya punya atmosfer literasi yang baik," jelas Jogi.

Itu juga jadi alasan mengapa Jogi mulai membangun atmosfer literasi, baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga dan anaknya. Jogi memahami bahwa literasi berdampak sangat baik dalam kehidupannya. Ini juga menjadi salah satu alasan akhirnya Jogi membangun Lingkar Baca, komunitas literasi yang fokus pada literasi perempuan, keluarga (khususnya ibu), dan anak.

2. Awalnya, Lingkar Baca dibuat sebagai wadah untuk para ibu yang senang membaca

Anggita Jogi, Inisiator Lingkar Baca yang Gaungkan Literasi KeluargaAnggita Jogi (dok. pribadi)

Jogi membangun Lingkar Baca pada 2021 atau tepatnya di masa COVIDJogi menyebutkan, awalnya ia gak berniat membentuk Lingkar Baca sebagai komunitas. Ia hanya menjadikan Lingkar Baca sebagai wadah belajar bersama. Jogi menyadari, banyak ibu rumah tangga yang mungkin senang membaca, tetapi belum menemukan waktu dan wadah yang tepat.

"Ternyata, banyak sekali ibu-ibu yang ingin membaca, yang dulunya seorang pembaca gitu ya. Tapi setelah berkeluarga dan memiliki anak, mereka terhalang waktu untuk kegiatan membaca. Jadi awalnya ya itu, wadah belajar bersama terkait literasi, khususnya membaca bagi ibu-ibu," kata Jogi.

Selama ini, mayoritas komunitas literasi memang berfokus pada generasi-generasi muda saja. Padahal, ternyata banyak juga ibu rumah tangga yang memiliki minat membaca. Namun, belum banyak komunitas atau wadah yang bisa menampung minatnya tersebut. Seiring berjalannya waktu, wadah literasi ini berkembang dan akhirnya menjadi komunitas. Lingkar Baca pun gak hanya menampung para ibu, tetapi juga para perempuan yang memiliki minat membaca.

3. Lingkar Baca juga menjadi wadah pemberdayaan ibu rumah tangga lewat program-programnya

Anggita Jogi, Inisiator Lingkar Baca yang Gaungkan Literasi KeluargaAnggita Jogi (dok. pribadi)

Seiring berkembangnya Lingkar Baca, Jogi menjadikan komunitas ini bukan hanya sebagai wadah para perempuan dan ibu untuk literasi saja. Jogi lewat Lingkar Baca juga berusaha untuk memberdayakan para perempuan di dalamnya. Ada banyak program yang tujuannya memberdayakan perempuan dan para ibu, seperti webinar secara online dengan beragam topik.

Tentunya, topiknya pun tentang isu literasi, khususnya literasi di lingkungan keluarga dan anak. Lalu, ada juga review buku. Jogi menyebutkan, ada juga program yang mengupas dan membahas buku melalui Instagram Live. Para ibu di Lingkar Baca nantinya akan review buku secara langsung di Instagram Live.

"Nanti kita tanya di grup, siapa yang ready untuk live di Instagram dan membahas buku. Nah, ini jadi salah satu bentuk memberdayakan perempuan dan ibu. Karena kalau sudah jadi ibu rumah tangga, untuk achieve satu buku aja rasanya sulit. Jadi ketika disuruh review buku, ini menjadi achievement juga," lanjut Jogi.

Baca Juga: Anette Isabella Kenalkan Art Therapy untuk Tangani Mental Health

4. Lingkar Baca ingin mencoba untuk menanamkan awareness serta membangun ekosistem literasi

Anggita Jogi, Inisiator Lingkar Baca yang Gaungkan Literasi KeluargaAnggita Jogi (dok. pribadi)

Goals atau tujuan utama dari Lingkar Baca adalah menanamkan awareness serta membangun ekosistem literasi. Menurut Jogi, ini menjadi dua fondasi awal untuk menciptakan kebiasaan membaca dan akhirnya menumbuhkan minat literasi.

"Tujuan utamanya awareness dulu nih. Jadi, dari yang tadinya gak aware, bisa menjadi aware. Lalu, akhirnya bisa mengaplikasikan kebiasaan membaca dan literasi ini ke lingkungan terdekat. Lalu, dilanjutkan dengan membangun ekosistem literasi. Karena sebenarnya membangun kesadaran literasi tuh bukan hanya tugas sekolah dan pemerintah, tetapi masing-masing individu," tutur Jogi.

Jogi juga menambahkan, membaca itu jangan 'menunggu waktunya', tetapi harus 'meluangkan waktunya'. Jika ingin memiliki minat membaca, memang harus dibiasakan. Tentunya, kebiasaan tersebut harus kita bangun dan ciptakan sendiri.

5. Membaca dan literasi menjadi fondasi untuk meningkatkan kualitas hidup

Anggita Jogi, Inisiator Lingkar Baca yang Gaungkan Literasi KeluargaAnggita Jogi (dok. pribadi)

Semenjak berada di dunia literasi, Jogi pun semakin menyadari berbagai dampak positif dari literasi. Menurutnya, membaca dan literasi memainkan peran kunci dalam membangun fondasi yang kokoh untuk meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan untuk membaca dengan baik gak hanya membuka akses ke pengetahuan dan informasi yang luas, tetapi juga memperluas wawasan.

"Manfaat dari literasi tuh banyak. Tapi yang pernah aku alamin sendiri, itu kualitas hidup sih. Kalau sudah literate, biasanya orang akan memanfaatkan informasi dan ilmu yang dia punya untuk keberlangsungan hidupnya gitu," ujar Jogi.

Ia menambahkan, membaca atau memiliki minat literasi itu penting. Literasi itu kunci untuk menjalankan kehidupan ini. Literasi juga bisa jadi jembatan bagi kita untuk memiliki skill problem solving. Kita cenderung bisa menyelesaikan masalah dengan lebih baik jika sudah cukup literate.

6. Tips ajarkan membaca kepada anak usia dini

Anggita Jogi, Inisiator Lingkar Baca yang Gaungkan Literasi KeluargaAnggita Jogi (dok. pribadi)

Jogi juga meyakini, literasi perlu diterapkan pada anak usia dini. Anak usia dini itu perkembangan otaknya memang maksimal atau dikenal sebagai golden age. Jika kita membiasakan membangun kegiatan literasi pada anak usia dini, maka itu akan menjadi kebiasaan baik bagi mereka. Mereka pun akan semakin terbiasa dengan dunia bacaan dan literasi.

"Aku ada tiga tips untuk membiasakan anak membaca buku. Pertama, ciptakan suasana menyenangkan. Jadikan membaca sebagai kegiatan menyenangkan tanpa ada pressure. Kedua, siapkan ketersediaan buku atau bacaan di rumah, semacam perpustakaan mini. Ketiga, mulailah kebiasaan baca dari orangtuanya itu sendiri," jelasnya.

Untuk bacaannya, mungkin orangtua bisa memilih bacaan ringan seperti buku dongeng atau graphic books. Lalu, pastikan juga orangtua memiliki minat membaca. Bagaimana pun, anak pastinya akan menyontoh kebiasaan orangtua.

Jogi mengatakan, ia juga menggunakan metode membaca nyaring. Membaca buku atau bacaan dengan suara yang nyaring. Hal tersebut bisa membuat anak familiar dengan kosakata baru dan dunia membaca. Mereka gak akan merasa asing dengan dunia bacaan dan literasi.

Kisah Anggita Jogi dalam memberdayakan ibu dan perempuan lewat literasi tentunya menjadi pelajaran baru bagi kita. Berawal dari keresahannya, Jogi berhasil menciptakan dampak baik untuk banyak orang.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Fery Farhati Selama Jadi Istri Gubernur DKI Jakarta

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya